Dr. Prima
Maya Sari, Sp.M (K)
Artikel
Apa itu glaukoma?
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang menyebabkan
gangguan penglihatan dan kebutaan. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh
tingginya tekanan bola mata. Saraf mata adalah sekumpulan serat saraf yang
menghubungkan retina ke otak. Saat saraf mata rusak, sinyal yang menyampaikan
apa yang Anda lihat ke otak terganggu. Secara perlahan, hal ini menyebabkan
hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Ada beberapa jenis kondisi tekanan pada bola mata ini.
Kondisi pada mata ini terbagi menjadi dua, ada glaukoma sudut terbuka, glaukoma
sudut tertutup, glaukoma tekanan normal, glaukoma kongenital dan glaukoma
sekunder. Jenis yang paling sering terjadi yaitu glaukoma sudut terbuka.
Tanda-tanda & gejala
Apa saja
tanda-tanda dan gejala glaukoma?
Gejala dan
tanda Anda tergantung dari jenis glaukoma yang Anda derita. Berikut ini adalah beberapa gejala dan
tandanya:
Glaukoma sudut terbuka:
Awalnya tidak timbul gejala. Namun, Anda mungkin
melihat blind spot yang
berupa area kecil pada penglihatan tepi atau pusat Anda. Keluhan yang muncul
dapat berupa seperti penglihatan mengerucut ke depan seperti terowongan atau
melihat titik kehitaman yang melayang mengikuti gerakan bola mata.
Glaukoma sudut tertutup:
Gejala yang muncul berupa sakit kepala berat, nyeri mata,
mual dan muntah, penglihatan kabur, lingkaran halo di sekitar cahaya dan mata
merah.
Glaukoma kongenital (bawaan lahir):
Kondisi tekanan pada bola mata ini terjadi pada bayi baru
lahir. Anda dapat mengetahuinya dalam setahun pertama kehidupan. Kontrol ke
dokter spesialis anak secara teratur.
Glaukoma sekunder:
Disebabkan oleh penyakit lain. Gejala dan tandanya mirip
dengan glaukoma lainnya.
Apa penyebab
glaukoma?
Penyebab
utama kondisi ini yaitu tingginya tekanan bola mata yang selanjutnya
menyebabkan kerusakan saraf mata. Tekanan bola mata yang meningkat dapat
disebabkan oleh menumpuknya cairan yang terdapat di dalam mata. Normalnya,
cairan mengalir melalui saluran pada mata yang disebut dengan trabecular
meshwork. Cairan yang menumpuk disebabkan oleh produksi yang berlebihan atau
jika cairan tidak dapat dialirkan keluar dengan lancar.
Penyebab
glaukoma tergantung dari jenisnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab
berdasarkan jenisnya:
1. Glaukoma sudut terbuka:
Ini merupakan kondisi gangguan mata
yang paling sering terjadi. Pada jenis ini, sudut drainase yang dibentuk oleh
kornea dan iris dalam keadaan terbuka. Penyebab glaukoma tipe ini adalah
penyumbatan parsial di trabecular meshwork. Hal ini menyebabkan penumpukan
cairan dan meningkatkan tekanan bola mata. Biasanya kondisi tekanan pada mata
ini bisa terjadi secara perlahan.
2. Glaukoma sudut tertutup:
Pada kondisi jenis ini, penyumbatan
terjadi akibat sudut drainase yang tertutup atau iris menonjol dan menyumbat
drainase cairan. Biasanya kondisi tekanan pada mata jenis ini terjadi perlahan
tapi bisa mendadak pula.
- Glaukoma tekanan normal:
Penyebabnya
bukan tekanan bola mata, tetapi belum diketahui secara pasti. Kerusakan saraf
mata biasanya disebabkan aliran darah yang buruk atau hipersensitivitas. Aliran
darah yang buruk dapat diakibatkan adanya penumpukan lemak, yang disebut juga
aterosklerosis.
- Glaukoma sekunder:
Tekanan
pada bola mata jenis ini disebabkan karena kondisi kesehatan lain atau akibat
obat-obatan. Kondisi tersebut dapat berupa diabetes yang tidak terkontrol atau
tekanan darah tinggi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan glaukoma yaitu obat
golongan kortikosteroid.
- Glaukoma kongenital:
Tekanan
pada bola mata jenis ini disebabkan adanya kelainan pada saat bayi baru lahir.
