Selasa, 27 September 2016

BPJS dukung RSMH terapkan REGISTRASI ON LINE



KUNJUNGAN KERJA
DIREKTUR HUKUM, KOMUNIKASI DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA ( HAL ) BPJS PUSAT
KE RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
MEMBAHAS PELAYANAN BPJS DI RSMH TENTANG SITEM ANTRIAN PELAYANAN PASIEN

Pada Selasa. 27 September 2016 kemarin, bertempat diruang rapat direksi, Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan (DR.dr.HM. Alsen Arlan,Sp.B,KBD, MARS ) dan Direktur Keuangan ( Drs. Bastian, MM) serta  pejabat structural dan non structural RSMH Palembang, menyambut hangat dalam suasana kekeluargaan, menerima kunjungan kerja Direktur Hukum, Komunikasi dan HAL yaitu dr. H. Bayu Wahyudi,Sp.OG,MPHM dan pejabat BPJS Regional Sumatera Selatan dan Tim.
Dalam kesempatan kunjungan kerjanya  dr. Bayu Wahyudi yang pernah menjabat sebagai direktur utama RSMH Palembang berkomentar,  kedatangannya ke RSMH ini seperti kembali kerumah sendiri, bernostalgia dan bersilahturahmi dengan sahabat serta keluarga besar RSMH  yang berlangsung hangat dan akrab.
Dalam arahannya Bayu Wahyudi mengatakan cukup bangga dan responsive dengan meningkatnya mutu pelayanan public dan pembangunan infra struktur RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang disegala bidang,  terlihat dari waiting time dan respon time pelayanan yang  semakin baik.    Dikatakannya “ Perpendek Antrian“ merupakan sistem untuk pengelolaan Antrian pasien, yang diharapkan mampu melayani  mulai dari :
-          Pendaftaran pasien, Poliklinik atau ruang periksa dokter
-          Apotik atau farmasi, Kasir dan sarana penunjang medik.
Dengan tujuan memberi kemudahan pengelolaan pasien, serta kemudahan bagi pasien itu sendiri dan terciptanya kondisi kerja yang efektif dan efisien. Peningkatan sistem pelayanan (Bridging system) akan meningkatkan pelayanan dalam rangka Akreditasi JCI, dan diharapkan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dapat segera dilaksanakan yang merupakan amanat UU no. 40 tahun 2004. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagai Role Model (sebagai model acuan atau contoh ) sistem antrian berbasis On Line  diharapkan tidak membedakan pasien BPJS BPI dan Non BPI,  One Team,one Vision,  One Goal dan tidak melanggar Hukum.
Bila Bridging System dan mandiri berjalan baik maka  berdampak pada kelancaran pelayanan pasien BPJS dan SEP ( Surat Egibilitas Peserta ), pasien dapat mendaftar melalui Registrasi Online membantu kelancaran sistem antrean pasien, sehingga mengatasi keruwetan antrian ujar Sugiyanto yang menjabat sebagai Kepala T I Regional BPJS.
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan antara lain :
1.      Membuat schedule perencanan dalam rangka implementasi sitem antrean registerasi.
2.      Ditunjuk PIC masing masing pihak, yang menyangkut IT dan  isi IT
3.      Target dan POA
4.     Sistem online pasien, diharapkan pasien dapat bertemu dokter sesuai jam dan nomor antriannya, yang sudah dirancang oleh bidang pelayanan medik RSMH Palembang
Dalam pertemuan ini Kepala Bidang pelayanan  RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dr, Msy. Rita Dewi Arifin,Sp.A (K), MARS  juga mengatakan ,untuk mencapai kelancaran Sistem Antrian pasien  tersebut yang  merupakan pilot project ,perlu menyamakan persepsi dan kerjasama yang baik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan pihak BPJS agar tercapai tujuan yang ditargetkan terlaksana pada bulan Oktober 2016 nanti.
Liputan. Usni Darmiani, Suhaimi ( Humas RSMH )

