Senin, 11 November 2019

PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI (CODE OF CONDUCT)

PENTINGNYA SOSIALISASI "CODE OF CONDUCT" 
DI RSMH PALEMBANG


Dalam rangka membentuk tata kelola pelayanan di rumah sakit yang baik, maka dibuat Pedoman Perilaku Pegawai (Code of Conduct) yang disusun sebagai standar berbagai norma yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Code of conduct atau pedoman perilaku adalah aturan yang dibuat, dipahami dan disepakati hingga menjadi suatu komitmen bersama yang meliputi norma etik, tata krama, disiplin, dan norma hukum, yang merupakan bagian dari budaya RSMH untuk mencapai visi dan misi.
Acara sosialisasi Pedoman Perilaku (code of conduct) pada senin (11/11) di ruang Aula Utama RSMH Palembang dibuka oleh Direktur Utama RSMH dr.Mohammad Syahril,Sp.P,MPH yang dihadiri oleh undangan diantaranya pejabat struktur dan non struktural di lingkungan RSMH.
Menurut dr.Syahril , RSUP dr.Mohammad Hoesin  (RSMH) Palembang sebagai rumah sakit rujukan nasional harus mampu memberikan pelayanan yang aman, berkualitas, dan menjunjung tinggi norma-norma etika, disiplin dan hukum sehingga pasien sembuh dan dapat memberikan apresiasi yang tinggi atas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Untuk mencapai hal tersebut, maka seluruh staf dan karyawan serta peserta didik di rumah sakit harus berkomitmen memberikan pelayanan, bersikap dan bertindak dengan empati, jujur, dan memiliki kepedulian yang tinggi.  
Diharapkan dengan mengikuti acara sosialisasi ini,pegawai RSMH dapat berinteraksi dengan baik kepada sesama maupun pelanggan eksternal.
 
(Liputan- Suhaimi Humas RSMH)


Kamis, 07 November 2019

MENGENAL GLAUKOMA

Dr. Prima Maya Sari, Sp.M (K)
Artikel
Apa itu glaukoma?
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata. Saraf mata adalah sekumpulan serat saraf yang menghubungkan retina ke otak. Saat saraf mata rusak, sinyal yang menyampaikan apa yang Anda lihat ke otak terganggu. Secara perlahan, hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Ada beberapa jenis kondisi tekanan pada bola mata ini. Kondisi pada mata ini terbagi menjadi dua, ada glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup, glaukoma tekanan normal, glaukoma kongenital dan glaukoma sekunder. Jenis yang paling sering terjadi yaitu glaukoma sudut terbuka.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala glaukoma?

Gejala dan tanda Anda tergantung dari jenis glaukoma yang Anda derita.  Berikut ini adalah beberapa gejala dan tandanya:
Glaukoma sudut terbuka:
Awalnya tidak timbul gejala. Namun, Anda mungkin melihat blind spot yang berupa area kecil pada penglihatan tepi atau pusat Anda. Keluhan yang muncul dapat berupa seperti penglihatan mengerucut ke depan seperti terowongan atau melihat titik kehitaman yang melayang mengikuti gerakan bola mata.

Glaukoma sudut tertutup:
Gejala yang muncul berupa sakit kepala berat, nyeri mata, mual dan muntah, penglihatan kabur, lingkaran halo di sekitar cahaya dan mata merah.

Glaukoma kongenital (bawaan lahir):
Kondisi tekanan pada bola mata ini terjadi pada bayi baru lahir. Anda dapat mengetahuinya dalam setahun pertama kehidupan. Kontrol ke dokter spesialis anak secara teratur.

Glaukoma sekunder:
Disebabkan oleh penyakit lain. Gejala dan tandanya mirip dengan glaukoma lainnya.

Apa penyebab glaukoma?