Kecacatan tersebut dapat mengganggu drainase dan membuat saraf mata lebih
sensitif.
Apa yang
meningkatkan faktor risiko glaukoma?
Ada banyak faktor
risiko yang bisa memengaruhi mata Anda mengalami kondisi ini, yaitu:
·
Usia
lebih dari 60 tahun.
·
Memiliki
riwayat keluarga dengan pemyakit ini (orangtua atau saudara kandung).
· Menggunakan
obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang lama, misalnya obat tetes mata
kortikosteroid.
· Memiliki
penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit sel
sabit.
Orang dengan
diabetes juga berisiko terkena kondisi ini
Orang
diabetes 40 persen lebih berisiko kena glaukoma dibandingkan orang tanpa
diabetes. Semakin lama Anda mengidap diabetes, kondisi ini makin lebih
sering terjadi. Risiko juga meningkat ketika Anda bertambah tua.
Selain
itu, jika Anda memiliki retinopati diabetes, Anda juga memiliki risiko yang
lebih tinggi terhadap kondisi tekanan pada bola mata Anda. Pada retinopati
diabetes, pembuluh darah yang abnormal tumbuh dan menghalangi drainase alami
mata.
Penderita
diabetes juga lebih mungkin mengidap glaukoma jenis tertentu, yang disebut
neovascular glaucoma. Dalam bentuk pembuluh darah baru, glaukoma yang tumbuh di
iris, bagian berwarna dari mata, pembuluh darah ini menghalangi aliran normal
cairan dari mata, sehingga meningkatkan tekanan mata.
Orang dengan
berisiko mengalami kebutaan
Hipertensi
akan merusak pembuluh darah di retina, bagian belakang pada mata yang berfungsi
sebagai penangkap atau reseptor cahaya penglihatan Anda. Kerusakan mata ini
dapat berlanjut menjadi kebutaan apabila hipertensi Anda
tidak dikontrol. Makin tinggi tekanan darah Anda dan makin lama Anda mengalami
kondisi tersebut, maka lebih besar kemungkinan Anda untuk mengalami kerusakan
yang berat pada mata Anda.
Ketika
tekanan darah Anda tinggi, dinding pembuluh darah pada retina akan menebal,
yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan aliran darah ke retina berkurang.
Seiring berjalannya waktu, kerusakan pembuluh darah retina akibat hipertensi
ini akan merusak saraf penglihatan, sehingga menimbulkan masalah penglihatan Anda,
bahkan sampai menimbulkan kebutaan.
Apa saja
pilihan pengobatan saya untuk glaukoma?
Ada empat
pilihan metode pengobatan gangguan tekanan pada bola mata yang umum digunakan
dokter untuk menghindari risiko kebutaan. Berikut uraiannya:
1. Pakai obat
tetes mata
Obat tetes
mata untuk mengobati glaukoma tentu bukanlah obat tetes generik
yang bisa Anda dapatkan dengan bebas di warung atau apotek. Obat tetes untuk kondisi
ini harus didapatkan melalui resep dokter, karena jenis dan dosisnya akan
ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan kondisi Anda.
Obat tetes mata untuk
glaukoma yang paling sering diresepkan dokter adalah:
- Golongan analog
prostaglandin.
Contohnya
latanaprost, travoprost,
tafluprost, dan bimatoprost. Cara pakainya adalah satu kali sehari di malam
hari. Kemanjuran obat ini baru bisa dirasakan dalam 4 minggu setelah memulai
pengobatan glaukoma. Salah satu efek samping yang paling sering terjadi adalah
warna iris (lingkaran hitam mata) berubah menjadi lebih gelap.
- Golongan antagonis
β-adrenergik.
Contohnya timolol dan
betaxolol. Obat tetes mata golongan ini biasa digunakan di pagi hari. Betaxolol
akan menjadi pilihan dokter untuk Anda jika Anda memiliki gangguan paru-paru.
- Golongan inhibitor
karbonik anhidrase.
Contohnya dorzolamide dan brinzolamide. Obat golongan ini
digunakan tiga kali sehari dan dapat terus digunakan sebagai terapi jangka
panjang. Efek samping yang paling sering adalah rasa pahit di mulut yang timbul
setelah obat diteteskan.
- Golongan
parasimpatomimetik.
Contohnya
pilokarpin. Obat ini biasa digunakan sebagai tambahan pada kasus tekanan bola
mata tinggi dalam jangka waktu panjang yang sudah menjalani prosedur laser tapi
target tekanan yang diinginkan belum tercapai.