Jumat, 23 September 2016

PEMERIKSAAN KESEHATAN PILKADA MUBA



PEMERIKSAAN KESEHATAN PILKADA MUBA

Pemeriksaan kesehatan calon Kepala Daerah Muba digelar hari ini Sabtu 24 September 2016 di Graha Eksekutif RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang. Acara dihadiri oleh Direktur Medik dan Keperawatan Dr.dr.H.M.Alsen Arlan,Sp.BKBD,MARS, Ketua KPU MUBA, Ketua IDI MUBA serta keempat cabup dan cawabup MUBA. Pasangan Cabup pertama adalah Dodi Reza Alex, MBA Dan Cawabup Beni Hernedi dan Pasangan Cabup kedua Amiri Aripin dan Cawabup Ahmad Toha.
Ada yang berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya, dimana untuk pemeriksaan Narkoba (urine dan Skrinning rambut) melibatkan BNN Prov.Sumsel, sedangkan untuk pemeriksaan psikologi melibatkan pihak Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia).
RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang adalah badan layanan umum yang ditunjuk sebagai fasilitator pemeriksaan kesehatan cabup dan cawabup Muba ditunjuk oleh KPU atas rekomendasi dari IDI Muba.
Pada pemeriksaan kesehatan ini RSMH Palembang bekerjasama dengan 3 organisasi yaitu: IDI, Himpsi dan BNN Prov. Sumsel.Tim pemeriksa kesehatan berjumlah 25 orang dokter Spesialis yang terdiri dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Jantung dan Paru-paru, Dokter Spesialis Bedah Digestif, Urologi dan Ortopedi, Dokter Spesialis Syaraf,Mata,THT,Radiologi,Obgin,Laboratorium Klinik, Gigi dan mulut, Jiwa, Patologi Anatomi, Tim Himpsi dan Tim BNN Prov.Sumsel.

Status kesehatan harus dinyatakan oleh suatu tim medis yang profesional  dan impartial (assessing physicians) yang dibentuk secara resmi dan khusus untuk itu, terdiri dari dokter ahli yang kompeten dan memiliki kredibilitas tinggi di lingkungan profesi. Dokter penilai kesehatan (Assessing Physicians) adalah dokter yang memiliki izin praktik dan kewenangan klinis, tidak mempunyai hubungan dokter -pasien dengan terperiksa dan hanya melakukan penilaian untuk kepentingan pembuat keterangan kesehatan.
Status kesehatan dibutuhkan oleh calon pengemban jabatan  agar dapat melakukan kegiatan fisik sehari-hari tanpa hambatan, tidak memiliki penyakit penyakit yang diperkirakan akan mengakibatkan kemampuan fisik dalam 5 tahun kedepan,serta memiliki kesehatan jiwa sehingga tidak kehilangan kemampuan dalam melakukan observasi,menganalisis dan membuat keputusan serta mengkomunikasikannya.

 
                                                        
 Penilaian status kesehatan dilaksanakan serangkaian pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan protokol yang sesuai dengan standar profesi kedokteran dan meliputi pemeriksaan anamnesis dan analisis riwayat kesehatan,pemeriksaan jiwa,pemeriksaan jasmani , pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium yang diakhiri dengan rapat pleno tim penilaian kesehatan setelah seluruh hasil pemeriksaan kesehatan selesai.
Pemeriksaan kesehatan akan dilanjutkan pada hari Senin, 26 September 2016 dengan pemeriksaan dari tim Himpsi.
TIM HUMAS RSMH @yeri-rita





