Selasa, 11 Oktober 2016

TIM PPI “DUTA CUCI TANGAN” STANDAR WHO



TIM PPI “DUTA CUCI TANGAN” STANDAR WHO


Dalam rangka upaya menjamin mutu dan keselamatan pasien, Tim PPI RSUP DR.Mohammad Hoesin Palembang melakukan roadshow cuci tangan ke 4 Departemen mayor. Roadshow cuci tangan Tim PPI sebagai salah satu dari 11 program kewaspadaan standar PPI bahwa  cuci tangan harus 100%.
Dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan sehari-hari, telah dibentuk tim audit PPI dimana tugas pokok dan fungsi dari tim Audit ini antara lain melakukan audit terhadap petugas kesehatan akan  kepatuhan cuci tangan dan pelaksanaan 5 saat membersihkan cuci tangan standar WHO.


5 Moment membersihkan tangan (WHO/KEMENKES):
1 1. Sebelum kontak dengan pasien
2 2.  Sebelum tindakan aseptik
3 3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
4 4. Setelah kontak dengan pasien
5 5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

Bagaimana dengan para petugas di rumah sakit, apakah mereka sudah menjalankan dengan benar untuk mencuci tangan? Para dokter, perawat, bidan dan seluruh jajaran tenaga kesehatan di rumah sakit, klinik  bersalin, maupun puskesmas merupakan kelompok yang paling beresiko menularkan maupun tertular penyakit infeksi. Oleh karena itu bagi kalangan medis wajib mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan. Bahkan ketika memeriksa pasien yang satu beralih untuk memeriksa pasien yang lain maka dokter, perawat dan bidan harus mencuci tangan terlebih dahulu. Anda boleh mengingatkan bila menemukan para petugas kesehatan lalai mencuci tangan. Bukan untuk mencari kesalahan namun sebagai salah satu upaya mengurangi resiko infeksi nosokomial yakni infeksi silang dari pasien ke pasien, dan akibat dari tercemarnya alat medis yang digunakan. Selain itu juga merupakan salah satu upaya perlindungan diri bagi tenaga kesehatan. Petugas kesehatan membersihkan tangannya dengan handrub berbasis alkohol untuk membersihkan kuman dan kotoran dari tangan. Prosedur cuci tangan dengan 6 langkah standar WHO dilakukan selama 20 – 30 detik.
 Bila semua petugas kesehatan di RSMH sudah memahami pentingnya melakukan 6 langkah cuci tangan dan 5 saat membersihkan tangan standar WHO maka dipastikan bahwa pasien akan terjamin mutu dan keselamatannya selama berada di RSMH Palembang.
Yang harus diketahui cuci tangan tidak hanya untuk petugas kesehatan saja yang berada di lingkungan rumah sakit, tetapi cuci tangan diwajibkan bagi  semua orang untuk menjaga kesehatan.
Jadi, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan yaaa...Salam sehat!

#Anie Gumay
# IP3 - Humas RSMH Palembang/

TIM PPI “DUTA CUCI TANGAN” STANDAR WHO



TIM PPI “DUTA CUCI TANGAN” STANDAR WHO


Dalam rangka upaya menjamin mutu dan keselamatan pasien, Tim PPI RSUP DR.Mohammad Hoesin Palembang melakukan roadshow cuci tangan ke 4 Departemen mayor. Roadshow cuci tangan Tim PPI sebagai salah satu dari 11 program kewaspadaan standar PPI bahwa  cuci tangan harus 100%.
Dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan sehari-hari, telah dibentuk tim audit PPI dimana tugas pokok dan fungsi dari tim Audit ini antara lain melakukan audit terhadap petugas kesehatan akan  kepatuhan cuci tangan dan pelaksanaan 5 saat membersihkan cuci tangan standar WHO.



5 saat membersihkan tangan (WHO/KEMENKES):
1.       Sebelum kontak dengan pasien
2.       Sebelum tindakan aseptik
3.       Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
4.       Setelah kontak dengan pasien
5.       Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Bagaimana dengan para petugas di rumah sakit, apakah mereka sudah menjalankan dengan  benar untuk mencuci tangan? Para dokter, perawat, bidan dan seluruh jajaran tenaga kesehatan di rumah sakit, klinik  bersalin, maupun puskesmas merupakan kelompok yang paling beresiko menularkan maupun tertular penyakit infeksi. Oleh karena itu bagi kalangan medis wajib mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan. Bahkan ketika memeriksa pasien yang satu beralih untuk memeriksa pasien yang lain maka dokter, perawat dan bidan harus mencuci tangan terlebih dahulu. Anda boleh mengingatkan bila menemukan para petugas kesehatan lalai mencuci tangan. Bukan untuk mencari kesalahan namun sebagai salah satu upaya mengurangi resiko infeksi nosokomial yakni infeksi silang dari pasien ke pasien, dan akibat dari tercemarnya alat medis yang digunakan. Selain itu juga merupakan salah satu upaya perlindungan diri bagi tenaga kesehatan. Petugas kesehatan membersihkan tangannya dengan handrub berbasis alkohol untuk membersihkan kuman dan kotoran dari tangan. Prosedur cuci tangan dengan 6 langkah standar WHO dilakukan selama 20 – 30 detik.
 Bila semua petugas kesehatan di RSMH sudah memahami pentingnya melakukan 6 langkah cuci tangan dan 5 saat membersihkan tangan standar WHO maka dipastikan bahwa pasien akan terjamin mutu dan keselamatannya selama berada di RSMH Palembang.
Yang harus diketahui cuci tangan tidak hanya untuk petugas kesehatan saja yang berada di lingkungan rumah sakit, tetapi cuci tangan diwajibkan bagi  semua orang untuk menjaga kesehatan.
Jadi, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan yaaa...Salam sehat!
#Humas&team#

