Rabu, 13 November 2019

dr. Masayu Rita Dewi, Sp.A(K),MARS


Mengenal Lebih Dekat
dr. Masayu Rita Dewi, Sp.A(K),MARS
DIREKTUR YANG HOBI DESAIN INTERIOR

Menjadi seorang dokter memang sudah menjadi cita-cita Dr Msy Rita Dewi Arifin Sp.A (K), MARS sejak kecil. Namun, saat itu ia juga terpincut ingin bercita-cita menjadi seorang desain interior rumah.

"Alhamduilillah cita-cita menjadi dokter kesampaian. Syukurnya juga,
hobi mendesain interior rumah mash bisa dilakukan," kata wanita yang telah memiliki empat orang putra/putri ini,

gemar mendesain interior rumah bermula saat dirinya diajak orangtua jalan-jalan ke luar negeri. Perempuan kelahiran Palembang 5 November 1966 ini menilai desain interior rumah di negara-negara seperti Jepang dan Belanda, unik dan bagus. Sejak itulah, ia kepincut belajar ilmu desain ruangan..

Mendiang papa tahu saya suka desain interior. Jadi, saya diperbolehkan sekali-kali mendesain interior rumah kami," ujarnya. Diakuinya, saking tertariknya dengan dunia desain interior membuatnya pernah berkeinginan menjalaninya secara serius. Namun, cita-cita tersebut kandas ketika ayahnya meningal dunia di Minah saat naik haji.

Karena tak mau kehilangan sang mama, beliau pun bertekat untuk menjaga mamanya. Hal inilah membutnya ingin menjadi seorang dokter dan rela meninggalkan cita-cita menjadi seorang desain interior.

Setelah tamat sekolah SMA, di SMA Xaverius 1 pada tahun 1985, saya memutuskan mengikuti tes di Fakultas Kedokteran. Universitas Sriwijaya. Meski demikian, mendesain interior masih dilakukan kalau sedang tidak sibuk,"katanya.

Tahun 1993 berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah kedokterannya dan langsung berkerja di Bangka tepatnya di Pangkal Pinang, Pustu (Puskesmas Pembantu) Air hitam sebagai PTT ( Pegawai Tidak Tetap).


Pada tahun 1997 dr.Rita melanjutkan sekolah dan memilih ilmu spesialis anak selama 4 tahun, diawal tahun 2002 berhasil menjadi dokter spesialis anak. Istri dari Dr.M.Ayus Astoni,SpPD, KGEH,FINASIM,MARS juga sempat menimba ilmu di Utrecht Medical Centre Hospital yang berada di negeri kincir angin , Belanda. Disini dirinya memperdalam tentang penyakit epilepsy dan kejang pada anak.

“Ada kepuasan tersendiri dalam diri saya ketika berhasil menyembuhkan pasien, saya selalu berpesan kepada orantua maupun keluarga pasien bahwa saya hanyalah perantara bagi kesembuhan pasien selebihnya campur tangan sang Pencipta.

Kini, dr.Rita merupakan Direktur Umum, SDM dan Pendidikan seorang wanita tegas dan disiplin namun tetap bersahaja, bersahabat dengan siapa saja tanpa membedakan golongan yang menarik beliau menjaga performa, penampilannya yang rapi . Beliau selalu mengingatkan seluruh civitas RSMH Palembang untuk menjaga performa, baik di dalam maupun di luar kantor

(*/Doc. Suhaimi Humas RSMH)

Selasa, 12 November 2019

LOMBA PENILAIAN IMPLEMENTASI GREEN HOSPITAL TAHUN 2019

RSMH PALEMBANG RAIH JUARA III  LOMBA  IMPLEMENTASI GREEN HOSPITAL


Dalam rangka memeriahkan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 tahun 2019, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyelenggarakan "Lomba Penilaian Implementasi Green Hospital Tahun 2019" yang bertujuan untuk mempromosikan dan menggiatkan para pelaku rumah sakit menerapkan prinsip-prinsip rumah sakit ramah lingkungan (green hospital) baik rumah sakit pemerintah mapupun milik swasta yang mengacu pada beberapa panduan yang sudah dikeluarkan oleh WHO (Global Green and Healthy Hospital Goals), Green Building Council Indonesia (Greenship Rating Tools for Existing), Peraturan Menteri PUPR No.02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau , Peraturan Pemerintah no.70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, Peraturan Menteri Kesehatan no.7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 tahun 2012 Tentang Manajemen Energi serta peraturan perundangan lain yang berlaku. 


RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang sebagai rumah sakit Vertikal Kementerian Kesehatan dan telah menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan  turut berpartisipasi mengikuti lomba penilaian implementasi green hospital. Setelah melalui beberapa kriteria penilaian yaitu penilaian terhadap dokumen intrumen penilaian mandiri (self assesment) dan pembuatan video blogging (vlog) untuk melihat secara sekilas implementasi green hospital di RSMH, dan melalui penilaian verifikasi lapangan untuk memastikan dokumen sesuai dengan isian Instrumen Penilaian Mandiri serta melihat implementasi secara langsung, 

RSMH ditetapkan sebagai juara ketiga dalam Anugerah Menteri Kesehatan  lomba Implementasi Green Hospital  kategori RS UPT Vertikal dan RS Rujukan Nasional , penghargaan diserahkan langsung oleh Dirjen Kemenkes dr.Bambang Wibowo,Sp.OG,MARS dalam puncak acara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-55 tahun 2019 di gedung Siwabesy dan diterima oleh Direktur Utama RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang dr.Mohammad Syahril,Sp.P,MPH.

Menurut dr.Syahril, rumah sakit merupakan salah satu sumber potensial yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar, kegiatan rumah sakit yang menghasilkan sejumlah limbah baik limbah padat, cair maupun gas yang berasal dari aktifitas medis berpotensi besar menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan, bagaimana cara mengolah limbah-limbah tersebut sehingga bersahabat dengan lingkungan serta tetap menjaga mutu lingkungan sekitarnya.

( Liputan Suhaimi/ Humas RSMH)








Senin, 11 November 2019

MANFAAT STRECHING ATAU PENGULURAN OTOT


MENGENAL MANFAAT STRECHING 
By Naimah Sahurriyah, SST.FT


 Artikel

Apa itu streching? adalah sebuah proses yang menempatkan satu bagian tubuh pada posisi otot memanjang dan berasosiasi dengan jaringan lunak sekitarnya.
Stretching dapat dilakukan secara statis maupun dinamis. Stretching secara statis lebih berfokus menahan otot hingga berkontraksi mendekati batasan jangkauannya selama 10 – 20 detik, sedangkan stretching dinamis dilakukan dengan peregangan otot dengan gerakan berulang tanpa menahannya untuk berkontraksi. Stretching statis akan lebih efektif dalam relaksasi otot, sedangkan stretching dinamis membantu fleksibilitas otot dalam melakukan gerakan
Dikutip dari brad walker, keuntungan streching pada tubuh adalah :
1.      Meningkatkan luas gerak sendi
Dengan meningkatnya luas gerak sendi dapat menurunkan ketegangan otot, meningkatkan kenyamanan, kemampuan bergerak dengan bebas dan mengurangi resiko cidera pada otot dan tendon.
2.      Meningkatkan Power
Hal ini dapat meningkatkan kemmapuan atletik kita, juga mneningkatkan keseimbangan dinamik atau kemampuan untuk mengontrol otot kita.
3.      Mengurangi nyeri setelah Latihan
Pada saat kita berolahraga misalnya : lari atau fitness untuk pertama kali, biasanya keesokan harinya otot terasa kaku dan nyeri bahkan sampai kesulitan pada saat turun tangga. Hal ini diakibatkan adanya kerusakan kecil, penumpukan darah dan akumulasi produk sisa seperti asam laktat. Dengan streching dapat meringankan nyeri, meningkatkan sirkulasi darah dan membuang produk sisa tersebut.
4.      Mengurangi kelelahan
Peningkatan fleksibilitas dengan streching pada otot dapat mencegah kelelahan otot, karena jika otot lebih fleksibel maka otot tidak membutuhkan usaha yang besar saat berkontraksi.
5.      Memperbaiki postur
6.      Meningkatkan koordinasi
7.      Meningkatkan body awarness

Seperti halnya kebanyakan aktifitas, maka terdapat aturan dan panduan agar kita melakukannya dengan aman, hal yang sama pada streching.
Tidak ada streching yang buruk atau yang bagus, hanya streching mana yang cocok bagi kita. Dalam hal ini perlu banyak informasi yang harus kita gali. Maka streching pada masing-masing orang dapat saja berbeda tergantung kondisi dan tujuan seseorang.
  
Adapun hal-hal penting yang harus kita perhatikan pada saat streching adalah :
1.      Jika otot yang akan di streching tidak dalam kondisi baik atau sedang cidera maka hindari area tersebut.
2.      Lakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum streching. Karena melakukan streching tanpa pemanasan seperti halnya mengulur karet kering, dapat mencederai jaringan.
3.      Streching sebelum dan sesudah latihan/ berolahraga. Streching sebelum latihan berguna untuk mencegah cidera sedangkan streching sesudah latihan berguna untuk recovery otot dan tendon.
4.      Streching dengan lembut dan perlahan. Hal ini untuk menghindari kerobekan dan strain otot akibat gerakan yang berulang secara cepat dan menghentak.
5.      Streching tidak menimbulkan nyeri, harus relax dan menyenangkan. Karena ketika otot yang di streching menimbulkan nyeri maka pada tubuh akan menimbulkan efek mekanisme pertahanan, hal ini akan memproteksi otot dan tendon sehingga mencegah penguluran / streching.
6.      Bernafasla perlahan ketika melakukan streching. Hal ini dapat mengurangi ketengan otot, merelaksasikan otot, meningkatkan aliran darah dan meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke oto

(Leni /PKRS)

PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI (CODE OF CONDUCT)

PENTINGNYA SOSIALISASI "CODE OF CONDUCT" 
DI RSMH PALEMBANG


Dalam rangka membentuk tata kelola pelayanan di rumah sakit yang baik, maka dibuat Pedoman Perilaku Pegawai (Code of Conduct) yang disusun sebagai standar berbagai norma yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Code of conduct atau pedoman perilaku adalah aturan yang dibuat, dipahami dan disepakati hingga menjadi suatu komitmen bersama yang meliputi norma etik, tata krama, disiplin, dan norma hukum, yang merupakan bagian dari budaya RSMH untuk mencapai visi dan misi.
Acara sosialisasi Pedoman Perilaku (code of conduct) pada senin (11/11) di ruang Aula Utama RSMH Palembang dibuka oleh Direktur Utama RSMH dr.Mohammad Syahril,Sp.P,MPH yang dihadiri oleh undangan diantaranya pejabat struktur dan non struktural di lingkungan RSMH.
Menurut dr.Syahril , RSUP dr.Mohammad Hoesin  (RSMH) Palembang sebagai rumah sakit rujukan nasional harus mampu memberikan pelayanan yang aman, berkualitas, dan menjunjung tinggi norma-norma etika, disiplin dan hukum sehingga pasien sembuh dan dapat memberikan apresiasi yang tinggi atas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Untuk mencapai hal tersebut, maka seluruh staf dan karyawan serta peserta didik di rumah sakit harus berkomitmen memberikan pelayanan, bersikap dan bertindak dengan empati, jujur, dan memiliki kepedulian yang tinggi.  
Diharapkan dengan mengikuti acara sosialisasi ini,pegawai RSMH dapat berinteraksi dengan baik kepada sesama maupun pelanggan eksternal.
 
