Rabu, 08 Juli 2020

PROF.DR.IR.RANDIT PAMBAYUN , TUTUP USIA


GURU BESAR FAKULTAS TEHKNOLOGI HASIL PERTANIAN UNSRI BERPULANG

Innalillahi wainna ilaihi rojiun , keluarga besar Fakultas Tekhnologi Hasil Pertanian Universitas Sriwijaya berduka  kehilangan guru besar yaitu Prof.DR.Ir. Randit Pambayun, MP dalam usia 64 tahun. Meninggal dunia pada hari Rabu 8 Juli 2020 pukul 17.45 wib di RSMH Palembang
Acara pelepasan jenazah dilakukan secara virtual melalui zoom dipimpin langsung oleh Rektor Unsri Prof.Anis Saggaf dan diikuti oleh segenap keluarga besar Universitas Sriwijaya.
Prof.DR.Ir.Randit Pambayun adalah alumnus fakultas tekhnologi pertanian UGM yang kini menjadi salah satu guru besar fakultas tekhnologi hasil pertanian Unsri. Alm. Meraih penghargaan alumni awards bidang inovasi , desain dan kreatifitas berkat berbagai penelitiannya dalam bidang pangan. Memulai riset biotekhnologi dan mikrobiologi pangan di Osaka university Jepang pada tahun 1991 – 1992, alm terus mengasah kemampuannya dan kembali melakukan penelitian biokimia dan mikrobiologi pangan di Hohenheim university Jerman pada tahun 2009 2010.
Atas nama Jajaran Direksi dan segenap civitas hospitalia RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya, semoga diampuni semua dosa2nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Selasa, 23 Juni 2020

KUNCI UTAMA DM :LOYALITAS, KEPRIBADIAN BAIK, KOMPETENSI


EVALUASI KINERJA “DUTY  MANAGER”
 
“Duty manager”  adalah seorang yang ditugaskan oleh Direktur Utama RSMH untuk menjadi manajer yang mewakili Direksi Rumah Sakit diluar jam kerja (sore, malam dan hari libur) dalam rangka menjaga mutu pelayanan masyarakat. Tugas seorang  “Duty manager” adalah sebagai pengambil keputusan ketika menemui kendala dan masalah dilapangan. Keputusan yang diambil secara berani dan bijaksana, namun tidak bertentangan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh rumah sakit itu sendiri.

Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Jajaran Direksi serta leader yang bertugas sebagai “Duty manager”, pada Selasa (23/06) bertempat di Ruang Aula Utama , Direktur Utama dr.Bambang Eko Sunaryanto, Sp.KJ, MARS dalam arahannya di awal mengatakan bahwa menjadi “Duty manager”  agar dapat mengajarkan nilai-nilai berkinerja yang baik, menjadi contoh teladan bagi bawahannya, dapat menengahi konflik serta berani dan bertanggung jawab terhadap kebijakan yang diambil. Dalam memilih seorang “duty manager” merujuk pada 3 hal yaitu



Loyalitas terhadap institusi, Mempunyai kepribadian Baik, dan memiliki kompetensi. Kuncinya adalah pekerjaan yang baik dilandasi dengan keikhlasan kemudian kerja keras, kerja cerdas dan kerja cermat.”katanya
.
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Fasilitas Penunjang dr.Zubaedah, Sp.P, MARS menegaskan seorang “Duty manager”  harus  memastikan operasional pelayanan di RSMH  berjalan dengan baik, efektif dan efisien dalam hal supervisi pelayanan, SDM dan sarana dan Prasarana. 

Dalam kesempatan yang sama Direktur SDM , Pendidikan dan Penelitian sekaligus Plt. Direktur Perencanaan , Organisasi dan Umum dr.Msy.Rita Dewi Arifin, Sp. A, (K), MARS bagaimana seorang “Duty manager” membuat akses layanan menjadi lancar, tentu ada standar yang mengatur dan mengelola managemen resiko , harus diingat diawal pembentukan “Duty manager” bagaimana seorang “Duty manager” mengerti system dan paham serta menguasai akses layanan , manajemen RS , serta tata hubungan kerja yang berkoordinasi dengan unit lain, perlu diingat bahwa tidak semua “Duty manager” adalah seorang yang sedang menjabat di RSMH,”tandasnya.

