Senin, 14 September 2015

PENYAKIT TUMOR MATA


TUMOR MATA

Dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia terdapat 14 Rumah Sakit Rujukan Nasional salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Mohammad Hoesin Palembang , dengan salah satu program unggulannya adalah penanganan PENYAKIT  TUMOR pada manusia.Dalam arti kata bahwa semua kasus tumor yang ada akan dapat dilakukan pengobatan sampai tuntas di Rumah Sakit Mohammad Hoesin ini dan penderita tidak perlu lagi dirujuk ke tempat lain misalnya rumah sakit di pulau Jawa, oleh karena semuanya sudah dapat dilakukan di rumah Sakit  ini.
Wartawan RSMH berkesempatan mewawancarai salah satu narasumber untuk penyakit Tumor Mata ini beliau adalah dr.H.Ibrahim, Sp.M (K). Ditemui diruangan kerjanya di Departemen Mata dokter yang murah senyum ini mengatakan bahwa Tumor ganas atau KANKER di Indonesia saat ini mempunyai kecenderungan prevalensinya yang meningkat. Dari data yang ada pada tahun 2008 di rumah sakit seluruh Indonesia , penyakit kanker menyebabkan 4.332 meninggal dengan case fatality rate (CFR)  4,70 %. Setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi diantara 100.000 jiwa penduduk.Meningkatnya pengguna rokok (57 juta orang), konsumsi alkohol, kegemukan atau obesitas, penggunaan bahan kimia karsinogenik dalam makanan, kurangnya aktifitas fisik/ olahraga juga berperan dalam peningkatanan kejadian kanker di INDONESIA. Tumor dari seluruh tubuh manusia menurut penelitian Oemiati at al tahun 2011 , tumor pada mata ,otak,dan system saraf pusat (SSP) mempunyai angka 3,8-8,5 persen dari seluruh kejadian tumor yang ada.
Tumor ganas atau KANKER pada manusia merupakan penyakit penyebab kematian kedua yang memberi kontribusi 13 persen kematian dari 22 persen kematian akibat penyakit tidak menular utama di Indonesia. Dampak penyakit tidakmenular khususnya penyakit kanker terhadap ketahanan sumber daya manusia sangat besar karena selain menyebabkan kesakitan dan kematian juga menurunkan produktivitas. Angka kesakitan dan kematian tersebut sebagian besar terjadi pada penduduk dengan sosial ekonomi menengah ke bawah.
Tumor mata merupakan penyakit dengan multifactor yang terbentuk dalam jangka waktu lama  dan mengalami kemajuan melalui stadium berbeda-beda.Faktor nutrisi merupakan satu aspek yang sangat penting, komplek,dan sangat dikaitkan dengan proses patologis tumor. Secara umum, total asupan berbagai lemak (tipe yang berbeda-beda dari versi lemak) bisa dibandingkan dengan peningkatan insiden tumor mata.Infeksi virus seperti pada Papiloma dan neoplasia intraepitel pada konjungtiva juga merupakan penyebab utama.Selain itu radiasi sinar  Uv juga menyebabkan terjadinya tumor pada bagian tertentu di mata.
Tumor  mata  meliputi tumor jinak dan tumor ganas yang dapat meyebabkan gangguan penglihatan ringan sampai berat bahkanpada tumor ganas mata dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan posisinya  tumor mata/orbita di kelompokkan sebagai berikut :                    
 a)  Tumor external yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti:
§  Tumor palpebrayaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata, misalnya kanker Sel Basal (Basalioma).
§  Tumor konjungtiva yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi mata bagian depan (misalnya Karsinoma Sel Skuamosa.).
  b)  Tumor intraokuler yaitu tumor yang  tumbuh didalam  bola  mata
       Contoh: Retinablastoma  ( RB ). Jenis ini adalah tumor ganas retina  dan meruparkan  tumor primer         bola mata  terbanyak pada anak.       
  c)  Tumor retrobulber  yaitu tumor yang  tumbuh dibelakang  bola mata.

Mengakhiri  perbincangan kami siang itu dr.H.Ibrahim mengatakan bahwa   penatalaksanaan dini dan efektif dari kasus tumor pada umumnya dan khususnya tumor di mata dan sekitarnya tergantung dari ketepatan diagnosanya. Dokter mata yang berpengalaman ,ditunjang sarana dan prasarana yang mutakhir diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat tumor mata ini dapat ditekan seminimal mungkin.
Harapan dokter sama dengan harapan kita semua yaitu  menurunkan angka kesakitan dan kematian, RSMH terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan bermutu. Tentunya ini perlu dukungan dari semua pihak dan berbagai lapisan masyarakat.
Semoga informasi dari kami bermanfaat yaa...terus hidup sehat..!!
Wartawan RSMH @Yeri_humas.

berita Media Cetak hari ini selasa 15 sept 2015

Berita hari ini selasa, 15 Sept 20155


di Media Masa tentang RSMH

Sekilas ttg Humas



Humas dan Pelayanan Rumah Sakit
                              
Masalah yang sering timbul di rumah sakit adalah akibat komunikasi yang kurang baik antara petugas dan pasien. Dalam hal ini peran humas rumah sakit sangat strategis dalam upaya mensosialisasikan hak dan kewajiban pasien serta hak dan kewajiban Rumah Sakit

Humas rumah sakit diharapkan ikut mensosialisasikan kewajibannya dan memperhatikan hak pasien dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien Dengan demikian tidak terjadi masalah yang bisa menurunkan citra rumah sakit.                  
                                                                                       
Tugas humas antara lain melakukan komunikasi internal dengan karyawan dan melakukan komunikasi eksternal dengan pasien/keluarga pasien, penjamin biaya, serta media massa. Dalam situasi normal, humas bertugas mengawal opini publik mengenai jati diri dan citra rumah sakit agar bersifat positif.


Dalam situasi krisis, humas bertugas menghadapi, mengatasi, membendung, memulihkan, dan mengembalikan kepercayaan masyarakat kepadar rumah sakit  Adapun di situasi luar biasa, humas harus mampu menghadapi tekanan para pencari berita, dan menjaga agar citra rumah sakit tetap baik.

Dalam kenyataan, pasien cenderung pasrah dan mempercayakan diri dan kesembuhannya pada dokter. Dan juga  kesenjangan pengetahuan antara dokter dan pasien masih sangat lebar. Ketidaktahuan pasien akan standar pelayanan, standar prosedur operasional, standar profesi, etika profesi membuat posisi pasien menjadi lemah. Dalam hal ini humas berperan mengkomunikasikan kebijakan manajemen rumah sakit pada pasien,sebaliknya juga keinginan atau pendapat pasien pada manajemen rumahsakit.


Salah satu peran humas rumah sakit yang terpenting dimata pasien adalah dalam upaya menyelesaikan keluhan pasien. Dalam menindaklanjuti ketidakpuasan dan keluhan pasien, sebaiknya tidak dengan cara defensif, melainkan menunjukkan upaya memperbaiki pelayanan. Kepuasan pasien terhadap respons yang diberikan rumah sakit akan sangat menentukan persepsi pasien terhadap rumah sakit serta citra rumah sakit dimata masyarakat.
Demikianlah sekilas tentang  Humas merupakan ujung tombak dan garda terdepan Pelayanan Rumah Sakit

By, Suhaim@Humas


Edo Tondas



Aritmia Dapat Terjadi Pada Anak-anak

Jantung adalah organ yang berfungsi untuk memompa darah dalam sistem sirkulasi, sehingga sel-sel diseluruh tubuh mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi. Untuk menjalankan fungsi tersebut dengan baik, otot-otot jantung harus bergerak secara harmonis dan mengikuti irama yang teratur.


dr Alexander Edo Tondas SpJP FIHA, spesialis jantung dan pembulu darah Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengatakan, layaknya mesin pompa yang mengalirkan air melalui pipa menggunakan tenaga listrik, jantung manusia juga memiliki sistem listriknya sendiri. “Baterai” pembangkit listrik jantung ini disebut pacu jantung (pacemaker)
       "Pacu jantung alami secara otomatis bekerja setiap saat untuk mengeluarkan impuls listrik, rata-rata normalnya sekitar 60-100x/menit. Ini adalah laju denyut nadi normal untuk manusia pada saat istirahat, Impuls listrik akan merangsang otot jantung untuk berkontraksi dan memompa darah sesuai irama tersebut secara teratur,"ungkapnya.

     Apabila terdapat peningkatan aktivitas, misalnya berlari, maka denyut nadi akan meningkat dan bila dalam kondisi santai, seperti tidur, maka denyut nadi akan melambat. Karena suatu atau lain sebab, sistem kelistrikan jantung dapat mengalami gangguan irama (aritmia). Aritmia dapat terjadi pada anak-anak sebagai kelainan bawaan sejak lahir atau didapat saat seseorang sudah dewasa.

     Bayi yang terlahir dengan kebocoran sekat jantung, misalnya, dapat mengalami blok irama jantung karena kebetulan kelainan tersebut letaknya memotong jalur listrik jantung yang normal. Di lain pihak, pasien usia lanjut yang mengalami serangan jantung (infark) juga dapat mengalami aritmia, akibat jaringan parut di otot jantung yang mengacaukan sistem kelistrikannya.