Penyebab utama kondisi ini yaitu tingginya tekanan bola mata yang selanjutnya menyebabkan kerusakan saraf mata. Tekanan bola mata yang meningkat dapat disebabkan oleh menumpuknya cairan yang terdapat di dalam mata. Normalnya, cairan mengalir melalui saluran pada mata yang disebut dengan trabecular meshwork. Cairan yang menumpuk disebabkan oleh produksi yang berlebihan atau jika cairan tidak dapat dialirkan keluar dengan lancar.
Penyebab glaukoma tergantung dari jenisnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab berdasarkan jenisnya:
1.    Glaukoma sudut terbuka:
Ini merupakan kondisi gangguan mata yang paling sering terjadi. Pada jenis ini, sudut drainase yang dibentuk oleh kornea dan iris dalam keadaan terbuka. Penyebab glaukoma tipe ini adalah penyumbatan parsial di trabecular meshwork. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan dan meningkatkan tekanan bola mata. Biasanya kondisi tekanan pada mata ini bisa terjadi secara perlahan.

2.    Glaukoma sudut tertutup:
Pada kondisi jenis ini, penyumbatan terjadi akibat sudut drainase yang tertutup atau iris menonjol dan menyumbat drainase cairan. Biasanya kondisi tekanan pada mata jenis ini terjadi perlahan tapi bisa mendadak pula.

  1. Glaukoma tekanan normal:
Penyebabnya bukan tekanan bola mata, tetapi belum diketahui secara pasti. Kerusakan saraf mata biasanya disebabkan aliran darah yang buruk atau hipersensitivitas. Aliran darah yang buruk dapat diakibatkan adanya penumpukan lemak, yang disebut juga aterosklerosis.

  1. Glaukoma sekunder:
Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan karena kondisi kesehatan lain atau akibat obat-obatan. Kondisi tersebut dapat berupa diabetes yang tidak terkontrol atau tekanan darah tinggi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan glaukoma yaitu obat golongan kortikosteroid.

  1. Glaukoma kongenital:
Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan adanya kelainan pada saat bayi baru lahir. Kecacatan tersebut dapat mengganggu drainase dan membuat saraf mata lebih sensitif.

Apa yang meningkatkan faktor risiko glaukoma?

Ada banyak faktor risiko yang bisa memengaruhi mata Anda mengalami kondisi ini, yaitu:
·         Usia lebih dari 60 tahun.
·         Memiliki riwayat keluarga dengan pemyakit ini (orangtua atau saudara kandung).
·     Menggunakan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang lama, misalnya obat   tetes mata kortikosteroid.

·       Memiliki penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit sel sabit.
Orang dengan diabetes juga berisiko terkena kondisi ini
Orang diabetes 40 persen lebih berisiko kena glaukoma dibandingkan orang tanpa diabetes. Semakin lama Anda mengidap diabetes, kondisi ini  makin lebih sering terjadi. Risiko juga meningkat ketika Anda bertambah tua.
Selain itu, jika Anda memiliki retinopati diabetes, Anda juga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi tekanan pada bola mata Anda. Pada retinopati diabetes, pembuluh darah yang abnormal tumbuh dan menghalangi drainase alami mata.
Penderita diabetes juga lebih mungkin mengidap glaukoma jenis tertentu, yang disebut neovascular glaucoma. Dalam bentuk pembuluh darah baru, glaukoma yang tumbuh di iris, bagian berwarna dari mata, pembuluh darah ini menghalangi aliran normal cairan dari mata, sehingga meningkatkan tekanan mata.
Orang dengan berisiko mengalami kebutaan 
Hipertensi akan merusak pembuluh darah di retina, bagian belakang pada mata yang berfungsi sebagai penangkap atau reseptor cahaya penglihatan Anda. Kerusakan mata ini dapat berlanjut menjadi kebutaan apabila hipertensi Anda tidak dikontrol. Makin tinggi tekanan darah Anda dan makin lama Anda mengalami kondisi tersebut, maka lebih besar kemungkinan Anda untuk mengalami kerusakan yang berat pada mata Anda.
Ketika tekanan darah Anda tinggi, dinding pembuluh darah pada retina akan menebal, yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan aliran darah ke retina berkurang. Seiring berjalannya waktu, kerusakan pembuluh darah retina akibat hipertensi ini akan merusak saraf penglihatan, sehingga menimbulkan masalah penglihatan Anda, bahkan sampai menimbulkan kebutaan.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk glaukoma?