Minggu, 09 Oktober 2016

Persiapan DPJP menghadapi Akreditasi JCI



Persiapan DPJP menghadapi Akreditasi JCI
Sharing pengalaman persiapan DPJP  menghadapi Akreditasi JCI bersama Direktur Utama RSCM Dr.dr.Czeresna Heriawan Soejono, K.Ger,M.Epid,FACP dan Direktur Medik dan Keperawatan RSCM Dr.dr.Ratna Dwi Restuti,Sp.THT-KL (K).
Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama RSMH Dr.Mohammad Syahril,Sp.P, MPH Beserta jajaran, Dekan FK Unsri, Ka.Departemen beserta staf  Medik dari masing-masing Departemen.
DPJP adalah  dokter  penanggungjawab  pelayanan,  Kepala/ Direktur Utama menerbitkan surat keputusan untuk menugaskan staf medis yang bersangkutan untuk melakukan pelayanan medis di rumah sakit.
Salah satu komponen yang harus DPJP pahami adalah System Based Practice yaitu patuh pada sistem, sistem yang berlaku baik di Rumah Sakit maupun Fakultas Kedokteran, bagaimana SPO yang telah dibuat agar diimplementasikan di departemen masing-masing.


Permasalahan yang terjadi hampir di seluruh Rumah Sakit pusat  rujukan adalah overloadnya pasien di IGD sehingga berdampak pada patient safety, untuk menyikapi hal tersebut maka Dr.Heriawan memberikan solusi jangka panjang yaitu perlu dilakukan upaya promosi dan preventif kepada masyarakat agar tidak terkena suatu penyakit, untuk jangka menengah adalah memperbaiki sistem rujukan dimana era JKN saat ini pemerintah telah menetapkan sistem rujukan berjenjang artinya setiap pasien yang akan di rujuk ke RS tipe A terlebih dahulu dilakukan skrinning awal di RSUD. Bila memang tidak bisa ditangani di RSUD maka pasien dirujuk ke RS tipe A. Ini dibutuhkan kerjasama dengan pihak terkait misalnya RSUD, Puskesmas, Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah dll. Untuk jangka pendek perlu dilakukan evaluasi intern terhadap kapasitas ruang rawat, apa sebab terjadi penumpukan pasien di IGD apakah karena rawat inap pasien yang terlalu lama, apakah memang perlu penambahan kapasitas tempat tidur, tentu hal tersebut membutuhkan koordinasi intern dengan pihak terkait.

Kewenangan klinis setiap staf medis berbeda walaupun memiliki spesialisasi yang sama.Rumah sakit harus mengatur pemberian kewenangan klinis (Clinical Privilege) setiap staf medis sesuai dengan kompetensi yang nyata. 
Humas@yeri

PARADIGMA BARU DALAM AKREDITASI RS



                                      PARADIGMA BARU DALAM AKREDITASI RS

Menjelang initial survey  Akreditasi JCI  November 2016 mendatang, RSMH menerima  bimbingan tekhnis dari KEMENKES RI dan RSCM Jakarta, pada hari Minggu 9 Oktober 2016.
Ketua tim pendampingan dari RSCM Dr.dr.Czeresna Heriawan Soejono, KGer, M.Epid, FACP , beserta tim yaitu Direktur Medik dan Keperawatan RSCM Dr.dr.Ratna Dwi Restuti,Sp.THT-KL (K), Dr.Hernita Diatri ,Sp.KJ (K), Dr.Rangga, Sp.THT, Dra.Rina Mutiara,Apt,M.Pharm.
Acara pendampingan dihadiri oleh Direktur Utama RSMH beserta Jajaran, dekan FK UNSRI Palembang, pejabat Struktural dan non Struktural, Ketua Departemen dan staf medic, hingga anggota Pokja Akreditasi mengikuti pendampingan Akreditasi JCI dari RSCM tersebut.
Akreditasi Rs adalah suatu proses lembaga Independen yang



melakukan assesmen terhadap rumah sakit dengan tujuan memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki keselamatan dan mutu pelayanan, meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien.
Paradigma baru dalam akreditasi rs , tidak hanya sekedar memenuhi standar yang telah ditetapkan tetapi standar tertinggi yang ada adalah dalam diri kita sendiri, bagaimana melayani pasien dengan menerapkan standar mutu dan  keselamatan, agar pasien yg dirawat terjamin mutu dan keselamatannya selama menjalani perawatan di RS.
Bagaimana mengimplementasikan standar-standar di maksud di unit kerja masing-masing, itu yang menjadi penilaian utama dalam initial survey nantinya.

Tim pendampingan direncanakan akan melakukan bimbingan di RSMH selama 2 hari mulai hari Minggu, 9 Oktober 2016 hingga hari Senin 10 Oktober 2016, serangkaian kegiatan diagendakan mulai dari telusur dokumen hingga telusur lapangan.
Semangat yaa team….Akreditasi JCi Yakin Bisa….!
Humas@yeri