     "Tidak selalu gampang untuk mendeteksi aritmia, apalagi bila gangguan iramanya hilang timbul atau durasinya sangat singkat. Kadang-kadang pada saat dilakukan perekaman jantung dengan elektrokardiografi (EKG), gangguan irama tersebut sudah terlanjur hilang,"tambahnya.  Untuk membantu melakukan diagnosis aritmia, digunakan alat rekam jantung yang mampu memonitor irama jantung secara berkelanjutan.

     Alat kecil yang dikenal sebagai monitor Holter ini, katanya, ditempelkan ke tubuh pasien dan dibawa pulang selama 24 jam hingga 7 hari. Holter akan memantau aktivitas listrik jantung secara terus menerus, saat pasien bekerja maupun istirahat di malam hari . "Setelah pasien kembali ke klinik, data yang terekam akan diolah dan dibaca oleh dokter ahli untuk melihat apakah ada aritmia yang cukup bermakna,"pungkasnya.

(Irma+Suhaimi@Humas RSMH)

PELAYANAN RUMAH SAKIT


BERITA Senin, 14 September 2015


Humas dan Pelayanan Rumah Sakit
                              
Masalah yang sering timbul di rumah sakit adalah akibat komunikasi yang kurang baik antara petugas dan pasien. Dalam hal ini peran humas rumah sakit sangat strategis dalam upaya mensosialisasikan hak dan kewajiban pasien serta hak dan kewajiban Rumah Sakit

Humas rumah sakit diharapkan ikut mensosialisasikan kewajibannya dan memperhatikan hak pasien dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien Dengan demikian tidak terjadi masalah yang bisa menurunkan citra rumah sakit.                  
                                                                                       
Tugas humas antara lain melakukan komunikasi internal dengan karyawan dan melakukan komunikasi eksternal dengan pasien/keluarga pasien, penjamin biaya, serta media massa. Dalam situasi normal, humas bertugas mengawal opini publik mengenai jati diri dan citra rumah sakit agar bersifat positif.


Dalam situasi krisis, humas bertugas menghadapi, mengatasi, membendung, memulihkan, dan mengembalikan kepercayaan masyarakat kepadar rumah sakit  Adapun di situasi luar biasa, humas harus mampu menghadapi tekanan para pencari berita, dan menjaga agar citra rumah sakit tetap baik.
Dalam kenyataan, pasien cenderung pasrah dan mempercayakan diri dan kesembuhannya pada dokter. Dan juga  kesenjangan pengetahuan antara dokter dan pasien masih sangat lebar. Ketidaktahuan pasien akan standar pelayanan, standar prosedur operasional, standar profesi, etika profesi membuat posisi pasien menjadi lemah. Dalam hal ini humas berperan mengkomunikasikan kebijakan manajemen rumah sakit pada pasien,sebaliknya juga keinginan atau pendapat pasien pada manajemen rumahsakit.


Salah satu peran humas rumah sakit yang terpenting dimata pasien adalah dalam upaya menyelesaikan keluhan pasien. Dalam menindaklanjuti ketidakpuasan dan keluhan pasien, sebaiknya tidak dengan cara defensif, melainkan menunjukkan upaya memperbaiki pelayanan. Kepuasan pasien terhadap respons yang diberikan rumah sakit akan sangat menentukan persepsi pasien terhadap rumah sakit serta citra rumah sakit dimata masyarakat.
Demikianlah sekilas tentang  Humas merupakan ujung tombak dan garda terdepan Pelayanan Rumah Sakit
By, Suhaim@Humas