Ada empat pilihan metode pengobatan gangguan tekanan pada bola mata yang umum digunakan dokter untuk menghindari risiko kebutaan. Berikut uraiannya:
1. Pakai obat tetes mata
Obat tetes mata untuk mengobati glaukoma tentu bukanlah obat tetes generik yang bisa Anda dapatkan dengan bebas di warung atau apotek. Obat tetes untuk kondisi ini  harus didapatkan melalui resep dokter, karena jenis dan dosisnya akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan kondisi Anda.
Obat tetes mata untuk glaukoma yang paling sering diresepkan dokter adalah:

  1. Golongan analog prostaglandin.
Contohnya latanaprost, travoprost, tafluprost, dan bimatoprost. Cara pakainya adalah satu kali sehari di malam hari. Kemanjuran obat ini baru bisa dirasakan dalam 4 minggu setelah memulai pengobatan glaukoma. Salah satu efek samping yang paling sering terjadi adalah warna iris (lingkaran hitam mata) berubah menjadi lebih gelap.

  1. Golongan antagonis β-adrenergik.
Contohnya timolol dan betaxolol. Obat tetes mata golongan ini biasa digunakan di pagi hari. Betaxolol akan menjadi pilihan dokter untuk Anda jika Anda memiliki gangguan paru-paru.

  1. Golongan inhibitor karbonik anhidrase. 
Contohnya dorzolamide dan brinzolamide. Obat golongan ini digunakan tiga kali sehari dan dapat terus digunakan sebagai terapi jangka panjang. Efek samping yang paling sering adalah rasa pahit di mulut yang timbul setelah obat diteteskan.

  1. Golongan parasimpatomimetik.
Contohnya pilokarpin. Obat ini biasa digunakan sebagai tambahan pada kasus tekanan bola mata tinggi dalam jangka waktu panjang yang sudah menjalani prosedur laser tapi target tekanan yang diinginkan belum tercapai.

Obat-obatan ini dapat digunakan secara terpisah, ataupun sebagai kombinasi.
2. Obat minum
Ada dua pilihan obat minum, yaitu:
  1. Golongan inhibitor karbonik anhidrase.
Contohnya acetazolamide. Obat ini umumnya hanya digunakan untuk terapi singkat serangan glaukoma akut. Namun, pada beberapa kasus, obat ini dapat diberikan dalam jangka waktu panjang pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi tapi obat tetes mata tidak lagi manjur.

  1. Golongan hiperosmotik. 
Contohnya glisero. Obat ini bekerja dengan menarik cairan dari bola mata ke dalam pembuluh darah. Pemberian hanya dilakukan pada kasus-kasus akut dan dalam jangka waktu singkat (hitungan jam).

Akan tetapi, risiko efek samping obat minum lebih tinggi daripada obat tetes mata. Maka, obat minum kurang direkomendasikan sebagai pengobatan dari kondisi ini.
3. Laser
Ada dua jenis laser yang dapat dilakukan untuk membantu menguras kelebihan cairan dari bola mata, yaitu:
       a.    Trabekuloplasti
Tindakan ini biasa dilakukan untuk orang yang memiliki glaukoma sudut terbuka. Laser membantu agar sudut yang menjadi tempat drainase dapat bekerja secara lebih maksimal.
b.    Iridotomi
Tindakan ini dilakukan untuk kasus glaukoma sudut tertutup. Iris Anda akan dilubangi dengan menggunakan sinar laser agar cairan dapat mengalir lebih baik.