(Liputan- Suhaimi Humas RSMH)


Kamis, 07 November 2019

MENGENAL GLAUKOMA

Dr. Prima Maya Sari, Sp.M (K)
Artikel
Apa itu glaukoma?
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata. Saraf mata adalah sekumpulan serat saraf yang menghubungkan retina ke otak. Saat saraf mata rusak, sinyal yang menyampaikan apa yang Anda lihat ke otak terganggu. Secara perlahan, hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Ada beberapa jenis kondisi tekanan pada bola mata ini. Kondisi pada mata ini terbagi menjadi dua, ada glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup, glaukoma tekanan normal, glaukoma kongenital dan glaukoma sekunder. Jenis yang paling sering terjadi yaitu glaukoma sudut terbuka.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala glaukoma?

Gejala dan tanda Anda tergantung dari jenis glaukoma yang Anda derita.  Berikut ini adalah beberapa gejala dan tandanya:
Glaukoma sudut terbuka:
Awalnya tidak timbul gejala. Namun, Anda mungkin melihat blind spot yang berupa area kecil pada penglihatan tepi atau pusat Anda. Keluhan yang muncul dapat berupa seperti penglihatan mengerucut ke depan seperti terowongan atau melihat titik kehitaman yang melayang mengikuti gerakan bola mata.

Glaukoma sudut tertutup:
Gejala yang muncul berupa sakit kepala berat, nyeri mata, mual dan muntah, penglihatan kabur, lingkaran halo di sekitar cahaya dan mata merah.

Glaukoma kongenital (bawaan lahir):
Kondisi tekanan pada bola mata ini terjadi pada bayi baru lahir. Anda dapat mengetahuinya dalam setahun pertama kehidupan. Kontrol ke dokter spesialis anak secara teratur.

Glaukoma sekunder:
Disebabkan oleh penyakit lain. Gejala dan tandanya mirip dengan glaukoma lainnya.

Apa penyebab glaukoma?

Penyebab utama kondisi ini yaitu tingginya tekanan bola mata yang selanjutnya menyebabkan kerusakan saraf mata. Tekanan bola mata yang meningkat dapat disebabkan oleh menumpuknya cairan yang terdapat di dalam mata. Normalnya, cairan mengalir melalui saluran pada mata yang disebut dengan trabecular meshwork. Cairan yang menumpuk disebabkan oleh produksi yang berlebihan atau jika cairan tidak dapat dialirkan keluar dengan lancar.
Penyebab glaukoma tergantung dari jenisnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab berdasarkan jenisnya:
1.    Glaukoma sudut terbuka:
Ini merupakan kondisi gangguan mata yang paling sering terjadi. Pada jenis ini, sudut drainase yang dibentuk oleh kornea dan iris dalam keadaan terbuka. Penyebab glaukoma tipe ini adalah penyumbatan parsial di trabecular meshwork. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan dan meningkatkan tekanan bola mata. Biasanya kondisi tekanan pada mata ini bisa terjadi secara perlahan.

2.    Glaukoma sudut tertutup:
Pada kondisi jenis ini, penyumbatan terjadi akibat sudut drainase yang tertutup atau iris menonjol dan menyumbat drainase cairan. Biasanya kondisi tekanan pada mata jenis ini terjadi perlahan tapi bisa mendadak pula.

  1. Glaukoma tekanan normal:
Penyebabnya bukan tekanan bola mata, tetapi belum diketahui secara pasti. Kerusakan saraf mata biasanya disebabkan aliran darah yang buruk atau hipersensitivitas. Aliran darah yang buruk dapat diakibatkan adanya penumpukan lemak, yang disebut juga aterosklerosis.

  1. Glaukoma sekunder:
Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan karena kondisi kesehatan lain atau akibat obat-obatan. Kondisi tersebut dapat berupa diabetes yang tidak terkontrol atau tekanan darah tinggi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan glaukoma yaitu obat golongan kortikosteroid.

  1. Glaukoma kongenital:
Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan adanya kelainan pada saat bayi baru lahir. Kecacatan tersebut dapat mengganggu drainase dan membuat saraf mata lebih sensitif.

Apa yang meningkatkan faktor risiko glaukoma?

Ada banyak faktor risiko yang bisa memengaruhi mata Anda mengalami kondisi ini, yaitu:
·         Usia lebih dari 60 tahun.
·         Memiliki riwayat keluarga dengan pemyakit ini (orangtua atau saudara kandung).
·     Menggunakan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang lama, misalnya obat   tetes mata kortikosteroid.