Kamis, 22 September 2016

PERTEMUAN ILMIAH PERAWAT



PERTEMUAN ILMIAH PERAWAT

“Ucapan terimakasih atas pengabdian dan dedikasi kepada 23 orang tenaga  paramedis RSMH yang telah memasuki masa purnabakti atas nama Jajaran Direksi dan Seluruh karyawan/Karyawati RSMH,”demikian disampaikan Ka.Bidang Keperawatan Indah Nurmaladewi,S.Kp,MHSN,ETN dalam acara  Pertemuan Ilmiah Keperawatan dengan tema : Perpisahan perawat yang memasuki masa purnabakti.
Acara dihadiri oleh Ka.Bidang Keperawatan Indah Nurmaladewi,S.Kp,MHSN,ETN , Ketua Komite Keperawatan Hj.Pasmawiyah,SPd,M.Kes ,Ketua panitia Arisan Perawat Nurlela,SKM dan  para tenaga paramedis perwakilan setiap unit/instalasi  di lingkungan RSMH Palembang, pada hari Kamis 22 September 2016 di Aula Gedung Utama RSMH Palembang.
Ketua Komite Keperawatan Hj.Pasmawiyah,SP.d, M.Kes dalam sambutannya mengatakan bahwa memasuki masa pensiun bukan berarti tali silahturahmi terputus namun agar silahturahmi tetap terjaga, ke-23 orang perawat yang memasuki masa purnabakti agar dapat terus berkarya dan kepada para perawat yang masih aktif bekerja agar dapat mengambil hikmah dan suri tauladan dari para senior atas jasa dan pengabdiannya selama ini bersama-sama membangun RSMH yang kita cintai.
Diakhir acara, diberikan cinderamata sebagai kenang-kenangan untuk para perawat purnabakti, dilanjutkan dengan acara hiburan dan makan siang bersama.
Masa pensiun bukan akhir dari proses aktivitas dan kreativitas, otak harus terus dirangsang untuk terus berfikir dan berfikir. Pengabdian tidak berhenti hanya karena kita memasuki Purna Tugas. setelah masa pensiun, semangat dan optimisme harus tetap menyala. Kontribusi seorang pensiunan justru semakin nyata dan diperlukan pada saat ia terjun dalam kehidupan bermasyarakat.
Selamat memasuki masa purna bakti/pensiun kepada 23 orang  perawat  , semoga masa pensiun ini dapat dinikmati dengan penuh rasa kebahagian dan suka cita.
Humas@Yeri/Rita

Selasa, 20 September 2016

DEQUERVAIN SYNDROME



AWAS..!!! DEQUERVAIN SYNDROME


Jika Anda terlalu banyak menulis, mengetik di hand phone ataupun komputer, pekerjaan seperti pengrajin,mungkin anda merasakan juga pengalaman terkena De Quervain syndrome, untuk mengetahui apa itu De quervain Syndrom, pada tanggal 19 September 2016 Instalasi Pelayanan Pelanggan, PKRS & Humas bekerjasama dengan Instalasi Rehabilitasi Medik memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga yang rutin dilakukan setiap bulannya. Narasumber pada penyuluhan kali ini Wenny Tristiani, S.Ft dengan judul materi “ FISIOTERAPI PADA KONDISI DEQUERVAIN SYNDROME”

De Quervain Tendinosis/Tenosynovitis adalah peradangan tendon ibu jari atau pembengkakan tendon ibu jari dan selubungnya, yang terletak di sisi pergelangan tangan di pangkal ibu jari tangan.Tendon adalah ujung-ujung otot yang berbentuk pita dan terdiri dari serat kolagen,  yang melekatkan  otot ke tulang. Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang.  Tendon tidak memiliki kemampuan berkontraksi seperti otot, tetapi dapat memanjang (meregang). Aktifitas berulang yang memicu timbulnya peregangan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan atau masalah pada tendon dan selubungnya.

PENYEBAB

Penyebab pasti dari De Quervain Tendinosis/Tenosynovitis atau Ibu Jari Gamer (Gammer’s thumb) tidak diketahui. Namun setiap kegiatan yang mengandalkan gerakan tangan berulang,pemakaian otot yang berlebihan, umumnya terjadi di sekitar pergelangan tangan, misalnya terlalu banyak menulis, mengetik di hand phone ataupun komputer, pekerjaan seperti pengrajin, bekerja di kebun, bermain golf atau mengangkat raket olahraga atau mengangkat bayi, barang bawaan, dll akan menyebabkan tendon bergerak keluar masuk melewati terowongan (selubung tenosynovium) berulangkali. Peningkatan gesekan ini mungkin mengiritasi dan memicu terjadinya peradangan tendon dan pembengkakan tendon maupun lapisan tenosynovium.
Gangguan ini biasanya terjadi setelah menggunakan pergelangan tangan berulang-ulang. Gejala utama adalah rasa nyeri pada samping ibu jari pada pergelangan tangan dan dasar ibu jari, yang bertambah parah dengan gerakan. Daerah pada dasar ibu jari pada pergelangan tangan juga melembek.

Penyebab De Quervain Tendinosis/Tenosynovitis yang lain, meliputi:

•  Cedera langsung yang mengenai pergelangan tangan atau tendon, dapat  memicu terjadinya jaringan parut dan akhirnya dapat membatasi pergerakan tendon.  

•   Penyakit Arthritis inflamasi, seperti rheumatoid arthritis, dapat menyebabkan terjadinya tenosynovitis di area tersebut.

