Artikel
Dr. Selly Marisdina,
SpS(K), MARS
Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah
ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Di Amerika Serikat, stroke menempati
urutan kedua penyebab kematian setelah penyakit jantung. Di Indonesia, data
nasional menunjukkan stroke sebagai penyebab kematian tertinggi. Stroke adalah
salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan
kecacatan dalam kehidupan manusia. Angka kejadiannya 5 juta per tahun, dan
tampak mengalami peningkatan di negara berkembang. Setiap 40 detik satu orang
akan mengalami stroke dan setiap 4 menit seseorang meninggal karena stroke.
Dalam satu tahun diperkirakan 137.000 meninggal karena stroke. Empat puluh
persen kematian stroke terjadi pada laki-laki dan 60% terjadi pada wanita.
Selain angka kematian dan kecacatan yang tinggi, biaya yang dikeluarkan untuk
mengobati stroke sangat tinggi. Di Amerika pada tahun 2010, dana yang
dikeluarkan untuk mengobati stroke sebesar 73,7 juta dolar
PEMBAGIAN STROKE
Stroke dibagi atas 2 yaitu stroke sumbatan dan stroke
perdarahan. Pada stroke sumbatan terjadi hambatan alirah darah ke bagian otak
tertentu. Pada stroke perdarahan terjadi perembesan darah ke jaringan otak
akibat pembuluh darah yang melemah bocor. Dari keseluruhan stroke, 87% adalah
iskemik dan 10% adalah stroke perdarahan intraserebral dan 4% adalah stroke
perdarahan subaraknoid.
Seseorang yang berisiko untuk mengalami stroke dikenal dengan
Stroke Prone Person, yaitu seseorang yang memiliki faktor risiko untuk
terjadinya stroke. Ada 2 faktor risiko stroke yaitu faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. 90% stroke diakibatkan oleh
faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain tekanan darah tinggi,
obesitas, hiperglikemia, hiperlipidemia dan gangguan ginjal, dan 74% diakibatkan
oleh faktor risiko behavioral, seperti merokok, gaya hidup, dan diet yang tidak
sehat. Secara global, populasi udara berkontribusi 29% sebagai faktor risiko
stroke
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia,
jenis kelamin, herediter dan ras/etnik.
GEJALA-GEJALA STROKE
Gejala yang mudah dikenali apabila terserang stroke yaitu pada
wajah, lengan dan cara bicara. Wajah akan jatuh ke salah satu sisi dan akan
tampak mengot pada seseorang yang menderita stroke. Salah satu lengan akan mengalami
kesulitan mengangkat atau memegang benda. Dari cara bicara, penderita yang
mengalami stroke akan terdengar pelo atau cadel.
Berdasarkan data dari 28 rumah sakit, gejala dan tanda klinis
dari stroke adalah sebagai berikut:
1. Gangguan motorik
2. Nyeri kepala
3. Bicara pelo atau disartria
4. Gangguan sensorik
5. Muntah
6. Kesulitan bicara atau disfasia
6. Vertigo
7. Tidak sadar
8. Kejang
9. Gangguan penglihatan atau visual
10. Gangguan keseimbangan
11. Migren
Apabila seseorang mengalami gejala-gejala ini sebaiknya tanpa
menunda untuk segera menghubungi rumah sakit atau pusat kesehatan. Pengobatan
stroke berpacu dengan waktu, periode emas penanganan stroke adalah 4,5 jam.
Semakin cepat seseorang yang mengalami stroke mendapatkan pengobatan akan menurunkan
angka kematian dan kecacatan pada penderita stroke.
PENCEGAHAN STROKE
Meskipun berdasarkan penelitian didapatkan satu dari empat orang
diperkirakan akan mengalami stroke, tetapi berdasarkan penelitian, kondisi
stroke ini 80% dapat dicegah.
Beberapa langkah sederhana untuk mencegah terjadinya stroke
antara lain:
Kontrol tekanan darah. Setengah dari keseluruhan stroke
berhubungan dengan tekanan darah yang tinggi. Kontrol tekanan darah dengan
perubahan gaya hidup atau dengan obat-obatan akan menurunkan risiko terjadinya
stroke
Olah raga lima kali per minggu. Lebih dari sepertiga dari
keseluruhan stroke terjadi pada orang yang tidak cukup berolah raga. Olah raga
sedang 20-30 menit lima kali per minggu akan menurunkan risiko stroke
Diet sehat yang seimbang. Hampir seperempat dari keseluruhan
stroke berhubungan dengan diet yang tidak sehat. Diet sehat yang kaya akan
buah-buahan dan sayuran segar dan mengurangi konsumsi makanan siap saji akan
menurunkan risiko terjadinyo stroke
Menurunkan kadar kolesterol. Lebih dari satu dalam 4 pasien
stroke dihubungkan dengan kadar kolesterol LDL yang tinggi. Diet lemak saturasi
rendah, menghindari makanan siap saji dan olah raga yang teratur akan
menurunkan risiko stroke. Jika tidak dapat mempertahankan kadar kolesterol
dengan pola hidup sehat, mungkin dibutuhkan obat-obatan penurun kadar
kolesterol sesuai anjuran dokter.
Menjaga berat badan yang ideal. Hampir satu dari lima orang yang
mengalami stroke berhubungan dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Menjaga
Boddy Mass Index ideal akan menurunkan risiko stroke.
Berhenti merokok. Hampir satu dari 10 orang yang mengalami
stroke berhubungan dengan merokok. Berhenti merokok akan menurunkan risiko
stroke dan juga menurunkan risiko stroke pada orang-orang sekitar.
Skrining dan mengobati atrial fibrilasi. Orang yang mengalami
atrial fibrilasi 5 kali lebih berisiko untuk terjadi stroke dibanding populasi
umum. Pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, lakukan skrining adanya
atrial fibrilasi. Jika seseorang mengalami atrial fibrilasi, pengobatan yang
tepat akan menurunkan risiko stroke.
Kontrol kadar gula darah. Jika seseorang mengalami diabetes akan
lebih berisiko terjadinya stroke. Pengobatan yang tepat akan menurunkan risiko
stroke.
Mengatasi stres dan depresi. Hampir satu dari 6 orang penderita
stroke berhubungan dengan kondisi mental. Mengatasi stres, depresi, rasa marah
dan ansietas penting untuk menurunkan risiko stroke.
KESIMPULAN
Pengenalan stroke secara dini akan menurunkan angka kematian dan
kecacatan pada penderita stroke. Meskipun insiden stroke masih tinggi, dengan
penerapan pola hidup sehat dan kontrol faktor risiko, delapan puluh persen
kejadian stroke dapat dicegah.
Leni(PKRS)