Jadi, seorang ”Duty manager” adalah seorang yang memastikan  kualitas  layanan yang diberikan di luar jam kerja sesuai standar  RS  dalam menjalankan fungsinya sebagai RS Pelayanan ,Pendidikan dan Penelitian.

( Liputan Suhaimi/ Humas RSMH)

Senin, 22 Juni 2020

COVID-19 pada Anak



Kasus COVID-19 lebih banyak ditemukan pada usia dewasa, namun sebenarnya usia anak dari bayi baru lahir hingga usia remaja < 18 tahun juga disebut sebagai kelompok usia yang relatif rentan terkena virus corona ini, walaupun sebagian besar tanpa gejala atau bergejala ringan. Data yang dikumpulkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengemukakan fakta bahwa tingkat penularan virus corona pada anak-anak di Indonesia tergolong cukup tinggi bahkan dapat berkisar 10% dari seluruh kasus konfirmasi yang ada, sehingga harus membuat orangtua waspada walaupun saat ini anak masih stay at home.
Tingginya penemuan kasus COVID-19 pada anak di Indonesia juga lebih banyak didapatkan dari hasil penelusuran kasus konfirmasi dalam rumah, sehingga kasus konfirmasi anak yang ditemukan banyak yang tanpa gejala. Temuan kasus COVID-19 dengan gejala berat bahkan terjadi kematian pada ditemukan di Indonesia, terutama pada anak dengan daya imun rendah (imunokompromais) atau pada anak dengan penyakit kronis. Sehingga kelompok anak ini harus lebih dijaga kesehatan dan keselamatannya.
Sejak awal pandemi, informasi seputar penularan dan dampak virus corona pada anak-anak terus berkembang menyesuaikan penelitian-penelitian dari dalam dan luar negeri, sehingga masyarakat harus ter-update agar dapat mengantisipasinya sejak awal dimulai dari rumah.

Gejala COVID-19 pada anak-anak
Gejala COVID-19 pada anak-anak tidak fatal seperti orang dewasa, kewaspadaan terhadap kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19 atau berasal dari atau bepergian ke zona merah menjadi hal penting untuk menghubungkan gejala ke arah COVID-19. Gejala yang timbul terkait dengan tempat perlekatan virus ini dapat ditemukan di organ lain selain paru maka dapat juga ditemukan gejala terkait dari organ jantung, ginjal, otak, kulit, mata, hingga organ pencernaan.
Tanda dan gejala infeksi virus corona pada anak yang dapat ditemukan antara lain demam, batuk, pilek, sakit tenggorok, gangguan penciuman atau pengecap, sakit perut hingga diare, mual muntah, sakit leher, muncul ruam di kulit, mata merah, merasa sangat lelah dan gejala lainnya.
Dalam kasus yang parah, anak-anak yang terserang virus corona juga dapat memperlihatkan tanda kegawatdaruratan, seperti sesak napas, sakit perut parah, dan bibir serta wajah kebiruan. Jika sudah muncul tanda-tanda ini, segera bawa si kecil ke rumah sakit.
Anak-anak yang terinfeksi virus corona gejala di atas bisa berujung pada komplikasi serius hingga kematian. Namun, sebagian besar anak bisa sembuh dengan pengobatan medis, terutama bila gejalanya ditemukan sejak awal.