Obat-obatan
ini dapat digunakan secara terpisah, ataupun sebagai kombinasi.
2. Obat minum
Ada dua pilihan obat minum, yaitu:
- Golongan inhibitor
karbonik anhidrase.
Contohnya
acetazolamide. Obat ini umumnya hanya digunakan untuk terapi singkat serangan
glaukoma akut. Namun, pada beberapa kasus, obat ini dapat diberikan dalam
jangka waktu panjang pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi tapi obat
tetes mata tidak lagi manjur.
- Golongan
hiperosmotik.
Contohnya
glisero. Obat ini bekerja dengan menarik cairan dari bola mata ke dalam
pembuluh darah. Pemberian hanya dilakukan pada kasus-kasus akut dan dalam
jangka waktu singkat (hitungan jam).
Akan tetapi,
risiko efek samping obat minum lebih tinggi daripada obat tetes mata. Maka,
obat minum kurang direkomendasikan sebagai pengobatan dari kondisi ini.
3. Laser
Ada dua jenis
laser yang dapat dilakukan untuk membantu menguras kelebihan cairan dari bola
mata, yaitu:
a. Trabekuloplasti
a. Trabekuloplasti
Tindakan
ini biasa dilakukan untuk orang yang memiliki glaukoma sudut terbuka. Laser
membantu agar sudut yang menjadi tempat drainase dapat bekerja secara lebih
maksimal.
b. Iridotomi
b. Iridotomi
Tindakan
ini dilakukan untuk kasus glaukoma sudut tertutup. Iris Anda akan dilubangi
dengan menggunakan sinar laser agar cairan dapat mengalir lebih baik.
4. Operasi
Operasi
glaukoma umumnya dilakukan pada kasus-kasus yang sudah tidak lagi dapat membaik
dengan obat-obatan. Operasi biasanya berlangsung selama 45-75 menit.
Tindakan pembedahan
yang umum untuk mengobati kondisi ini, termasuk:
- Trabekulektomi,:
Dilakukan
dengan membuat sayatan kecil di bagian putih mata dan juga pembuatan kantong di
daerah konjungtiva (bleb). Dengan demikian, kelebihan cairan dapat mengalir
melalui sayatan tersebut menuju kantong bleb dan kemudian diserap oleh tubuh.
- Alat
drainase glaukoma:
Tindakan
ini berupa pemasangan implan serupa pipa untuk membantu mengalirkan ekstra
cairan dalam bola mata.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk glaukoma?
Untuk mendiagnosis
dengan tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
·
Tonometri,
sebuat tes untuk mengukur tekanan bola mata (tekanan intraokular).
·
Tes lapang
pandang untuk memeriksa area hilangnya penglihatan.
·
Memeriksa
kerusakan saraf mata.
·
Pachymetry,
tes untuk mengukur ketebalan kornea.
·
Melihat
sudut drainase (gnioscopy).
Jika Anda sudah didiagnosis mengalami tekanan pada
bola mata, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Jadi,
deteksi perkembangan kondisi ini bisa diketahui sejak dini dan dapat dicegah
sesegera mungkin.
Ada tiga jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan penyakit pada mata ini, di antaranya sebagai berikut:
- Oftalmoskop:pemeriksaan cakram optik di bagian belakang mata dengan menggunakan sinar
- Tonometri:pengukuran tekanan di dalam mata (tekanan intraokular)
- Perimetri:pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda hilang penglihatan di bagian samping lapang pandang mata yang bisa menjadi pertanda perkembangan kondisi mata Anda
Jika dari sejumlah pemeriksaan sudah menunjukkan
tanda-tanda perkembangan kondisi ini, maka pengobatan perlu segera dilakukan.
Dengan menjalani pengobatan, risiko perkembangan glaukoma bisa berkurang hingga
50 persen.
Apa saja
perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi glaukoma?
Berikut
adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda:
·
Lakukan
pemeriksaan rutin dan ikuti arahan dan saran dari dokter.
·
Beri
tahu dokter Anda jika Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
·
Beri
tahu dokter Anda jika Anda memiliki penyakit lain (asma, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung) atau alergi dengan obat glaukoma.
· Selalu
gunakan kaca mata pelindung jika Anda melakukan olahraga berat untuk
menghindari trauma pada mata
·
Hubungi
dokter Anda jika gejala Anda semakin parah.
Noya/PKRS