4. Operasi
Operasi glaukoma umumnya dilakukan pada kasus-kasus yang sudah tidak lagi dapat membaik dengan obat-obatan. Operasi biasanya berlangsung selama 45-75 menit.
Tindakan pembedahan yang umum untuk mengobati kondisi ini, termasuk:
  1. Trabekulektomi,:
Dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bagian putih mata dan juga pembuatan kantong di daerah konjungtiva (bleb). Dengan demikian, kelebihan cairan dapat mengalir melalui sayatan tersebut menuju kantong bleb dan kemudian diserap oleh tubuh.

  1. Alat drainase glaukoma:
Tindakan ini berupa pemasangan implan serupa pipa untuk membantu mengalirkan ekstra cairan dalam bola mata.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk glaukoma?
Untuk mendiagnosis dengan tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
·         Tonometri, sebuat tes untuk mengukur tekanan bola mata (tekanan intraokular).
·         Tes lapang pandang untuk memeriksa area hilangnya penglihatan.
·         Memeriksa kerusakan saraf mata.
·         Pachymetry, tes untuk mengukur ketebalan kornea.
·         Melihat sudut drainase (gnioscopy).
Jika Anda sudah didiagnosis mengalami tekanan pada bola mata, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Jadi, deteksi perkembangan kondisi ini bisa diketahui sejak dini dan dapat dicegah sesegera mungkin.
Ada tiga jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan penyakit pada mata ini, di antaranya sebagai berikut:
  1. Oftalmoskop:pemeriksaan cakram optik di bagian belakang mata dengan menggunakan sinar
  2. Tonometri:pengukuran tekanan di dalam mata (tekanan intraokular)
  3. Perimetri:pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda hilang penglihatan di bagian samping lapang pandang mata yang bisa menjadi pertanda perkembangan kondisi mata Anda

Jika dari sejumlah pemeriksaan sudah menunjukkan tanda-tanda perkembangan kondisi ini, maka pengobatan perlu segera dilakukan. Dengan menjalani pengobatan, risiko perkembangan glaukoma bisa berkurang hingga 50 persen.

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi glaukoma?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda:
·         Lakukan pemeriksaan rutin dan ikuti arahan dan saran dari dokter.
·         Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
·         Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki penyakit lain (asma, tekanan darah tinggi,     diabetes, penyakit jantung) atau alergi dengan obat glaukoma.
·   Selalu gunakan kaca mata pelindung jika Anda melakukan olahraga berat untuk menghindari trauma pada mata
·         Hubungi dokter Anda jika gejala Anda semakin parah.

Noya/PKRS





Rabu, 06 November 2019

Kelainan Haid dan Kesuburan

Artikel
KELAINAN HAID DAN KESUBURAN
Oleh Dr. Awan Nurtjahyo, Sp.OG(K)


Menstruasi (Haid) adalah perdarahan secara periodik dan siklik uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Haid merupakan pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan dan debris sel-sel endometrium dari uterus dalam jumlah bervariasi. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikut. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Lamanya suatu siklus bervariasi normal antara 3 – 10 hari dengan jumlah darah normal 5-80 cc.

Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari hari pertama menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi berikutnya). Suatu cara yang mudah untuk menjelaskan siklus menstruasi endometrium adalah memulainya segera setelah menstruasi berhenti dan mengikuti siklus ini sampai menstruasi berikutnya karena siklus ini melewati fase proliferatif dan sekresi (luteal) Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun.

Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi, atau jumlah dan lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu.
 1. Gangguan pada lamanya siklus menstruasi:
a. Polimenore atau Epinore : Siklus menstruasi lebih pendek kurang dari 21 hari
b. Oligomenore : Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari
c. Amenore : tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga bulan berturut-turut

2. Gangguan jumlah darah menstruasi dan lamanya perdarahan:
a. Hipomenore : Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau kurang dari biasa dengan discharge menstruasi sedikit atau ringan
b. Hipermenore atau Menoragia : Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Menoragia mungkin terjadi disertai dengan suatu kondisi organik uterus, atau mungkin terjadi tanpa ada kelainan yang nyata pada uterus. Hal ini disebut perdarahan uterus abnormal

Kegagalan pasangan suami istri (pasutri) dalam memperoleh keturunan, disebabkan oleh masalah pada pria dan atau wanita. 40 persen kesulitan mempunyai anak terdapat pada wanita, 40 persen pada pria, dan 30 persen pada keduanya. Anggapan bahwa kaum wanitalah yang lebih bertanggungjawab terhadap kesulitan mendapatkan anak adalah kurang tepat.
WHO juga memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1 dari 7 pasangan) memiliki masalah infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan infertil. Disebut Infertilitas primer jika seorang wanita yang telah berkeluarga belum pernah mengalami kehamilan meskipun hubungan seksual dilakukan secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi untuk selang waktu paling kurang 12 bulan.

Sedangkan infertilitas sekunder apabila wanita tersebut sudah pernah memiliki anak. Infertilitas dapat disebabkan oleh kelainan pada :
 1. Kelainan pada tuba : Sumbatan di tuba fallopii merupakan salah satu penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat terjadi akibat infeksi, pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan oleh endometriosis atau inflamasi. Peningkatan insiden penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease –PID).
 2. Kelainan ovarium : Masalah ovarium yang dapat mempengaruhi infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus ovarium.

Gangguan Ovulasi yang dibagi ke dalam 4 kelas (WHO)
a. Kelas 1 : Kegagalan pada hipotalamus hipopise. Karakteristik dari kelas ini adalah gonadotropin yang rendah, prolaktin normal, dan rendahnya estradiol. Kelainan ini terjadi sekitar 10 % dari seluruh kelainan ovulasi.
b. Kelas 2: Gangguan fungsi ovarium. Karakteristik dari kelas ini adalah kelainan pada gonadotropin namun estradiol normal. Anovulasi kelas 2 terjadi sekitar 85 % dari seluruh kasus kelainan ovulasi.
c. Kelas 3: Kegagalan ovarium. Karakteristik kelainan ini adalah kadar gonadotropin yang tinggi dengan kadar estradiol yang rendah. Terjadi sekitar 4- 5 % dari seluruh gangguan ovulasi.
d. Kelas 4: Kelompok wanita yang mengalami gangguan ovulasi akibat disfungsi ovarium, memiliki kadar prolaktin yang tinggi.

3. Kelainan serviks :
a. Perkembangan serviks yang abnormal sehingga mengakibatkan migrasi sperma terhambat. b.Tumor serviks seperti polip atau mioma yang dapat menutupi saluran sperma atau menimbulkan discharge yang mengganggu spermatozoa.
c. Infeksi serviks yang menghasilkan asam atau sekresi purulen yang bersifat toksin terhadap spermatozoa.
4. Infeksi vagina : seperti vaginitis dan trikomonas vaginalis akan menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi. Terjadinya disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang terlalu asam juga dapat menyebabkan seorang wanita kesulitan mengalami kehamilan

Faktor resiko terjadinya infertilitas antara lain:
1. Faktor usia
 2. Genetic
 3. Berat badan (BMI)
4. Nutrisi, dll

Infertilitas pada pria dipengaruhi oleh faktor koitus pria yang meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal, kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi seksual. Kelaianan anatomi yang mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vas deferens kongenital, obstruksi vas deferens dan kelainan kongenital sistm ejakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau varikokel. Masalah ejakulasi seperti ejakulasian retrograde yang berhubungan dengan diabetes, kerusakan saraf, obat-obatan atau trauma bedah.