endoskopi



ENDOSKOPI



Berdasarkan SK MENKES  Nomor HK.02.02/Menkes/396/2014  tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional. Saat ini RSMH siap menjadi RS rujukan regional dengan 3 layanan unggulan : Cerebrocardiovaskuler, Onkologi Terpadu, dan Bedah Minimal Invasif. Sejak ditetapkan sebagai RS rujukan nasional oleh KEMENKES 2014 lalu, RSMH Palembang memang terus mengepakkan sayap dalam pelayanan kesehatan masyarakat Sumbagsel. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas dan kwantitas SDM maupun alat penunjang. Salah satu alat penunjang kesehatan RSMH Sebagai rujukan nasional adalah Pemeriksaan Endoskopi.
Pemeriksaan Endoskopi saluran cerna merupakan salah satu pemeriksaan penunjang canggih yang digunakan untuk menegakkan diagnosis kelainan atau penyakit saluran cerna. dengan adanya pemeriksaan endoskopi maka makin banyak penyakit saluran cerna yang didiagnosis sedini mungkin, hingga dapat mencegah penyakit saluran cerna tersebut menjadi lebih berat.
Dengan adanya alat endoskopi yang baru seperti video endoscope (skop evis) beserta asesorisnya seperti ligator varises, kanul skleroterapi, hemoclips, bipolar probe, laser dan lain-lain., maka makin akurat dan lengkaplah pemeriksaan endoskopi tersebut dalam membantu diagnosis serta penatalaksanaan penyakit saluran cerna.
Akhir-akhir ini dengan makin kritisnya masyarakat dan makin banyak tuntutan terhadap pelayanan medis dan perawatan di Indonesia. Mengingat hal tersebut dan pemeriksaan / tindakan endoskopi merupakan salah satu pemeriksaan atau tindakan yang invasif serta memiliki cukup banyak penyulit atau komplikasi, karena itu dalam persiapan pemeriksaan endoskopi saluran cerna selalu harus dipersiapkan informed consent yang baik bagi pasien/keluarganya.
Endoskop merupakan suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ di dalam tubuh manusia secara visual atau langsung melihat dengan alat monitor sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat terlihat jelas. Pemeriksaan endoskopi adalah pemeriksaan yang memakai alat endoskop untuk mendiagnosis kelainan-kelainan organ di dalam tubuh antara lain saluran cerna, saluran kemih, rongga mulut, rongga abdomen, dll.
Esofagoskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di esofagus.
Gastroskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di gaster / lambung.
Duodenoskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di duodenum.
Enteroskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di usus halus.
Kolonoskopi yaitu pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di kolon / usus besar.

Persiapan Pemeriksaan Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) Atau Esophago-Gastro-Duodenoskopi (Egd) Dilakukan Secara Sistematis Sebelum Pemeriksaan Baik Fasilitas Alat, Obat-Obatan Dan Persiapan Pasien yaitu :
A. Persiapan alat
     1) Peralatan kardio pulmuner untuk resusitasi (blue code) & monitor kardio pulmuner
·      Oxygen saturation
·      Blood pressure
·      Pulse rade
      2) Persiapan alat dan alat bantu yang digunakan sebelum prosedur
·      Apakah semua tombol berfungsi dengan baik?
·      Suction, air, water
·      Light source
·      Biopsi forsep baik dan lengkap
·      Cairan formalin tersedia dalam botol kecil
·      Scope endoskopi apakah berfungsi dengan baik?
·      Alat foto / printer
·      Obat-obat premedikasi (sebelum dan selama pemeriksaan endoskopi)
o    minor tranquilizer (untuk anxietas, kenyamanan)
o    diazepam 5 - 10 mg iv atau midazolam 2,5 - 5 mg iv atau pethidine 25 - 50 mg atau propofol (anesthesis). sulfas atropin masih kontroversi ada yang menganjurkan ada yang tidak untuk mencegah vagal reflex. Buscopan diberikan 5 - 10 menit sebelum prosedur untuk mengurangi gerakan lambung yang berlebihan. untuk mengurangi gerakan busa-busa yang menghalangi gambaran endoskopi dapat diberikan        .
o    oksigen selama prosedur.
o    obat anestesi lokal; spray xylocain jelly
·      Mouth piece
      3) Persiapan pasien
·      Mental dan psikologis pasien dalam keperawatan endoskopi.
·      Fisik pasien
o    Pastikan pasien berpuasa 6 - 8 jam sebelum tindakan.
o    Observasi tanda-tanda vital.
o    Pastikan pasien sudah terpasang infus (darurat), kolaborasi dengan dokter.
o    Check Lab. Hb, CTBT, Trombosit, Anti HCV, Anti HIV, HbsAg
o    EKG terbaru
      4) Persiapan untuk perawat
·      Tanggap terhadap reaksi pasien.
·      Teliti dan hati-hati.
·      Murah senyum, ramah dan sabar.
      5) Persiapan obat harus sesuai dengan SOP
      6) Persiapan Administrasi
·      Surat pernyataan (Informed consent)
·      Surat pernyataan persetujuan biaya tindakan
·      Hasil lab dilampirkan
·      Rekam medis lengkap

