Media elektronik seperti TV, komputer, Gadget ( HP) merupakan
bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern sekarang
ini. Dengan media tersebut orang dengan cepat bisa mengakses berita dari
seluruh dunia. Siswa dan mahasiswa bisa dengan
mudah mencari bahan untuk mengerjakan tugas2 mereka. Bisnis dan usaha makin
lancar jalannya. Pertemanan yang terputus bertahun-tahun bisa nyambung karena
bantuan berbagai media ini. Anak-anak pun bisa jadi tenang dan tidak rewel
berjam-jam di hadapan media elektronik, sehingga orang tua jadi punya banyak
waktu untuk mengerjakan berbagai aktifitas, termasuk bermedia ria.
Tapi tahukah anda bahwa terlalu cepat mengenalkan anak dengan
media elektronik dimana durasi waktu anak terpapar yang sering dan lama ternyata
dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
Dijelaskan oleh Dr.Rismarini,Sp.A(K) pada acara Talkshow
"Dokter Kita" yang mengangkat tema "Pengaruh Media
Elektronik Terhadap Tumbuh Kembang Anak" di pro2 RRI Palembang, 3 Juli
2019 bahwa anak yang dikenalkan dengan penggunaan media elektronik
terlalu dini dan sering bisa menimbulkan gangguan baik fisik maupun
perkembangannya. Gangguan yang bisa terjadi bisa berupa:
1. Gangguan pertumbuhan berat badan.
Anak-anak yang banyak menonton media, aktifitas fisiknya
berkurang sementara asupan makanannya meningkat karena anak banyak makan
cemilan tinggi kalori selama menonton sehingga anak menjadi gemuk atau
obesitas. Tetapi ada juga anak yang malah tidak mau makan karena terlalu asyik
menonton sehingga menjadi gizi kurang.
Untuk perkembangan bicara yang baik anak perlu stimulasi
berupa suara dan kata-kata dari lingkungannya. Anak juga harus dipancing agar
mereka mengeluarkan suara dan kata-kata sebagai respons dari suara atau
kata-kata yang mereka dengar. Jadi diperlukan komunukasi 2 arah dengan
lingkungannya.
Dengan menonton komunikasi hanya berlangsung 1 arah, anak
tidak dirangsang untuk bisa berbicara. Apa lagi bila anak menonton sendiri
tanpa pendamping, dan dengan bahasa asing yang sama sekali belum mereka kenal.
Akibatnya anak bukan hanya terlambat bicara tetapi sering juga mengeluarkan
kata-kata yang tidak dimengerti. Anak normalnya di usia 3 tahun sudah bisa
menguasai 1 bahasa dengan baik
3. Gangguan interaksi sosial.
Anak yang terlalu banyak menonton jadi asyik dan tidak
perhatian dengan lingkungannya. Anak jadi cuek terhadap lingkungan, tidak cepat
bereaksi bila dipanggil namanya dan tidak tertarik untuk bermain dengan teman
sebaya ataupun orang lain.
4. Gangguan tidur
Gangguan tidur bisa berupa susah untuk mulai tidur, pada saat
tidur gelisah, sering terbangun di malam hari, atau susah untuk bangun dari
tidur. Ada anak yang karena susah tidur, maka pagi hari sering lemas dan
mengantuk.
5. Tantrum
Pada tingkat berat anak akan memperlihatkan tanda2 kecanduan.
Bila kebiasaan menontonnya dihentikan maka anak akan menangis, mengamuk,
memukul, menggigit. Keadaan ini bisa membahayakan anak maupun orang
disekitarnya.
Gangguan penglihatan. Karena terlalu lama menonton dalam
jarak dekat maka anak bisa penglihatan jadi kabur, dan mata capek.
1. Tidak membiarkan anak dibawah usia 2 tahun untuk menggunakan media elektronik.
2. Tidak membiarkan anak nonton lebih dari 2 jam dalam sehari.
3. Pilihkan tontonan yang sesuai usianya dan bersifat edukatif.
4. Dampingi anak selama nonton, beri penjelasan mengenai apa yang disaksikannya.
5. Tidak main media menjelang tidur.
6. Tidak ada TV ataupun tontonan lain di kamar tidur.
7. Tidak makan sambil menonton.
8. Orang tua harus menyediakan waktu untuk bermain dengan anak.
9. Bermain dengan anak secara aktif, melibatkan semua anggota gerak semua indra anak.
Salam
Noya-IP3Humas/PKRS
ayo daftarkan diri anda di a*g*e*n*3*6*5 :D
BalasHapusWA : +85587781483