Aritmia Dapat Terjadi Pada
Anak-anak
Jantung adalah organ yang berfungsi untuk memompa darah
dalam sistem sirkulasi, sehingga sel-sel diseluruh tubuh mendapatkan pasokan
oksigen dan nutrisi. Untuk menjalankan fungsi tersebut dengan baik, otot-otot
jantung harus bergerak secara harmonis dan mengikuti irama yang teratur.
dr Alexander Edo Tondas SpJP FIHA, spesialis jantung dan pembulu darah Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengatakan, layaknya mesin pompa yang mengalirkan air melalui pipa menggunakan tenaga listrik, jantung manusia juga memiliki sistem listriknya sendiri. “Baterai” pembangkit listrik jantung ini disebut pacu jantung (pacemaker)
"Pacu jantung alami secara otomatis bekerja setiap saat untuk mengeluarkan impuls listrik, rata-rata normalnya sekitar 60-100x/menit. Ini adalah laju denyut nadi normal untuk manusia pada saat istirahat, Impuls listrik akan merangsang otot jantung untuk berkontraksi dan memompa darah sesuai irama tersebut secara teratur,"ungkapnya.
Apabila terdapat peningkatan aktivitas, misalnya berlari, maka denyut nadi akan meningkat dan bila dalam kondisi santai, seperti tidur, maka denyut nadi akan melambat. Karena suatu atau lain sebab, sistem kelistrikan jantung dapat mengalami gangguan irama (aritmia). Aritmia dapat terjadi pada anak-anak sebagai kelainan bawaan sejak lahir atau didapat saat seseorang sudah dewasa.
Bayi yang terlahir dengan kebocoran sekat jantung, misalnya, dapat mengalami blok irama jantung karena kebetulan kelainan tersebut letaknya memotong jalur listrik jantung yang normal. Di lain pihak, pasien usia lanjut yang mengalami serangan jantung (infark) juga dapat mengalami aritmia, akibat jaringan parut di otot jantung yang mengacaukan sistem kelistrikannya.
"Tidak selalu gampang untuk mendeteksi aritmia, apalagi bila gangguan iramanya hilang timbul atau durasinya sangat singkat. Kadang-kadang pada saat dilakukan perekaman jantung dengan elektrokardiografi (EKG), gangguan irama tersebut sudah terlanjur hilang,"tambahnya. Untuk membantu melakukan diagnosis aritmia, digunakan alat rekam jantung yang mampu memonitor irama jantung secara berkelanjutan.
Alat kecil yang dikenal sebagai monitor Holter ini, katanya, ditempelkan ke tubuh pasien dan dibawa pulang selama 24 jam hingga 7 hari. Holter akan memantau aktivitas listrik jantung secara terus menerus, saat pasien bekerja maupun istirahat di malam hari . "Setelah pasien kembali ke klinik, data yang terekam akan diolah dan dibaca oleh dokter ahli untuk melihat apakah ada aritmia yang cukup bermakna,"pungkasnya.
dr Alexander Edo Tondas SpJP FIHA, spesialis jantung dan pembulu darah Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengatakan, layaknya mesin pompa yang mengalirkan air melalui pipa menggunakan tenaga listrik, jantung manusia juga memiliki sistem listriknya sendiri. “Baterai” pembangkit listrik jantung ini disebut pacu jantung (pacemaker)
"Pacu jantung alami secara otomatis bekerja setiap saat untuk mengeluarkan impuls listrik, rata-rata normalnya sekitar 60-100x/menit. Ini adalah laju denyut nadi normal untuk manusia pada saat istirahat, Impuls listrik akan merangsang otot jantung untuk berkontraksi dan memompa darah sesuai irama tersebut secara teratur,"ungkapnya.
Apabila terdapat peningkatan aktivitas, misalnya berlari, maka denyut nadi akan meningkat dan bila dalam kondisi santai, seperti tidur, maka denyut nadi akan melambat. Karena suatu atau lain sebab, sistem kelistrikan jantung dapat mengalami gangguan irama (aritmia). Aritmia dapat terjadi pada anak-anak sebagai kelainan bawaan sejak lahir atau didapat saat seseorang sudah dewasa.
Bayi yang terlahir dengan kebocoran sekat jantung, misalnya, dapat mengalami blok irama jantung karena kebetulan kelainan tersebut letaknya memotong jalur listrik jantung yang normal. Di lain pihak, pasien usia lanjut yang mengalami serangan jantung (infark) juga dapat mengalami aritmia, akibat jaringan parut di otot jantung yang mengacaukan sistem kelistrikannya.
"Tidak selalu gampang untuk mendeteksi aritmia, apalagi bila gangguan iramanya hilang timbul atau durasinya sangat singkat. Kadang-kadang pada saat dilakukan perekaman jantung dengan elektrokardiografi (EKG), gangguan irama tersebut sudah terlanjur hilang,"tambahnya. Untuk membantu melakukan diagnosis aritmia, digunakan alat rekam jantung yang mampu memonitor irama jantung secara berkelanjutan.
Alat kecil yang dikenal sebagai monitor Holter ini, katanya, ditempelkan ke tubuh pasien dan dibawa pulang selama 24 jam hingga 7 hari. Holter akan memantau aktivitas listrik jantung secara terus menerus, saat pasien bekerja maupun istirahat di malam hari . "Setelah pasien kembali ke klinik, data yang terekam akan diolah dan dibaca oleh dokter ahli untuk melihat apakah ada aritmia yang cukup bermakna,"pungkasnya.
(Irma+Suhaimi@Humas RSMH)
JUDI ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA 100% DI JAMIN AMAN DAN TERPERCAYA
BalasHapusPromo Bonus yang berlangsung pada Judi Online ZEUSBOLA :
Bonus New Member 15%
Bonus New Member 10% ( Sabung Ayam )
Bonus Cashback/Kekalahan Sportsbook Up To 15%
Bonus Rollingan Up To 0.6%
Bonus Harian 10%
Bonus Reward
Bisa Deposit dengan VIA PULSA / OVO / GOPAY / LINKAJA / DANA.
Layanan Website 24jam setiap hari.
Bonus Paling mudah didapatkan dan paling besar.
INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
WHATSAPP :+62 822-7710-4607