B. Cara kerja
      1) Menjelaskan tujuan tindakan endoskopi
      2) Tenaga asisten minimal 2 perawat
·      Perawat satu berdiri di samping kanan dokter endoskopis
·      Perawat dua berdiri di bagian kepala pasien untuk memegang mouth piece
      3) Melonggarkan pakaian dalam
      4) Menanggalkan gigi palsu dan kacamata pasien
      5) Perawat cuci tangan
      6) Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri
      7) Memasang pulse oxymetri (monitor)
      8) Perawat dan dokter memakai baju khusus
      9) Memasang penyangga mulut pasien (mouth piece)
    10) Memberikan oxygen sesuai kebutuhan
    11) Menyemprotkan xylokain spray 10 %
    12) Perawat memonitoring tanda-tanda vital sign
    13) Observasi tanda-tanda pemberian sedasi

C. Indikasi
1)    Menerangkan perubahan radiologist yang meragukan atau tidak jelas.
2)    Pasien dengan gejala menetap disfagia, nyeri epigastrium, muntah yang pada pemeriksaan radiologist tidak didapatkan kelainan.
3)    Pada pemeriksaan radiologist dicurigai adanya kelainan
4)    Pendarahan saluran cerna bagian atas / melena
5)    Endoskopi ulang untuk memantau penyembuhan tukak jinak dan tukak yang dicurigai ganas
6)    Observasi pasien pasca gastrectomi
7)    Kasus syndrome dispepsia dengan usia lebih atau di bawah 45 tahun dengan tanda bahaya, pemakaian anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan riwayat kanker pada keluarga. tanda-tanda: muntah-muntah hebat, demam, hematemesis, anemia, ikterus, dan penurunan berat badan.
      Prosedur terapetik: polipektomi, pemasangan selang makanan, dilatasi esophagus, dll.

     Kontraindikasi pemeriksaan endoskopi SCBA
(1)    Kontraindikasi absolut
·         Pasien tidak cooperactive / menolak prosedur
·         Renjatan berat karena pendarahan
·         Oklusi koroner akut
·         Gagal jantung berat
·         Koma
·         Emfisema dan penyakit paru obstruksi berat
Pada keadaan-keadaan tersebut, pemeriksaan endoskopi harus ditunda dulu sampai keadaan  penyakitnya membaik.
2)      Kontraindikasi relatif
·         Luka korosif akut pada esofagus, aneurisma aorta, aritmia jantung berat.
·         Kifoskoliosis berat, divertikulum zenker, osteofit bear pada tulang servikal, struma besar.
·         Pasien gagal jantung.
·         Penyakit infeksi akut (pneumonia, peritonitis, kolesistitis)
·         Anemia berat seperti pendarahan, harus diberikan transfusi darah terlebih dahulu sampai HB sedikitnya 10 g %
·         Toksemia pada kehamilan terutama bila disertai hipertensi atau kejang-kejang
·         Pasien pasca bedah abdomen yang baru
·         Gangguan kesadaran
·         Tumor mediastinum
·         Pasien dalam keadaan demam

3)      Penyulit atau komplikasi dari pemeriksaan ini antara lain;
·         Reaksi terhadap obat-obatan; koma karena diazepam, gangguan pernapasan
·         Aspirasi
·         Perforasi
·         Pendarahan
·         Gangguan kardiopulmoner
·         Penularan infeksi
·         Instrumental impaction
·         Tukak lambung (perforasi)
D. Prosedur pasca pemeriksaan endoskopi SCBA                     
1)      Mengobservasi tanda-tanda vital.
2)      Memantau pasien dengan ketat.
3)      Dokumentasi semua kegiatan pada rekam medis.
4)      Pasca endoskopi, pasien dipuasakan 2 jam
5)      kolaborasi terapi medis dengan dokter :
·         apabila ada pendarahan, periksa Hb
E. membersihkan dan desinfeksi alat endoskop dan asesoris
Cara melakukan desinfeksi endoskop harus sesuai dengan standar prosedur yang disahkan oleh depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan medik, dengan buku judul pedoman kerja perawat endoskopi cetakan ke III tahun 1999

F. Kesimpulan
1)      Protap endoskopi merupakan pedoman kebijakan yang sangat diperlukan oleh tenaga perawat atau dokter endoskopi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
2)      Protap endoskopi dijalankan oleh perawat yang bersertifikasi berdasarkan kompetensi perawat endoskopi melalui pelatihan.
3)      Protap endoskopi dijalankan dengan tujuan diagnose dan terapeutik.
4)      Protap endoskopi untuk menghindari terjadinya komplikasi
5)      Mencegah malpraktek dalam keperawatan
6)      Protap endoskopi untuk perlindungan perawat dari jerat hukum.


Semoga informasi yang disampaikan dapat bermanfaat yaa...
RSMH dapat terus memberikan pelayanan kesehatan paripurna. Terimakasih...
Yeri@humas