Antisipasi Anak pada New Normal
Menanggapi keputusan Pemerintah setempat untuk mulai melaksanakan New Normal serta dibukanya kantor serta tempat beraktivitas lainnya, maka IDAI memandang perlu untuk mengingatkan masyarakat luas untuk tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat dengan penuh kesadaran untuk mencegah penularan infeksi COVID-19.
Mengingat sulitnya menerapkan pencegahan penularan penyakit pada anak, maka disarankan untuk mengikuti anjuran berikut:
1.    Saat ini, IDAI menganjurkan anak-anak untuk tetap berada di rumah
2.    Setiap orang yang kembali dari aktivitas di luar rumah wajib melepas & membersihkan         semua pakaian serta perangkat yang digunakan atau dibawa (alas kaki, telepon                   genggam, tas, jaket, kantung belanja, dll) kemudian mandi & keramas sampai bersih             sebelum melakukan kontak dengan anak
3.  IDAI menghimbau orang tua dan keluarga untuk tidak membawa anak-anak ke tempat         umum seperti taman, pusat rekreasi, atau pusat perbelanjaan, atau berkumpul                      membentuk kerumunan seperti tempat bermain, tempat penitipan anak, kursus, dsbnya. Jika anak terpaksa dibawa keluar rumah dalam keadaan mendesak, maka:
·         Anak harap selalu didampingi orangtua dan/atau pengasuhnya
·         Anak tetap harus menjaga jarak fisik sejauh 2 meter
·         Anak usia 2-18 tahun & orang dewasa dianjurkan menggunakan masker. Jika dirasakan penggunaan masker tidak bisa dilakukan secara maksimal, maka dapat ditambahkan penggunaan faceshield
·         Menggunakan barrier atau penghalang sesuai alat yang sedang dipakai saat bepergian, seperti menggunakan kereta dorong dengann penutup pada anak di bawah usia di bawah usia 2 tahun
·         Menjauhi orang yang sakit
·         Melakukan cuci tangan atau kebersihan tangan sesering mungkin
·         Menghindari memegang mulut, mata & hidung
4. Penggunaan masker, face shield & alat pelindung diri lainnya tidak serta merta                      mencegah infeksi COVID-19. Perlindungan terbaik saat ini adalah mencegah pajanan          infeksi dengan tetap berada di rumah


Promkes.dok

TETAP MENGIKUTI PROTOKOL KESEHATAN PENATALAKSANAAN COVID-19

 
RADIOTERAPI SAAT PANDEMI COVID-19, AMAN KAH?

Dr. Dini Andriani, Sp.Onk.Rad, MARS

Radioterapi adalah salah satu pengobatan dengan menggunakan sinar pengion, khususnya untuk pasien tumor ganas (kanker). Radioterapi dapat dijalani setelah/sebelum operasi atau setelah kemoterapi atau dengan kombinasi ketiganya. Pasien kanker merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena Covid-19 karena cenderung memiliki daya tahan tubuh yang terganggu.
Di masa pandemi ini terdapat beberapa perubahan yang terjadi di dalam pola pengobatan, seperti adanya penundaan terapi atau penggunaan telemedicine untuk konsultasi. Akan tetapi, untuk pasien kanker, penundaan bukanlah suatu pilihan yang dapat dengan mudah diambil. Untuk memperoleh hasil keseluruhan terapi kanker yang optimal, maka seluruh tatalaksana yang direncanakan harus dikerjakan dengan waktu yang sesuai. Oleh sebab itu, pasien kanker tetap dapat menjalani radioterapi dengan alur dan protokol yang disesuaikan dengan keadaan pandemi.
Sebelum memasuki Instalasi Radioterapi disediakan tempat cuci tangan. Setiap pengunjung dilakukan pengukuran suhu tubuh. Pasien dan pendamping yang baru akan mulai sesi radioterapi akan diskrining oleh perawat dengan formulir skrining Covid-19 rumah sakit. Semua pengunjung harus menggunakan masker selama di Instalasi Radioterapi. Setiap pasien akan memiliki jadwal berupa jam tindakan radioterapi sehingga pasien dapat datang hanya pada jam yang telah ditentukan. Hal ini untuk mengurangi jumlah orang di dalam ruang tunggu Instalasi Radioterapi. Serta adanya pengaturan jarak di ruang tunggu dan loket pendaftaran radioterapi.
Untuk menambah rasa aman dan nyaman bagi pasien, staf medik dan petugas   Radioterapi juga mengikuti semua protokol kesehatan yang berlaku. Setiap ruangan memiliki zona tersendiri, sehingga alat pelindung diri (APD) yang digunakan menyesuaikan dengan area. APD dapat berupa baju hazmat lengkap, gaun kerja, masker bedah, masker N95, google, face shield, sarung tangan, serta penggunaan baju kerja. Pemantauan terhadap kegiatan cuci tangan juga dilakukan. Pembersihan alat radioterapi dengan cairan Alkohol dilakukan setiap pergantian pasien.
Radioterapi juga menyediakan konsultasi telemedicine melalui aplikasi whatsapp  apabila pasien belum menghendaki tatap muka untuk kontrol selama sesi radioterapi. Ruang pelayanan dan ruang tunggu juga rutin dilakukan pembersihan dengan cairan desinfektan setiap pagi, siang, dan sore hari.
Sebagai kesimpulan, radioterapi dapat tetap aman dijalankan selama masa pandemi Covid-19 dengan kita semua saling menjaga dan mematuhi semua protokol kesehatan yang berlaku. Tentu saja setelah tindakan radioterapi di rumah sakit, pasien dan pendamping segera kembali ke tempat tinggal serta menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres. Jadi, tidak ada penundaan tindakan radioterapi selama masa pandemi.

