Minggu, 29 Maret 2020


10-15 PERSEN KASUS TB TERJADI PADA ANAK
Oleh dr. Fifi Sopia, Sp.A (K)


Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberculosis  (TB/TBC) sedunia. Indonesia merupakan Negara peringkat ketiga kasus TB terbanyak. Tak hanya pada dewasa, proporsi kasus TB anak  di Indonesia dari tahun 2010 -2018 berkisar 9,4 -11 persen. Sesuai dengan modelling kasus TB Anak yang diperkirakan 10 -15 persen dari kasus TB dewasa.

Dokter spesialis anak konsultan paru anak dari RSMH Palembang , dr. Fifi Sofia, Sp.A (K), menyebut,” TB atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis (kuman TB) yang menyerang organ paru. Namun TB ini bisa juga menyerang organ lain, seperti kelenjar, tulang, selaput otak, usus, kulit dan lainnya,” katanya.

TB adalah penyakit menular, kuman TB berasal dari percik renik atau droplet nuklei. Ukurannya sangat kecil, kuman kecil itulah terhirup dan dapat mencapai alveolus paru. Faktor risiko terkenanya seorang anak tergantung dari tingkat penularan,  lamanya pajanan dan daya tahan tubuh si anak,” ungkapnya.

Gejala TB pada anak sama dengan dewasa, yakni batuk lama lebih dari dua minggu, yang sepertinya tanpa sebab jelas dan tidak membaik dengan pengobatan batuk biasa. Demam lama lebih dari dua pekan tanpa sebab yang jelas, biasanya tidak terlalu tinggi, berat badan turun atau tidak naik dalam dua bulan sebelumnya atau gagal tumbuh walau telah diberi pengobatan gizi, lesu atau malaise ditunjukan anak kurang aktif,” katanya.

Anak akan sangat berisiko tertular TB jika kontak erat dan terpapar pasien TB yang dahaknya mengandung kuman TB. Daya tahan anak yang rendah atau anak yang mempunyai penyakit kronis  atau penyakit yang menurunkan daya tahan tubuh seperti HIV juga sangat rentan.

Faktor risiko lain adalah  anak yang tidak  mendapat imunisasi BCG. Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat karena banyaknya polusi, etika batuk yang tidak diterapkan, juga status gizi anak yang kurang atau buruk,” tambah dr. Fifi.

Pencegahannya sejak lahir anak diberi ASI , diberi imunisasi BCG, upayakan gizi baik, lingkungan sehat, etika batuk yang benar, jauhkan dari pasien TB. “ Bila terpapar dengan pasien TB pada anak balita dan anak dengan penyakit kronis yang belum bergejala sakit TB, dapat diberikan pengobatan penceghan dengan INH atau  anti biotik pengobatan TB,’ jelasnya.

Pengobatanya cukup panjang, yakni enam bulan harus patuh obat, “obat Anti TB (OAT) diberikan gratis. Dapat diperoleh melalui pelayanan TB DOTS yang ada di Puskesmas dan RS,” pungkasnya.

(promkes)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar