Pagi ini Sabtu, 24 Agustus 2019, bertempat di Aula Diklat RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, dilaksanakan Pelantikan Ketua Dewan Pengurus Komisariat PPNI RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ( DPK PPNI RSMH ) terpilih ibu Hj. Indah Nurmala Dewi, SKp, MHSM, ETN dan anggotanya oleh Ketua DPD PPNI Kota Palembang bapak H. Harjito, S.Kep Ners, MARS, disaksikan Ketua DPW PPNI Provinsi Sumatera Selatan Bapak H. Subhan, SKM, MSi, M.Kes.
Jumat, 23 Agustus 2019
PELANTIKAN DPK PPNI RSMH PALEMBANG 2019
Pagi ini Sabtu, 24 Agustus 2019, bertempat di Aula Diklat RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, dilaksanakan Pelantikan Ketua Dewan Pengurus Komisariat PPNI RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ( DPK PPNI RSMH ) terpilih ibu Hj. Indah Nurmala Dewi, SKp, MHSM, ETN dan anggotanya oleh Ketua DPD PPNI Kota Palembang bapak H. Harjito, S.Kep Ners, MARS, disaksikan Ketua DPW PPNI Provinsi Sumatera Selatan Bapak H. Subhan, SKM, MSi, M.Kes.
Senin, 19 Agustus 2019
PELATIHAN GELS UNTUK DOKTER TAHUN 2019
meningkatkan kualitas peserta pelatihan agar mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melakukan tugas Pengelolaan penderita gawat darurat secara profesional dan sesuai yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dengan narasumber berasal dari Ekspert Tim PPGD RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan Fakultas Kedokteran Unsri Palembang.
Beliau juga mengharapkan kerjasama dari seluruh peserta pelatihan dalam hal kedisiplinan, peran aktif, serta kehadirannya, karena kehadiran peserta 100 % merupakan syarat utama kelulusan diakhir pelatihan.
IP3- Humas RSMH
Kamis, 15 Agustus 2019
PERINGATAN HUT RI 74, RSMH GELAR BERBAGAI PERLOMBAAN
( Liputan Suhaimi/ Humas RSMH)
Selasa, 13 Agustus 2019
Serah Terima jabatan Ketua Kelompok Staf Medik KSM
Serah Terima Jabatan Ketua Kelompok Staf Medik KSM
Serahterima jabatan dari ketua departemen kepada Ketua Kelompok Staf Medik di lingkungan RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang dilakukan pada hari ini selasa (13/08) di aula utama di saksikan oleh Direktur Medik dan Keperawatan dan Direktur Umum, SDM dan Keperawatan.
Acara Sertijab ini merupakan rangkaian dari kegiatan pelantikan dan pengambilan sumpah yang telah dilakukan pada hari Senin (12/08).
Menurut dr.Zubaedah, Sp.P, MARS , pergantian nama dari departemen menjadi kelompok staf medik sesuai dengan SOTK dari Kemenkes dan telah diatur dalam undang-undang.
Kelompok staf medik (KSM) sendiri mempunyai peranan penting dalam RSMH yaitu melakukan pelayanan dan pendidikan secara berbarengan , untuk itu diharapkan kepada ketua KSM yang baru dilantik dapat menjalankan tugas yang telah diamanahkan dengan baik sehingga dapat membawa RSMH semakin maju dalam dunia kesehatan dgn menciptakan inovasi baru. Tak lupa juga diberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Kepala Departemen yang telah banyak memberikan sumbangsih terhadap kemajuan RSMH.
(Suhaimi- Humas RSMH)
Senin, 12 Agustus 2019
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN DI LINGKUNGAN RSMH DAN FK UNSRI
Minggu, 11 Agustus 2019
PEMELIHARAAN DAN PENCEGAHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PENATALAKSANA KELAINAN PADA GIGI DAN MULUT
- Email gigi yang baru erupsi lebih mudah
diserang selama belum selesai maturasi setelah erupsi (meneruskan
mineralisasi dan pengambilan flourida) yang berlangsung terutama 1 tahun
setelah erupsi.
- Remineralisasi yang tidak memadai pada
anak-anak, bukan karena perbedaan fisiologis, tetapi sebagai akibat pola
makannya (sering makan makanan kecil).
- Lebar tubuli pada
anak-anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi
yang tidak memadai.
- Diet yang buruk dibandingkan
dengan orang dewasa, pada anak-anak
terdapat jumlah ludah dari kapasitas buffer yang lebih kecil,
diperkuat oleh aktivitas proteolitik yang lebih besar di dalam
mulut.
Pencegahan karies dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pendekatan preventif menggunakan bahan fluoride.Pendekatan preventif menggunakan bahan fluoride merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mencegah kerusakan email.
Pemberian fluoride dapat dilakukan dengan kumur larutan fluoride, menyikat gigi dengan pasta gigi, memoles gigi dengan profilaksis yang mengandung fluoride dan aplikasi topikal fluoride yang sering digunakan di praktek dokter gigi (Beltran, 2000). Mekanisme fluoride dalam pencegahan karies adalah dengan meningkatkan ketahanan email terhadap demineralisasi (hilangnya mineral gigi), meningkatkan proses remineralisasi (bertambahnya mineral gigi) pada permukaan email, menghambat sistem enzim bakteri yang merubah karbohidrat menjadi asam dalam plak gigi gigi dan adanya efek bakteriostatik dengan menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lussi,dkk., 2012).
