ANAK ADALAH HARAPAN BANGSA
(oleh Dr. Risma Rini, Sp.A (K)
Disampaikan
oleh Dr. Risma Rini, Sp.A (K), pada Talkshow Kesehatan Interaktif, kerjasama
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dengan Stasiun Televisi Sriwijaya TV Palembang,
pada tanggal 22 Juni 2019.
Anak
adalah harapan orang tua. Anak adalah generasi penerus bagi bangsa dan negara.
Setiap orang tua pasti mendambakan anak yang sehat, kuat dan cerdas sebagai
generasi penerus. Bagaimana kondisi anak-anak Indonesia sekarang ini ?
Masalah
anak di Indonesia sekarang masih mengenai angka kematian bayi yang tinggi.
Angka kematian bayi di Indonesia masih 28 permil. Artinya dari 1000 bayi yang
lahir hidup ada 28 bayi yang meninggal sebelum merayakan ulang tahun
pertamanya. Angka ini belum mencapai target Pemerintah yaitu 24 permil, dan
masih lebih tinggi dibandingkan angka kematian bayi di negara-negara lain
bahkan bila dibandingkan dengan sesama negara Asia tenggara yang lain.
Apa saja yang menjadi penyebab kematian bayi tsb?
Apa saja yang menjadi penyebab kematian bayi tsb?
Sekitar
30% dari penyebab kematian tsb berkait dengan keadaan pada bayi baru lahir
seperti kelahiran prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan berat badan
kurang dari 2.000 gram, dan kelainan bawaan yang berat seperti anensensefali,
gastroschizis, atresia ani serta kelainan jantung bawaan.
Penyebab
lainnya adalah penyakit infeksi, seperti diare, pnemonia, campak, malaria,
demam berdarah, meningitis dan tetanus.
Umumnya
kematian akibat penyakit tsb berhubungan dengan status gizi anak yang kurang
atau buruk.
Sebagai
generasi penerus diharapkan semua anak dapat menjadi orang dewasa yang
berkualitas. Sementara kualitas seseorang ditentukan bagaimana proses tumbuh
kembangnya selama masa kanak-kanaknya.
Di
Indonesia masih banyak anak yang
mengalami gangguan pertumbuhan berupa gizi kurang bahkan sampai gizi
buruk. Sekitar 37% anak tergolong pendek sebagai akibat kurang gizi yang
berlangsung kronis. Keadaan ini berkaitan dengan kemiskinan dan ketidak tahuan
orang tua mengenai makanan yang bergizi, tidak memberikan ASI secara eksklusif
pada anak-anaknya dan tidak memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang
cukup dengan komposisi yang lengkap dan seimbang.
Disamping itu masih tingginya kejadian penyakit kronis seperti Tbc paru, kelainan jantung bawaan, penyakit ginjal dan keganasan juga ikut berperan.
Disamping itu masih tingginya kejadian penyakit kronis seperti Tbc paru, kelainan jantung bawaan, penyakit ginjal dan keganasan juga ikut berperan.
Sekitar 5% anak mengalami gangguan
perkembangan.
Yang paling banyak adalah gangguan
bicara. Anak-anak tidak bisa berbicara sesuai usia.
Keadaan
ini terjadi karena anak mengalami gangguan pendengaran baik karena faktor keturunan,
tetapi lebih banyak lagi sebagai akibat dari berbagai keadaan pada waktu baru
lahir, seperti kelahiran prematur , BBLR, asfiksia, dan infeksi selama masa
neonatal, termasuk penggunaan alat-alat bantu selama perawatan intensif.
Di
zaman modern sekarang ini penyebab terbanyak anak mengalami gangguan bicara
adalah kurangnya stimulasi dari orang
tua. Kebanyakan orang tua memberikan
media elektronik seperti TV, gadget, dan HP untuk permainan anak mereka.
Media ini tidak memberikan komunikasi 2 arah sehingga anak terlibat dalam
komunikasi, apa lagi bila isi tontonan tidak sesuai dengan usia anak dan
disampaikan dalam bahasa asing maka anak akan terlambat untuk memahami maupun
mengeluarkan kata-kata, bahkan banyak sekali anak yang mengeluarkan kata- kata
yang tidak bisa dipahami apa artinya.
Gangguan
perkembangan berikutnya adalah gangguan motorik, anak terlambat tengkurap,
duduk, merangkak maupun berjalan. Keadaan bisa terjadi karena adanya kelumpuhan
otak sebagai akibat kondisi selama kehamilan, persalinan maupun setelah
persalinan. Ibu-ibu hamil yang mengalami hipertensi, hiper ataupun hipotiroid,
dan infeksi TORCH merupakan penyebab yang sering ditemukan. Kondisi selama
persalinan seperti kelahiran prematur, BBLR, asfiksia, gangguan nafas dan
infeksi selama masa bayi. Kebanyakan anak2 yang mengalami kejang dan penurunan
kesadaran karena infeksi pada otak dan selaput otak juga sering mengakibatkan
kelumpuhan otak yang dikenal dengan Palsy Cerebralis. Keterlambatan motorik
juga bisa disebabkan oleh sindroma Down dan hipotiroid. Anak2 dengan gizi buruk
juga sering mengalami keterlambatan motorik karena otot2 yang lemah dan kurangnya tenanga akibat asupan nutrisi yang kurang. Beberapa anak mengalami
keterlambatan motorik karena kurang distimulasi
karena banyak digendong, tidak dibiarkan bermain bebas dilantai, atau
anak yang terlalu gemuk sehingga membatasi gerakan badannya.
Gangguan
perilaku pada anak seperti autis dan hiperaktif sering terlambat terdeteksi
karena sering dianggap sebagai perkembangan anak normal yang belum mengerti.
Padahal kelainan ini akan berdampak terhadap sosialisasi dan kesiapan belajar
anak. Begitu juga gangguan kognisi, sering kali baru terdeteksi setelah anak
masuk sekolah.
Kesemua
gangguan ini seharusnya dapat dideteksi sedini mungkin, sebelum usia 2 tahun,
usia dimana otak sedang berkembang dengan pesat sehingga prognosisnya akan
lebih baik.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi
masalah ini?
Pertama lakukan usaha pencegahan seperti
:
- Perbaikan
gizi ibu sebelum hamil
- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
kepada petugas kesehatan.
- Persalinan
dibantu oleh petugas kesehatan yang kompeten.
- Berikan ASI secara eksklusif, dan pemberian MPASI setelah
usia 6 bulan dengan tetap meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun.
- Berikan
makan dengan nutrisi yang lengkap dan seimbang.
- Berikan imunisasi sampai lengkap
- Berikan
stimulasi kepada anak sesuai umur dan kemampuannya.
- Lakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkaran
kepala dan perkembangan anak secara berkala agar semua kelainan bisa terdeteksi
secara dini.
Bila
dari pemeriksaan ditemukan gangguan segera
rujuk ke dokter spesialis anak untuk diberikan pengobatan yang sesuai.
Salam IP3H (Tika
PKRS)
ayo daftar di agen365*com :D
BalasHapusWA : +85587781483