10-15 PERSEN KASUS TB TERJADI PADA
ANAK
Oleh dr. Fifi Sopia, Sp.A (K)
Setiap tanggal 24 Maret diperingati
sebagai hari Tuberculosis (TB/TBC)
sedunia. Indonesia merupakan Negara peringkat ketiga kasus TB terbanyak. Tak
hanya pada dewasa, proporsi kasus TB anak di Indonesia dari tahun 2010 -2018 berkisar
9,4 -11 persen. Sesuai dengan modelling kasus TB Anak yang diperkirakan 10 -15
persen dari kasus TB dewasa.
Dokter spesialis anak konsultan paru
anak dari RSMH Palembang , dr. Fifi Sofia, Sp.A (K), menyebut,” TB atau TBC
adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobacterium
tuberculosis (kuman TB) yang menyerang organ paru. Namun TB ini bisa juga
menyerang organ lain, seperti kelenjar, tulang, selaput otak, usus, kulit dan
lainnya,” katanya.
TB adalah penyakit menular, kuman TB
berasal dari percik renik atau droplet nuklei. Ukurannya sangat kecil, kuman
kecil itulah terhirup dan dapat mencapai alveolus paru. Faktor risiko
terkenanya seorang anak tergantung dari tingkat penularan, lamanya pajanan dan daya tahan tubuh si anak,”
ungkapnya.
Gejala TB pada anak sama dengan
dewasa, yakni batuk lama lebih dari dua minggu, yang sepertinya tanpa sebab
jelas dan tidak membaik dengan pengobatan batuk biasa. Demam lama lebih dari
dua pekan tanpa sebab yang jelas, biasanya tidak terlalu tinggi, berat badan
turun atau tidak naik dalam dua bulan sebelumnya atau gagal tumbuh walau telah diberi
pengobatan gizi, lesu atau malaise ditunjukan anak kurang aktif,” katanya.
Anak akan sangat berisiko tertular TB
jika kontak erat dan terpapar pasien TB yang dahaknya mengandung kuman TB. Daya
tahan anak yang rendah atau anak yang mempunyai penyakit kronis atau penyakit yang menurunkan daya tahan
tubuh seperti HIV juga sangat rentan.
Faktor risiko lain adalah anak yang tidak mendapat imunisasi BCG. Lingkungan tempat
tinggal yang tidak sehat karena banyaknya polusi, etika batuk yang tidak
diterapkan, juga status gizi anak yang kurang atau buruk,” tambah dr. Fifi.
Pencegahannya sejak lahir anak diberi
ASI , diberi imunisasi BCG, upayakan gizi baik, lingkungan sehat, etika batuk
yang benar, jauhkan dari pasien TB. “ Bila terpapar dengan pasien TB pada anak balita
dan anak dengan penyakit kronis yang belum bergejala sakit TB, dapat diberikan
pengobatan penceghan dengan INH atau anti biotik pengobatan TB,’ jelasnya.
Pengobatanya cukup panjang, yakni enam
bulan harus patuh obat, “obat Anti TB (OAT) diberikan gratis. Dapat diperoleh
melalui pelayanan TB DOTS yang ada di Puskesmas dan RS,” pungkasnya.
(promkes)