Selasa, 29 Januari 2019

PENYAKIT KUSTA


Artikel
Narasumber: dr. Mega Permata, (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSMH)


Kusta adalahSuatu infeksi granulomatosa kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae
terutama menyerangkulit dan saraf, tetapi bisajugamengenai mata, traktus respiratorius, kelenjargetah bening, testis, dan sendi.

Cara penularannya belum dibuktikan secara jelas, saat ini lebih ke traktus respiratorius.
Infeksi subklinis banyak didaerah endemis:
Tidak menjadi penyakit
sangat sedikit menjadi sakit kusta.
Karena system kekebalan tubuh yang menyembuhkan.

Keadaan setelah terpapar M. leprae:

Penyebab:
Mycobacterium leprae
Bakteri gram (+), obligat intraseluler, basil tahan asam/ BTA: pengecatan dengan metode Ziehl-Nielsen modifikasi.

Gejala klinik:
Faktor risiko: birth in endemic area, relative of leprosy.
Masa inkubasi: bervariasi 4 - 40 tahun
Bercak di kulit: bervariasi makula, papul, nodul, infiltrat

Perubahan pada syaraf tepi:
1. Pembengkakan syaraf: auricular, ulnar, radial cutaneous, superficial peroneal, sural, posterior tibial
2. Gangguan sensoris pada bercak di kulit
3. Nerve trunk palsy
4. Glove and stocking anesthesia
5. Telapak tangan dan telapak kaki tidak berkeringat

Klasisikasi:
Ridley: TT, BT, BB, BL, LLs, LLp (berdasarkan reaksi imun seluler dari tinggi ke rendah).
WHO: Pausibasiler dan multibasiler

Tipe Tuberkuloid (TT):
Bercak di kulit 1 – 3
Makula, hipopigmentasi
Permukaannya kering
Bagian tepi lesi terdapat infiltrat
Matirasa: +

Tipe Lepromatosa (LL):
Bercak dengan infiltrat
Simetris
Mati rasa bisa: -
BTA: +
LL lanjutan:
Infiltrat menyebar, simetris
Nodul-nodul
BTA: +++
Madarosis
Kulit kering

Tipe Borderline (BL):
Lesi simetris
Jumlah banyak
Batas tak jelas, sbg tampak ada batas
Anestesi tak selalu ada di lesi
Anestesi bisa pola“glove n stocking”
Penebalan sy perifer simetris
BTA positif

Pausibasiler: bercak di kulit berjumlah 2-5 buah
Multibasiler: bercak di kulit berjumlah >5

Pemeriksaan fisik:
Status dermatologi: bercak di kulit
Pemeriksaan fungsi saraf:
1. Sensoris: di kulit: dengan nylon monofilamen atau kertas;
di plantar & palmar: dengan ujung ballpen
2. Otonom: keringat, tes Gunawan
3. Motorik: fungsi dan kekuatan otot

Pada mata:
Can cause a major morbidity in all types of leprosy.
Tuberculoid: anesthesia of cornea and conjuctiva, paralysis of orbicularis oculi muscle (lagophtalmus)
Lepromatous: infiltration of M.leprae in anterior chamber, cornea, sclera, episclera, ciliary body, iris.
Reactional st: episcleritis, scleritis and iridocyclitis.


Diagnosis:
Cardinal sign:
1. Anesthesia (matirasa)
2. Penebalan syaraf
3. Bercak di kulit
4. BTA positif pada tipe lepromatosadan boderline
Minimal 2 dari 3 kriteria pertama harus ada.

Kerusakan pada tangan dan kaki:
Karena otot paralisis, matirasa, dan kulit kering
Pada kaki terjadi: injury – ulcer – dapat berlanjut
Dapat menyebabkan kecacatan permanen

Diagnosis banding:
Pityriasis alba
Hipopigmentasi pasca inflamasi
Psoriasis
Mikosis fungoides
Limfoma kutis

Pengobatan:
WHO: MDT (multidrug treatment):

Pausibasiler: 
Setiap hari: Dapson 100 mg
Setiap bulan: Rifampicin 600 mg
Lama pengobatan selama 6 bulan

Multibasiler: 
Setiap hari : Dapson 100 mg
Clofazimin 50 mg
Setiap bulan:   Rifampicin 600 mg (supervisi)       
Clofazimin 100 mg
Lama pengobatan selama 12 bulan

Efek samping pengobatan:
Dapson
Hemolisis ringan, jarang terjadi anemia
Glucose 6 phosphate dehydrogenase deficiency: seldom cause a problem
DDS syndrome, etc
•Clofazimin: bacterisid lemah, mempunyai efek anti-inflamasi.
  Kulit berwarna: red – purple black

Edukasi pada pasien:
Tentang penyakitnya,
Beberapa hari setelah memulai terapi tidak menularkan lagi
Deformitas dapat dicegah
Perawatan mata dan anggota gerak juga penting selain makan obat


Komplikasi akibat kerusakan syaraf:
Merupakan penyebab uta kecacatan dan kelainan bentuk, dapat dicegah dengan:
Diagnosis dini
Penanganan yang tepat
Edukasi pasien
Follow up: Monitoring sensori and kekuatan otot tangan, kaki, dan mata

Pencegahan komplikasi:
Kulit kering: rendam dalam air + pelembab
o Jika terdapat penebalan kulit: sikat
Pasien harus selalu waspada
Matirasa pada tangan/kaki: perawatan sendiri, selalu diperhatikan
Matirasa pada kaki: gunakan sepatu yang tepat
Ulkus di telapak kaki: hindari bertumpu pada kaki


Salam
IP3Humas (Leni/PKRS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar