Operasi
Dihari Ulang Tahun, Berharap Hadiah Kesehatan
Terlahir secara prematur pada usia kandungan
delapan bulan, bayi pasangan Sri Windari dan Candra Wijaya SH MH dinyatakan sehat.
Setelah 40 hari, bayi yang akrab disapa Putra ini menderita batuk filek hingga
lemas dan positif PDA (Patent Ductus Arteriosus) yakni kelainan pada saluran
yang menghubungkan antara pembuluh darah yang ada di jantung.
Masuk ke ruang rawat inap Yasmin lantai 2 super
VIP nomor 6 Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, terlihat bayi
berusia dua tahun sedang asik minum susu menggunakan dot didampingi ibunya.
Dialah Putra Ramadhan Wijaya Al-amin, mengenakan baju kuning sesekali putra
menangis ketika perawat masuk keruangan tersebut. "Iya dia takut lihat
orang pakai baju putih, seperti trauma pasca operasi kemarin,"kata Sri
yang berada di hadapan sang bayi.
Tak lama, tangis bayi tersebut hilang dan mulai
terus menghabiskan susunya. Meski sesekali raut wajahnya terlihat sedih dan
ingin menangis, Sri selalu menenangkan anak keduanya itu sambil menghelus-helus
perutnya. Wanita 31 tahun ini mulai bercerita kondisi Putra hingga akhirnya
harus menjalankan operasi PDA di RSMH Palembang.
Putra lahir pada 2 Agustus 2013 secara prematur
pada usia kansungan delapan bulan, sang ibu dan ayah yang juga sebagai anggota
Polri di Kota Bangka ini bahagian bukan kepalang dengan kondisi sang anak yang
sehat tanpa kurang satu apapun. Namun, pada usia 40 hari kondisi putra
mengalami penurunan kesehatan akibat batun dan filek yang dia alami. Setelah di
bawah ke dokter tidak ada indikasi penyakit berbahaya, dan diberi puyer untuk
pereda bayuk fileknya. "Tapi kata dokter obat itu bisa membuat Putra
mengantuk,"katanya.
Selang beberapa lama, tiba-tiba tubuh mungil
Putra mendadak lemas dan tidak berdaya. Hingga akhirnya, dilarikan ke Unit
Gawat Darurat (UGD) di Bangka Barat, karena tim dokter menyatakan tidak sanggup
hingga akhirnya dilarikan ke RS di Pangkal Pinang dan harus mendapatkan
perawatan selama tiga hari hingga dinyatakan sehat dan diizinkan pulang.
"Pasca dirawat kondisinya membaik dan tidak
ada diagnosa penyakit berbahaya,"katanya. Sambil menghelus-helus perut
sang anak yang sudah tenang dan terlihat mengantuk.
Sangat disayangkan,
kondisi stabil sang anak tidak berlangsung lama. Sepuluh hari pasca kembali
dari RS, kondisi Putra mengalami penurunan kembali dan dilarikan ke RS hingga
akhirnya tim dokter menyatakan Putra positif PDA atau kelainan pada saluran
yang menghubungkan antara pembuluh darah yang ada di jantung. "Langsung
dirujuk ke dokter spesialis jantung, tapi jantung dewasa karena tidak ada
dokter spesialis jantung anak,"tegasnya.
Sejak saat itu, dirujuk
ke RSMH sebagai RS tipe A dan harus menjalankan kontrol rutin setiap bulan
dengan pendampingan konsumsi obat-obatan secara rutin. Dokter RSMH memutuskan
untuk menjalankan operasi pada bayi Putra, hanya saja karena berat badan yang
masih rendah operasi baru bisa dilakukan setelah berat badanya mencapai 8 Kg. "Setelah
berat badanya 8 Kg baru bisa dioperasi pada 3 Agustus lalu,"ungkapnya.
Dirinya mengaku jadwal
operasi yang telah ditetapkan tim medis hampir sama dengan hari ulang tahun
Putra genap dua tahun, dengan kondisi ini dirinya dan keluarga berharap kado
yang diberikan Tuhan di hari lahir sang Putra adalah kesehatan. Pasalnya, sejak
mengandung Putra tidak ada tanda-tanda kelainan kesehatannya. Hanya saja, sejak
hamil dirinya mengaku lemas dan sering merasa mengantuk. Setiap kali kontrol
kehamilan dan USG bayi dinyatakan sehat. Dirinya juga tidak merasakan mual dan
muntah yang berlebihan, apalagi hidam yang sulit dipenuhi.
Pasca operasi, kondisi
Putra terlihat membaik dari hari sebelumnya. Meskipun sedang batuk dan filek,
nafasnya tidak sesak dan terlihat baik-baik saja. Bukan hanya itu, Putra juga
tidak rewel dan hanya menangis sesekali saja. "Kita berterimakasih kepada
tim dokter yang telah berhasil menjalankan operasi anak kami, semoga kondisinya
semakin membaik
Wartawan RSMH
Liputan Irma Sumek
Foto Dj Ami RSMH