Referensi
1. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011: 425430.
2. HIFERI (2013). Konsensus Penanganan Infertilitas. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan fertilitas Indonesia
3. Robert L B. Female Infertility; Reproductive Endocrinology 7th Edition.2010 


Noya/PKRS

Pasien RSMH mendapatkan Bingkisan dari Relawan Rumah Singgah

Pasien RSMH mendapatkan Bingkisan dari Relawan Rumah Singgah


Pasien di ruang selincah lantai 2 dan ruang ICU RSMH Palembang mendapat kunjungan dari Yayasan Rumah Singgah Peduli Indonesia (YRSPI) sebuah yayasan non profit yang bergerak dalam layanan sosial kesehatan 

Kedatangan para pengurus adalah relawan berusia muda, yang berasal dari beragam latar belakang memberikan bingkisan kepada pasien yang kurang mampu sebagai kepedulian mereka dan memberi semangat serta dukungan moral kepada pasien dan keluarga pasien yang sedang dirawat 


Firmansyah, S.Pd yang juga sebagai  sekretaris yayasan  mengungkapkan bahwa biaya operasional murni berasal dari donator, jadi Bagi masyakat yang tertarik untuk berdonasi, dapat segera menghubungi  ingin berdonasi dapat menghubungi  nomor 0812-2185-7739 (sdr.Firmansyah) Atau dapat langsung datang ke Rumah Singgah PEDULI cabang Sumsel di alamat Jln.Ariodillah IV, RT.35 RW 11 No.133, Kelurahan 20 Ilir, Kec IT I Kota Palembang

( Liputan Suhaimi/ Humas RSMH)

RSMH Mengadakan Seminar Deteksi Dini Kanker

RSMH Mengadakan Seminar Deteksi Dini Kanker

 

Seminar "Deteksi Dini Kanker" dalam rangka peringatan Hari Kanker Sedunia di selenggarakan di Gedung Utama Lt II  RSMH Palembang, Sabtu 2 Maret 2019.yang di Ketuai oleh  dr. Dian puspita, SpA(K),M.Kes.dan wakil ketua  dr. wahyudi nurhidayat, Sp.Onk.Rad.  dengan menghadirkan 7 org Nara sumber dokter-dokter onkologi di RSMH Palembang yaitu dr.Yenny Dian Andayani,Sp.PD , KHOM, dr.Nur Qodir,Sp.B(K),Onk, dr.Rizal Sanif, SpOG (K), MARS, dr.Denny Satria Utama,MSi.Med.,FISC.,SpTHT-KL, dr.Dewi Rosariah,Sp.A dgn moderator dr.Dini Andriani P,Sp.Onk.Rad Dr monika Anastasia kuniawan, Sp.GK , M.Gz.  dan dr Irawan sastradinata, Sp.OG(K) dg judul Deteksi Dini Kanker.

Dr Welly Refnealdi , M.Kes, PhD yang mewakili Direktur Utama  dalam sambutannya mengatakan dalam  rangka mengoptimalkan upaya pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, perlu adanya upaya masif yang dilakukan oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian kanker. saat ini penderita kanker di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan hal ini dipicu salah satunya dengan gaya hidup sehat dan pola makan

Dengan peringatan Hari Kanker Sedunia 2019 dapat menjadi sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap kanker dan  berpartisipasi aktif dalam mengkampanyekan  "Saya Adalah Dan Saya Akan (I Am and I Will) peran RSMH Palembang sebagai  RS rujukan nasional dg salah satu layanan unggulannya adalah Onkologi terpadu selain Kardio Serebrovaskular, Bedah Minimal Invasif, Transplantasi Ginjal serta Bayi Tabung.

Seminar dihadiri oleh sejumlah pejabat struktural dan nonstruktural di lingkungan RSMH Palembang ,pimpinan Rumah Sakit dan Dokter RS se-Kota  Palembang dan undangan lainnya.
(Suhaimi/Humas RSMH)


( Suhaimi Humas RSMH)