·       Memiliki penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit sel sabit.
Orang dengan diabetes juga berisiko terkena kondisi ini
Orang diabetes 40 persen lebih berisiko kena glaukoma dibandingkan orang tanpa diabetes. Semakin lama Anda mengidap diabetes, kondisi ini  makin lebih sering terjadi. Risiko juga meningkat ketika Anda bertambah tua.
Selain itu, jika Anda memiliki retinopati diabetes, Anda juga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi tekanan pada bola mata Anda. Pada retinopati diabetes, pembuluh darah yang abnormal tumbuh dan menghalangi drainase alami mata.
Penderita diabetes juga lebih mungkin mengidap glaukoma jenis tertentu, yang disebut neovascular glaucoma. Dalam bentuk pembuluh darah baru, glaukoma yang tumbuh di iris, bagian berwarna dari mata, pembuluh darah ini menghalangi aliran normal cairan dari mata, sehingga meningkatkan tekanan mata.
Orang dengan berisiko mengalami kebutaan 
Hipertensi akan merusak pembuluh darah di retina, bagian belakang pada mata yang berfungsi sebagai penangkap atau reseptor cahaya penglihatan Anda. Kerusakan mata ini dapat berlanjut menjadi kebutaan apabila hipertensi Anda tidak dikontrol. Makin tinggi tekanan darah Anda dan makin lama Anda mengalami kondisi tersebut, maka lebih besar kemungkinan Anda untuk mengalami kerusakan yang berat pada mata Anda.
Ketika tekanan darah Anda tinggi, dinding pembuluh darah pada retina akan menebal, yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan aliran darah ke retina berkurang. Seiring berjalannya waktu, kerusakan pembuluh darah retina akibat hipertensi ini akan merusak saraf penglihatan, sehingga menimbulkan masalah penglihatan Anda, bahkan sampai menimbulkan kebutaan.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk glaukoma?

Ada empat pilihan metode pengobatan gangguan tekanan pada bola mata yang umum digunakan dokter untuk menghindari risiko kebutaan. Berikut uraiannya:
1. Pakai obat tetes mata
Obat tetes mata untuk mengobati glaukoma tentu bukanlah obat tetes generik yang bisa Anda dapatkan dengan bebas di warung atau apotek. Obat tetes untuk kondisi ini  harus didapatkan melalui resep dokter, karena jenis dan dosisnya akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan kondisi Anda.
Obat tetes mata untuk glaukoma yang paling sering diresepkan dokter adalah:

  1. Golongan analog prostaglandin.
Contohnya latanaprost, travoprost, tafluprost, dan bimatoprost. Cara pakainya adalah satu kali sehari di malam hari. Kemanjuran obat ini baru bisa dirasakan dalam 4 minggu setelah memulai pengobatan glaukoma. Salah satu efek samping yang paling sering terjadi adalah warna iris (lingkaran hitam mata) berubah menjadi lebih gelap.

  1. Golongan antagonis β-adrenergik.
Contohnya timolol dan betaxolol. Obat tetes mata golongan ini biasa digunakan di pagi hari. Betaxolol akan menjadi pilihan dokter untuk Anda jika Anda memiliki gangguan paru-paru.

  1. Golongan inhibitor karbonik anhidrase. 
Contohnya dorzolamide dan brinzolamide. Obat golongan ini digunakan tiga kali sehari dan dapat terus digunakan sebagai terapi jangka panjang. Efek samping yang paling sering adalah rasa pahit di mulut yang timbul setelah obat diteteskan.

  1. Golongan parasimpatomimetik.
Contohnya pilokarpin. Obat ini biasa digunakan sebagai tambahan pada kasus tekanan bola mata tinggi dalam jangka waktu panjang yang sudah menjalani prosedur laser tapi target tekanan yang diinginkan belum tercapai.