•  Orang antara usia 30 dan 50 memiliki risiko lebih tinggi terkena de Quervain tenosynovitis dibanding kelompok usia lainnya. 

TANDA  dan  GEJALA
1. Jika ditekan terasa tidak nyaman pada daerah tersebut

2. Terkadang terasa adanya hambatan gerak pada ibu jari

3. Adanya nyeri tekan pada proccesus styloideus radii

4. Gerakan aktif menimbulkan rasa nyeri yang hebat

DIAGNOSA
Untuk mendiagnosa gangguan tersebut, seorang dokter melakukan tes finkelstein. Orang tersebut menekuk ibu jari yang terkena ke dalam telapak tangan dan mengepal jari-jari tersebut di atas ibu jari. Dengan telapak tangan menghadap ke atas, dokter memutar telapak tangan ke tubuh. Jika gerakan ini menyebabkan rasa sakit, tes tersebut adalah positif untuk sindrom de quervain.



PENGOBATAN
Istirahat, berendam air hangat, dan obat-obatan anti-peradangan nonsteroidal (NSAIDs) efektif hanya untuk kasus yang sangat ringan. Suntikan kortikosteroid ke dalam penutup tendon sangat membantu dalam 80 sampai 90 % kasus; operasi kadang kala diperlukan.

 Beberapa cara yang dilakukan pada pengobatan De Quervain

Tendinosis/Tenosynovitis secara konservatif yaitu :

1. Penggunaan penyangga atau alat support (brace atau tapping) yang         berguna untuk mengistirahatkan pergelangan tangan dan ibu jari dari gerakan-gerakan yang dapat memperparah iritasi dan peradangan. Alat ini dapat digunakan selama  4 hingga 6 minggu. 

                     Penggunaan Brace atau Alat Penyangga
 
                                          Penggunaan Tapping

2.  Kompres es dapat dilakukan pada kondisi akut dengan nyeri yang hebat.     Lakukan kompres kurang dari 20 menit setiap kalinya dan dapat dilakukan 3-4 kali dalam sehari selama 3 hari.

3.  Penggunaan obat-obatan pereda nyeri sederhana (over the counter) dibenarkan. Namun bila keluhan semakin berlanjut, biasanya dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan obat anti inflamasi generasi lanjut seperti ibuprofen, naproxen atau obat lainnya.

4. Jika langkah-langkah sederhana gagal untuk mengontrol gejala, dokter mungkin menyarankan suntikan kortison ke dalam terowongan tendon. Kortison dapat mengurangi pembengkakan tenosynovium dan dapat meredakan gejala sementara. Suntikan kortison biasanya akan mengontrol peradangan pada tahap awal dari masalah dan harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman melakukannya.


Terapi Fisik (Fisioterapi) dan latihan fisik

Terapi ini memadukan antara latihan fisik dan terapi dengan menggunakan beberapa alat yang menggunakan metode fisika   seperti alat ultrasound (menggunakan gelombang suara), laser, terapi cahaya infrared (panas) dan alat-alat lain dengan tujuan untuk mengurangi peradangan, rasa sakit dan meningkatkan penyembuhan.


   Gambar Terapi Laser


Terapi fisik De Quervain Tendinosis/Tenosynovitis umumnya dilakukan 6 sampai 8 minggu bersamaan dengan latihan fisik yang bertujuan untuk memperkuat dan menstabilkan otot-otot dan sendi di tangan dan ibu jari. . Latihan lain digunakan untuk meningkatkan kontrol motorik halus dan ketangkasan ibu jari dan pergelangan tangan.      

Dokter atau terapis juga akan mengajarkan dan membantu menemukan cara untuk melakukan tugas-tugas atau aktifitas sehari-hari dengan tidak terlalu banyak memberi tekanan pada ibu jari dan pergelangan tangan. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan kelainan berlanjut.

Pengobatan De Quervain Tendinosis/Tenosynovitis secara operasi dilakukan apabila dalam waktu 6-8 minggu tidak ada perbaikan dengan terapi konservatif atau bahkan keluhan semakin bertambah hebat.

Dokter bedah akan melakukan sayatan untuk membuka dan menciptakan lebih banyak ruang untuk tendon sehingga tendon tidak saling bergesekan pada saat bergerak.

(Tim Promkes RS : Nas, Noy)