Minggu, 21 Juni 2020

Petugas Medis dari Terisolasi Sampai Terkonfirmasi


Petugas  Medis
dari Terisolasi Sampai Terkonfirmasi


(RSMH-PALEMBANG) Mari kita hargai, kita hormati tenaga kesehatan yang telah menjadi garda terdepan dalam layanan penderita Covid-19. Mereka semestinya kita tempatkan sebagai mana mestinya, sebagai orang-orang yang banyak menolong.Dan banyak hal   dan cerita mereka dalam penangan Covid 19 ini 



Salah satunya perawat yang bernama Eko yang sudah merawat pasien Covid-19 selama 3 bulan saat diwawancarai mengatakan bahwa  saat pertema kali merawat pasien Covid-19 merasa cukup cemas 


karena ini merupakan  wabah.  dan kita belum tahu informasi  secara lengkap, jadi ada rasa cemas khawatir, takut akan tertular pada diri sendiri dan keluarga yang saring berinterkasi dengan kita., jadi saya mengisolasi diri dari keluarga dan memilih tinggal di asrama yang telah dipersiapkan management RSMH di asrama. Kkami tinggal bersama bersama tenaga medis lainya Ungkapnya!




Saya Bahkan sempat terkonfirmasi dan dirawat diruang  isolasi  tanggal 19 sampai tanggal 30, perasan terkena, kaget sedih. Keadaan tubuh saya saat itu sakit tenggorokan demam lesu dan ketahuan nya pada sat hasil swap dua kali pada saat itu dicek pada tanggal 10 dan 11 mei 2020 karena pada saat itu hasilnya cukup lama sampai tgl 19 baru ada hasil “lanjutnya.  




Pada saat terkena keluarga sedih cemas, saya juga khawatir dengan keluarga saya apakah  ada yang tertular .tapi Alhamdulilah diberi pengertian dan sekarang dinyatakan sembuh dari hasil pemeriksaan pada tanggal 26 dan 27 mei 2020 dan saat ini saya sudah beraktifitas kembali merawat pasien Covid-19“


“Seiring waktu  saya mendapatkan banyak penghetahuan dan sharing ilmu serta pengalaman   dengan teman sejawat dan Tim Covid-19 RSMH,  Setiap aktifitas saya mengunakan APD  lengkap“Seiring waktu ilmu saya banyak dengan sharing  dengan teman, PDP dan lambat laun rasa khawatir itu hilang sendiri,  Setiap aktifitas saya mengunakan APD  lengkap yang selalu disediakan oleh management RSMH,  Pungkasnya,. (Putra)


( Suhaimi. Humas RSMH )