Aplikasi fluoride secara topikal dapat diberikan dalam bentuk foam, gel dan varnish ( Rugg-Gun, 2013 ). Menurut Collins (2008). ketiga bentuk fluoride topikal tersebut mempunyai indikasi masing-masing, yaitu bentuk gel lebih efektif diberikan pada anak usia sekolah, bentuk foam lebih efektif diberikan pada gigi susu atau gigi molar pertama yang baru erupsi, sedangkan bentuk varnish efektif dalam mencegah karies pada anak-anak, dewasa, dan individu dengan risiko karies tinggi. Dari ketiga bentuk fluoride topikal tersebut, varnish memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada pasien dan juga waktu yang lebih singkat.
Collins (2008), menyatakan bahwa pemberian fluoride topikal pada pasien dengan risiko karies rendah tidak akan berdampak banyak terhadap penurunan angka karies dibandingkan dengan pasien dengan risiko karies sedang dan tinggi. Penggunaan fluoride secara topikal untuk pencegahan karies gigi pada anak-anak lebih disarankan karena waktu aplikasi yang lebih singkat dan juga lebih nyaman bagi pasien anak-anak (Carvalho,dkk, 2010). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Azarpaazhooh dan Main (2008) menunjukkan bahwa aplikasi fluoride topikal setiap enam bulan sekali efektif dalam mencegah karies gigi baik pada gigi susu maupun permanen. Oleh karena itu aplikasi fluoride topikal sangat disarankan untuk menurunkan angka karies gigi terutama pada anak-anak yang rentan terhadap karies gigi.
Kalsium fosfat yang tinggi mampu masuk ke dalam permukaan email dan membentuk kembali bagian yang kosong sehingga dapat menghambat proses karies. CPP-ACP akan membentuk ikatan nano komplek serta menghasilkan k-casien dan b-casein sehingga mampu mencegah perlekatan dari Sterptococcus mutans. Dalam bidang kedokteran gigi, CPP-ACP dapat digunakan untuk menstabilkan mineral didalam rongga mulut, memberi perlindungan gigi, menetralkan suasana asam seperti pada pasien xerostomia, meningkatkan kekasaran permukaan email gigi, meminimalkan rasa ngilu (sensitivitas paska bleaching dan scalling maupun pada gigi yang hipersensitif), meremineralisasi gigi yang white spot/fluorosis.
CPP–ACP aman digunakan untuk setiap individu, baik individu dewasa, anak-anak, maupun orang tua. Beberapa referensi menyatakan CPP-ACP dapat digunakan untuk ibu hamil dan bayi terutama anak-anak di bawah usia dua tahun dengan lesi karies awal. Namun sifat preventif dari CPP-ACP tidak dapat mengobati karies yang sudah disertai rasa sakit yang terus menerus dan luas (karies yang sudah mencapai pulpa) dan individu yang alergi dengan susu sapi.
Salah satu ciri khas karies yang terjadi pada gigi orang dewasa adalah karies menggaung, di mana permukaan gigi secara kasat mata tampak utuh dan bagus tapi sebetulnya karies sudah mencapai lapisan dentin yang jauh lebih lunak dan mudah terserang karies dibandingkan lapisan email gigi yang lebih keras. Karies seperti ini baru terdeteksi saat dokter gigi melakukan pemeriksaan dengan menelusuri pit dan fissure dengan instrumen yang ujungnya runcing, yang disebut sonde.Bila ada suatu titik dimana sonde tersangkut, besar kemungkinan disitulah letak akses karies ke lapisan dentin.
Lubang yang sangat kecil ini bila dipreparasi oleh dokter dengan menggunakan bur dapat menjadi besar, karena lapisan email yang tidak terdukung oleh lapisan dentin harus diambil sebab jika dibiarkan pun lama-lama email tersebut akan pecah. Setelah itu barulah terlihat lubang yang menganga dibawahnya.
Perhatikan bagian pit dan fisur yang berwarna kecoklatan/kehitaman, sebagai tanda telah terjadi proses karies.
Salah satu cara yang dapat mencegah karies pit dan fissure adalah dengan menutup bagian tersebut dengan suatu bahan adhesive yang dapat mengalir dengan baik ke dalam pit dan fissure. Waktu yang terbaik adalah sesegera mungkin setelah gigi molar (geraham) pertama baru tumbuh/erupsi, yaitu saat anak berusia ± 6 tahun.Setelah itu prosedur ini juga perlu dilakukan pada saat gigi molar kedua baru erupsi, yaitu saat anak berusia ± 12 tahun.
Bahan yang digunakan adalah bahan adhesive berbahan dasar resin yang dioleskan ke permukaan gigi yang telah dibersihkan, lalu dikeraskan dengan bantuan sinar (visible light curing unit). Bahan sealant ini terus menerus dikembangkan, dan yang kini lazim digunakan adalah resin komposit flowable yang dapat mengalir dengan baik dan dengan mudah menutupi bagian-bagian pit dan fissure.
Prosedur ini tidak hanya cocok untuk anak-anak.Pada orang dewasa dengan resiko karies tinggi pun dapat dilakukan pit and fissure sealant. Namun pada orang dewasa, perlu pemeriksaan seksama untuk memastikan apakah memang betul-betul belum ada karies yang sudah terjadi di bagian pit dan fissure. Jika sudah ada karies, maka penanganannya bukan lagi dengan pit and fissure sealant tapi gigi tersebut harus dipreparasi dan ditambal dengan bahan tambal yang sesuai.
Dengan pemeliharaan oral hygiene yang baik dan prosedur aplikasi yang sesuai standar operasional, bahan sealant ini dapat bertahan hingga bertahun-tahun.Prosedur ini sudah sejak lama menjadi cara yang efektif untuk pencegahan karies, sehingga memperkecil biaya yang mungkin dikeluarkan di kemudian hari untuk penambalan, perawatan saluran akar, atau pencabutan pada gigi yang mengalami karies.
Salam IP3H (leni-pkrs)