Obat-obatan ini dapat digunakan secara terpisah, ataupun sebagai kombinasi.
2. Obat minum
Ada dua pilihan obat minum, yaitu:
  1. Golongan inhibitor karbonik anhidrase.
Contohnya acetazolamide. Obat ini umumnya hanya digunakan untuk terapi singkat serangan glaukoma akut. Namun, pada beberapa kasus, obat ini dapat diberikan dalam jangka waktu panjang pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi tapi obat tetes mata tidak lagi manjur.

  1. Golongan hiperosmotik. 
Contohnya glisero. Obat ini bekerja dengan menarik cairan dari bola mata ke dalam pembuluh darah. Pemberian hanya dilakukan pada kasus-kasus akut dan dalam jangka waktu singkat (hitungan jam).

Akan tetapi, risiko efek samping obat minum lebih tinggi daripada obat tetes mata. Maka, obat minum kurang direkomendasikan sebagai pengobatan dari kondisi ini.
3. Laser
Ada dua jenis laser yang dapat dilakukan untuk membantu menguras kelebihan cairan dari bola mata, yaitu:
       a.    Trabekuloplasti
Tindakan ini biasa dilakukan untuk orang yang memiliki glaukoma sudut terbuka. Laser membantu agar sudut yang menjadi tempat drainase dapat bekerja secara lebih maksimal.
b.    Iridotomi
Tindakan ini dilakukan untuk kasus glaukoma sudut tertutup. Iris Anda akan dilubangi dengan menggunakan sinar laser agar cairan dapat mengalir lebih baik.

4. Operasi
Operasi glaukoma umumnya dilakukan pada kasus-kasus yang sudah tidak lagi dapat membaik dengan obat-obatan. Operasi biasanya berlangsung selama 45-75 menit.
Tindakan pembedahan yang umum untuk mengobati kondisi ini, termasuk:
  1. Trabekulektomi,:
Dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bagian putih mata dan juga pembuatan kantong di daerah konjungtiva (bleb). Dengan demikian, kelebihan cairan dapat mengalir melalui sayatan tersebut menuju kantong bleb dan kemudian diserap oleh tubuh.

  1. Alat drainase glaukoma:
Tindakan ini berupa pemasangan implan serupa pipa untuk membantu mengalirkan ekstra cairan dalam bola mata.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk glaukoma?
Untuk mendiagnosis dengan tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
·         Tonometri, sebuat tes untuk mengukur tekanan bola mata (tekanan intraokular).
·         Tes lapang pandang untuk memeriksa area hilangnya penglihatan.
·         Memeriksa kerusakan saraf mata.
·         Pachymetry, tes untuk mengukur ketebalan kornea.
·         Melihat sudut drainase (gnioscopy).
Jika Anda sudah didiagnosis mengalami tekanan pada bola mata, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Jadi, deteksi perkembangan kondisi ini bisa diketahui sejak dini dan dapat dicegah sesegera mungkin.
Ada tiga jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan penyakit pada mata ini, di antaranya sebagai berikut:
  1. Oftalmoskop:pemeriksaan cakram optik di bagian belakang mata dengan menggunakan sinar
  2. Tonometri:pengukuran tekanan di dalam mata (tekanan intraokular)
  3. Perimetri:pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda hilang penglihatan di bagian samping lapang pandang mata yang bisa menjadi pertanda perkembangan kondisi mata Anda

Jika dari sejumlah pemeriksaan sudah menunjukkan tanda-tanda perkembangan kondisi ini, maka pengobatan perlu segera dilakukan. Dengan menjalani pengobatan, risiko perkembangan glaukoma bisa berkurang hingga 50 persen.

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi glaukoma?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda:
·         Lakukan pemeriksaan rutin dan ikuti arahan dan saran dari dokter.
·         Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
·         Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki penyakit lain (asma, tekanan darah tinggi,     diabetes, penyakit jantung) atau alergi dengan obat glaukoma.
·   Selalu gunakan kaca mata pelindung jika Anda melakukan olahraga berat untuk menghindari trauma pada mata
·         Hubungi dokter Anda jika gejala Anda semakin parah.

Noya/PKRS