PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA ANEMIA DEFISIENSI BESI
Dr. Eny Rahmawati, M.Sc, Sp.PK-K
Artikel
Anemia merupakan kurangnya jumlah sel darah merah atau rendahnya kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah. Normalnya, kadar Hb di dalam darah adalah 12-16 g/dL pada wanita dan 14-18 g/dL pada laki-laki. Hemoglobin merupakan suatu struktur protein pada sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Apabila kadar hemoglobin berkurang (anemia), maka pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh juga berkurang sehingga dapat menimbulkan tanda/gejala seperti kelelahan, sering mengantuk, sakit kepala, jantung berdebar, dan kulit pucat.
Anemia merupakan kurangnya jumlah sel darah merah atau rendahnya kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah. Normalnya, kadar Hb di dalam darah adalah 12-16 g/dL pada wanita dan 14-18 g/dL pada laki-laki. Hemoglobin merupakan suatu struktur protein pada sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Apabila kadar hemoglobin berkurang (anemia), maka pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh juga berkurang sehingga dapat menimbulkan tanda/gejala seperti kelelahan, sering mengantuk, sakit kepala, jantung berdebar, dan kulit pucat.
Anemia terdiri dari beberapa jenis yang tergantung dari penyebabnya. Salah satu jenis anemia yang paling sering adalah anemia defisiensi besi (ADB). Tanda khas yang dapat timbul pada ADB adalah kuku berbentuk sendok (koilonychia), mengecilnya alat pengecap pada lidah (atrofi papil lidah), dan radang pada sudut bibir (cheilitis). Zat besi diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga jika kadar besi dalam tubuh kurang maka dapat menyebabkan anemia.
Penyebab kurangnya zat besi dalam tubuh antara lain:
- Kurangnya asupan sumber zat besi, seperti daging, hati, ikan, tiram, kacang merah, bayam, nasi putih, kacang-kacangan, sayuran hijau, tomat, dan kentang.
- Penyerapan zat besi di usus terganggu, terutama di usus halus.
- Kehamilan, ibu berbagi zat besi dengan bayi dan terjadi peningkatan volume plasma darah (hemodilusi atau pengenceran) sehingga terjadi ADB.
- Perdarahan akut seperti trauma, keguguran (abortus), menstruasi dan perdarahan kronik seperti ambeien (hemoroid).
- Infeksi cacing, karena cacing di dalam usus menghisap darah yang lama-kelamaan menyebabkan ADB.
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis ADB antara lain hematologi lengkap (hemoglobin, eritrosit, hematokrit, trombosit, indeks-indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), leukosit, hitung jenis lekosit, retikulosit), gambaran darah tepi, dan status besi (besi serum, total iron binding capacity (TIBC), dan ferritin). Pada gambaran darah tepi dapat ditemukan gambaran sel darah merah yang pucat, berukuran kecil, dan memiliki bentuk bervariasi akibat kekurangan hemoglobin. Untuk penyebab yang dicurigai karena infeksi cacing maka diperlukan pemeriksaan feces untuk mendeteksi adanya telur cacing atau larvanya.
Demikian uraian singkat mengenai pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan mencari penyebab ADB. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian untuk menambah wawasan kesehatan berupa pentingnya pemeriksaan laboratorium pada ADB.
Salam IP3H
Leni pkrs
Salam IP3H
Leni pkrs
cuma di sini agen jud! online dengan proses yang sangat cepat :)
BalasHapusayo segera daftarkan diri anda di agen365 :)
WA : +85587781483