Rabu, 09 Januari 2019

Penatalaksanaan Stunting dan Bagaimana Mencegahnya



Talkshow Kesehatan “Dokter Kita" 09 Januari 2019, di LPP Radio Republik Indonesia Palembang, dengan topik, “ penatalaksanaan stunting dan bagaimana mencegahnya”, narasumber Dr. Julius Anzar, Sp.A(K)Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik RSUP Dr. Mohammad Hoesin/FK Unsri Palembang.

Stunting atau stunted growth atau nutritional stuntingmenurut WHO artinya adalah penurunan laju pertumbuhan panjang badan atau tinggi badan dalam keseluruhan proses pertumbuhan perkembangan yang ditentukan dengan nilai  “height for age” atau tinggi badan menurut umur di bawah dari  minus 2 standar deviasi dilihat dari  grafik The WHO child growth standards. Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford advanced learner’s dictionary , sebenarnya tidak ada kata ‘stunting’, yang ada stunted growth yang artinya pertumbuhan terhambat.  Bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, stunting berarti “perawakan  pendek”, salah kalau diartikan “kerdil” sebab kalau kerdil artinya perawakan pendek bukan karena faktor nutrisi sedangkan stunting atau pendek ini disebabkan oleh faktor kekurangan nutrisi.

Stunting sudah dimulai pada 1000 hari pertama kehidupan. Mengapa anak bisa stunting? Karena menurut WHO stunting berarti nutritional stunting, artinya penyebabnya adalah murni faktor nutrisi, yaitu nutrisi yang kurang baik kuantitas maupun kuantitas di masa pertumbuhannya. Tentunya faktor nutrisi  ini tidak berdiri sendiri tetapi dikaitkan dengan banyak faktor, termasuk status sosioekonomi, infeksi dan status gizi ibu.

Secara global pada tahun 2016, 22,9% atau 154,8 juta anak usia di bawah 5 tahun menderita stunting, bahkan di Indonesia angka tersebut lebih tinggi lagi mencapai 34% ( menempati urutan ke-5 dunia negara paling banyak stunting).

Penyebab stunting
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan stunting termasuk kesehatan dan nutrisi ibu yang buruk, praktek pemberian makan bayi dan anak tidak adekuat, dan infeksi. Kontribusi lainnya dari ibu terhadap stunting yaitu perawakan pendek, jarak kelahiran pendek, dan kehamilan di masa remaja yang mengakibatkan asupan nutrisi janin menjadi  tidak baik.


 Faktor-faktor yang meyebabkan anak stunting adalah sebagai berikut :
1.   Praktek pemberian makan bayi dan anak, termasuk pemberian ASI yang tidak eksklusif (tidak optimal) dan pemberian makanan tambahan yang terbatas dalam hal kuantitas, kualitas, dan variasi.
2.  Penyakit infeksi berat yang menyebabkan wasting, yang berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan linear, tergantung pada tingkat keparahan, durasi, dan kekambuhan, khususnya jika makanan untuk mendukung penyembuhan tidak cukup.
3.  Infeksi subklinis, yang disebabkan oleh paparan lingkungan terkontaminasi dan sanitasi yang buruk, dikarenakan malabsorbsi nutrisi dan kemampuan fungsi usus sebagai pencegah organisme penyebab infeksi berkurang.
4.   Kemiskinan dalam rumah tangga, pengabaian oleh pengasuh anak, praktek pemberian makan tidak responsif, stimulasi anak tidak adekuat, dan kerawanan pangan dapat saling berinteraksi untuk mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.
5.     Bayi-bayi berat badan lahir rendah dan bayi prematur bisa cendrung menjad stunting.

Anak tidak mau makan, apakah bisa jadi stunting? Apakah anak bisa diprediksi akan menjadi stunting? Karena stunting berarti nutritional stunting, anak yang tidak mau makan bisa menjadi stunting. Perlu diketahui pertumbuhan tinggi badan juga ditentukan oleh faktor genetik (keturunan). Kuantitas dan kualitas makanan sesuai umur dan perkembangan motorik makan penting untuk diperhatikan, tidak sekedar anak suka tidak suka. Harus pandai menyaring informasi tentang pola makan yang baik

Apakah anak bisa diprediksi akan menjadi stunting? Anak bisa diprediksi akan menjadi stunting dengan mengukur panjang badan / tinggi badan berkala sejak lahir. Setiap anak mempunyai potensi tinggi badan tertentu di usia tertentu. Potensi ini bisa ditentukan.

Bagaimana mencegah stunting?
Langkah-langkah mencegah nutritional stunting :
1. Ukur panjang badan/tinggi badan berkala agar tahu posisi apakah mendekati stunting atau sudah terjadi stunting.
2. Pemberian nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tinggi badan, Nutrisi tidak adekuat merupakan  satu dari banyak penyebab stunting. Fokus pada 1000 hari kritis pertama sejak dalam kandungan sampai pada ulang tahunnya yang kedua adalah sangat penting.

Meningkatkan praktek pemberian ASI secara optimal adalah kunci untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat. Inisiasi dini dan ASI eksklusif selama 6 bulan dapat melindungi dari infeksi saluran cerna.
Di antara intervensi paling efekstif untuk mencegah stunting selama masa pemberian makanan tambahan adalah meningkatkan kualitas diet anak. bukti menunjukkan bahwa diet makanan yang semakin beragam dan konsumsi makanan dari protein hewani berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan linear.
3. Jaga kesehatan secara kesuruhan
Untuk mengurangi stunting membutuhkan intervensi nutrisi secara langsung. Misalnya, ketersediaan makanan yang berkualitas dan kemampuan membeli makanan kaya nutrisi akan berdampak pada kemampuan suatu keluarga untuk menyediaan diet makanan yang sehat dan mencegah stunting anak.

Peran pemerintah sebagai pembuat program dan kebijakan, yaitu: meningkatkan identifikasi, pengukuran, dan pemahaman terhadap stunting; Memberlakukan kebijakan yang dapat menguatkan intervensi peningkatan gizi dan kesehatan ibu sejak masa remaja; menerapkan intervensi untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan praktek pemberian makanan tambahan; Memperkuat intervensi dalam masyarakat, termasuk air, sanitasi, dan kebersihan untuk mencegah dan melindungi terjadinya diare, malaria, kecacingan, dan infeksi subklinis lainnya pada anak.

Kesimpulan
1. Stunting bisa diprediksi sehingga bisa dicegah
2. Stunting berarti nutritional stunting artinya faktor nutrisi sangat menentukan
3. Peran pemerintah sebagai pembuat program dan kebijakan, yaitu: meningkatkan identifikasi, pengukuran, dan pemahaman terhadap stunting.

Referensi:
World Health Organization (WHO). 2014.WHA Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. 
Lampiran:
(sumber: Sekretariat Wakil Presiden RI)


Salam  IP3Humas (tika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar