Selasa, 28 Juli 2015

Optimalkan Hasil, Pemeriksaan Kesehatan Dua Hari




Pemeriksaan Kesehatan Cabup dan Cawabup wilayah Sumsel

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sumsel merujuk Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang sebagai Rumah Sakit penyelenggara pemeriksaan kesehatan kandidat Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) di Sumsel yang rencananya akan dilaksanakan pada 29 dan 30 Juli mendatang.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSMH Palembang, Dr Msy Rita Dewi Mustika Sp A (K) mengatakan, pemeriksaan kesehatan Cabup dan Cawabup di Sumsel akan diselenggarakan pada dua hari. Karena, jumlah kandidat yang mencapai 42 orang tidak memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan dalam satu hari terlebih lagi pemeriksaan yang harus diikuti juga tidak sedikit.
            “Semua telah di atur oleh IDI Sumsel dan untuk persiapan sendiri telah rampung, dengan jumlah kandidiat yang banyak akan dibagi menjadi dua hari dan diperkirakan bisa menyelesaikan pemeriksaan sekitar 20 orang dalam satu harinya,” kata dia, yang dibincangi Sumatera Ekspres diruang kerjanya, kemarin (27/7).

            Selain jumlah kandidat yang cukup banyak, pihaknya juga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan dan tetap menjaga kualitas peserta agar hasil dari pemeriksaan optimal. Tak tanggung-tanggung, pihaknya juga mengerahkan sedikitnya 25 tim medis dengan latar belakang ilmu yang berbeda sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
            Ke-25 tim medis tersebut, terdiri dari spesialis jantung, paru, ginjal, THT dan sebagainya. Masing-masing kandidat akan mengikuti sedikitnya 12 sesi pemeriksaan, yang dimulai dari pengisian formulir, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan mental. “Semua dilakukan pemeriksaan, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki masing-masing kandidat,” tegasnya.
            Pada masing-masing sesi, kata dokter yang akrab di sapa Rita ini, kandidat akan mengikuti pemeriksaan yang memakan waktu 10- 15 menit, jikapun ada pemeriksaan yang memakan waktu lama, kisarannya hanya 20 menit dan semua pemeriksaan dilakukan di ruang khsusu Medical Check Up (MCU) RSMH gedung Graha Spesialis lantai 2, ruang khsusus ini juga untuk menjaga privasi dari masing-masing kandidat.
            “Meskipun akan diserbu oleh kandidat Cabup dan Cawabup, pemeriksaan ini tidak akan menganggu pelayanan RS, mengingat MCU adalah runag khsusus yang memang diperuntukkan untuk pemeriksaan kesehatan kandidat,” pungkasnya. (may)
(Liputan Irma sumek- Foto Dj Ami RSMH)

Senin, 27 Juli 2015

Kunjungan DPD RI ke RSMH Palembang



RSMH Siap Jadi RS Rujukan Nasional

Persiapan Rumah Sakit (RS) rujukan nasional diperkirakan butuh waktu lima hingga sepuluh tahun, jangka waktu tersebut digunakan untuk mematangkan pemenuhan infrastruktur, seperti alat kesehatan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah.


Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Sumsel, Abdul Aziz saat melakukan kunjungan dengan Direktur Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) berserta jajarannya mengatakan, pengawasan dalam bidang kesehatan terus dioptimalkan seiring dengan berjalannya program Jaminan Kesehaatan Nasional (JKN). RSMH sebagai RS tipe A Sumsel terus memberikan pelayanan terbaik dan terus bebenah menuju RS rujukan nasional.
            “Sebagai RS rujukan nasional untuk lima provinsi, juga harus diimbangi dengan pelayanan dan infrastruktur terbaik serta ditunjang dengan alat medis yang canggih,” ungkapnya. Dari hasil kunjungan yang dilakukan, pihaknya memberikan dukungan dan akan menyurati menteri terkait sesuai dengan laporan dari hasil survey.
            Direktur Utama RSMH Palembang, Dr Muhammad Syahril Sp P MPH mengatakan, sistem rujukan berjenjang, diberlakukan agar masyarakat mengakses layanan kesehatan secara maksimal. Sistem ini terus dioptimalkan beriringan dengan diberlakukannya JKN, sehingga masyarakat dapat mengikuti alur pelayanan kesehatan mulai dari primer, sekunder dan tersier.
Sejak diberlakukannya JKN oleh pemerintah, peran puskesmas, klinik dan dokter keluarga menjadi lebih optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dengan sistem rujukan nasional, masyarakat tidak perlu terburu-buru pergi ke RS tipe A.
"Sistem rujukan berjenjang ini harus terus di galakkan. Pasalnya, kebanyakan masyarakat memilih mendapatkan pelayanan kesehatan langsung dari RS dengan tipe besar, itu artinya masih belum bisa memanfaatkan RS dengan tipe di bawahnya,"ungkapnya. Namun demikian, kondisi saat ini sudah terlihat kemajuan, karena masyarakat sudah mulai mengerti alur rujukan yang harus diikuti.
Seperti diketahui, lanjut dia, setiap RS tidak diperbolehkan melakukan penolakan pasien dalam kondisi apapun. Namun, jika kondisi dilapangan, kesadaran masyarakat masih minim akan sistem rujukan ini, kembali RS yang menjadi sasaran cemooh dan caci maki masyarakat.
Padahal, RS dengan tipe C atau B bukan bearti tidak memiliki kualitas yang baik, jika dalam kondisi penyakit ringan sebaiknya mulailah dengan melakukan pengobatan pada puskesmas, hingga ke RS tipe C dan B sehingga pembludakan pasien di RS tipe A masih bisa diminimalisir.
Jika tidak ada sistem rujukan berjenjang, maka dokter umum akan kewalahan menangani jumlah pasien yang membludak. Antrian panjang, pelayanan menjadi lama dan tidak maksimal, serta tenaga medis di RS tersebut juga berpotensi kelelahan dan berbahaya jika memaksakan menangani membanjirnya jumlah pasien.
Untuk menjadi RS rujukan nasional, tidak dapat tersebar di semua daerah-daerah. Satu RS yang ditujuk sebagai RS rujukan, salah satunya RSMH, untuk wilayah sekitar dengan kriteria dapat menerima pasien lebih dari empat provinsi. Dengan wilayah daerah padat, mampu akreditasi nasional, miliki layanan rujukan, memiliki pelayanan jantung, otak, beda, unkologi yang menjadi unggulan.
"Mutu pelayanan, kemampuan menangani kasus yang sulit, bukan hanya satu atau dua orang pertim dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi dan idealnya setiap kabupaten memiliki RS rujukan, hanya saja harus disesuaikan dengan kondisi kepadatan penduduknya,"pungkasnya.
(Liputan Irma Sumek- Foto Dj Ami RSMH)

Minggu, 26 Juli 2015

Mereka yang Tetap Bertugas pada Hari Raya (1)





Tak Bisa Silaturahmi, Bawa Kue Lebaran ke RS

            Tak semua orang bisa menikmati Lebaran bersama keluarga. Contohnya saja, Meliani Oktaria. Perawat RSMH Palembang ini harus menjalankan tugasnya. Meski merasa sedih, namun, ada hikmah yang tetap ia petik. Seperti apa?
            Siang itu, suasana RSMH Palembang tampak sepi. Aktivitas di ruang tunggu rawat jalan, rawat inap yang biasanya sesak tak terlihat. Hanya beberapa orang yang datang ke sana. Gedung Graha Spesialis juga tampak lengang. 


            Meski jadwal praktik dokter masih berlangsung, tak ada antrean pasien seperti biasanya. Itulah kondisi pada H-2 Lebaran, kemarin. Hanya ada beberapa pasien menunggu. Mereka ingin mendapatkan pelayanan berserta beberapa petugas yang berjaga.
            Puncaknya, pada hari H Lebaran, tak terlihat barisan mobil dan motor. Gedung rawat jalan dan Graha Spesialis juga terkunci. Begitu juga dengan bangsal rawat inap pasien. Banyak bed yang kosong karena ditinggal pasien yang pulang jelang Lebaran.
            Tatkala wartawan mengunjungi ruang Yasmin B. Di sana, ada dua perawat yang sedang sibuk. Mereka mengisi buku tugasnya sambil mencicipi makanan ringan yang ada di atas meja. “Maaf lahir batin,” katanya. Tak jauh dari mereka, beberapa potong ketupat lengkap berserta lauknya terpajang di sisi kiri meja panjang.
            Tiba-tiba seorang wanita menghampiri wartawan koran ini. Ia menyapa dengan ramah.  Itulah Meliani, ia baru saja mengontrol pasien di bangsal-bangsal. Cerita langsung mengalir dari mulut wanita kelahiran 28 September 1980 itu. “Memang kondisi pasien lebih sepi dibandingkan dengan hari biasa, karena sudah banyak yang pulang,” katanya.
Meski sedang hamil enam bulan, ia tetap menikmati setiap tugas yang diberikan padanya. Termasuk juga bertugas selama hari raya. Usai menjalankan salat Ied di rumah. Ia pun langsung bergegas menuju RSMH. Sehingga tidak sempat melakukan silaturahmi dengan sanak saudara.
Bahkan, ia terpaksa meninggalkan kedua anaknya bersama suami yang kebetulan juga perawat dan mendapatkan cuti. Banyak suka dan duka yang ia alami. Sukanya, bisa menyalani pasien. Hal ini dianggapnya sebagai ibadah. “Dukanya ya itu tidak bisa bersama keluarga,” tegasnya.
Sejak dua tahun bertugas di RSMH. Ia  selalu mendapatkan tugas di hari raya. Meski begitu, ia tak melupakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Semua keperluan Lebaran suami dan anak-anak sudah dipersiapkan dengan matang. “Anak saya masih kecil-kecil belum begitu mengerti kenapa ibunya pada saat Lebaran masih tetap kerja, tapi juga sudah mendapatkan penjelasan,” ulasnya.
 (Tulisan  Irmayani- sumek -  foto  Dj Ami RSMH)



Jumat, 24 Juli 2015

Telah terbit Majalah RSMH Palembang yaitu RSMH Hospital Magazine edisi ke 6

                           Media RSMH




Telah terbit RSMH Hospital  Magazine  edisi ke 6. Tahun 2015 yang merupakan media  informasi dan edukasi  kesehatan. Majalah yang terbit setiap 3 bulan sekali berisi tentang berita kegiatan Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang serta info-info kesehatan.

Instalasi Humas, Pemasaran dan Pengaduan Pelanggan Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang mengucapkan  terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbinya majalah ini
 
Semoga kehadiran majalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.(As)

berita.dn foto,.. suhaimi@humas