Senin, 12 September 2016

Sholat Idul Adha di RSMH



Sholat Idul Adha dan Pemotongan Hewan Kurban di Lapangan Gedung Utama  RSMH Palembang

Idul Adha ( عيد الأضحى) adalah sebuah hari raya Islam.  Pada hari ini diperingati, Peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengorbankan putranya untuk Allah. kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba.

Pada hari ini  Senin, 12 September 2016   Jajaran Direksi, karyawan-karyawati dan segenap masyarakat yang ada di sekitar Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang  memadati Lapangan Gedung Utama RSMH Palembang  untuk melakukan sholat Ied bersama-sama  

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri . Hari ini juga beserta hari-hari Tasyik diharamkan berpuasa bagi umat Islam.
Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim. Terkadang Idul Adha disebut pula sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji.

Prof.Drs.H.M. Sirozi, MA, PHD ( Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang ) bertindak sebagai  khotibnya, dalam khutbahnya  menyampaikan bahwa spirit sami'naa wa atha'naa sebagaimana ditunjukkan oleh Ibrahim as dan Nabi Ismail As, jelas membutuhkan pengorbanan. Dalam konteks ini kita patut bertanya sejauh manakah pengorbanan kita dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt, melaksanakan kewajiban penerapan syariah Islam dan memutskan perkara dengan apa yang telah Allah turunkan?
Keikhlasan dan kepasrahan Nabi Ibrahim dalam meninggikan kalimat Allah sekalipun dengan mengorbankan harta, jiwa, bahkan putera kesayangannya sendirian, dan  kesetiaan Ismail untuk mentaati ayahandanya dalam rangka melaksanakan Syari’at Allah, walau harus menyerahkan nyawanya sendiri,

Di zaman kita sekarang, hanya sedikit orang-orang sukses yang melahirkan orang yang sukses pula. Keshalihan Ismail, bukan diperoleh dari bangku kuliahdi universitas, bukan pula celupan dari adat istiadat serta budaya masyarakatnya; melainkan karena ketaatannya pada ajaran agama. Maka peristiwa ini mengajarkan bagaimana menjadi hamba Allah yang taat dan patuh melalui pengamalan Syari’at-Nya. Menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan, sehingga siap berkorban harta bahkan nyawa, itulah totalitas kepasrahan Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail
Allah ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” [Maryam: 59-60]

Sebagai Imam pada sholat Idul Adha ini adalah Dr. Alwi Shahab,Sp.S sebagai Imam serta  Bilal H. Iskandar SE,M.Si  dan Aminuddin SH,SKM,M.Kes

Setelah Sholat, dilakukan penyembelihan hewan kurban di  halaman Gedung Utama  RSMH Palembang  Hewan yang  dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha, Senin (12/9) sebanyak 7 ekor Sapi. Keluarga Direktur Utama RSMH,  Dr. Mohamamd Syahril, SpP. MPH menyumbangkan satu ekor sapi. Penyembelihan hewan kurban untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya

Liputan.... Suhaimi (humas)

Selasa, 06 September 2016

PELANTIKAN PEJABAT NON STRUKTURAL DI RSMH PALEMBANG



PELANTIKAN PEJABAT NON STRUKTURAL  DI RSMH PALEMBANG



Pelantikan Pejabat Non Struktural di Lingkungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang dilaksanakan  Senin, 5 September 2016 di Aula Gedung Utama Lt II RSMH Palembang

Hadir pada acara pelantikan tersebut Dekan Fakultas Kedokteran Unsri Palembang, Para Direktur, Pejabat Struktural dan Non Struktural di Lingkungan RSMH Palembang.



Adapun pejabat yang di lantik yaitu:

1.      Dr. Ismail Bastomi, Sp.OT   sebagai. Ka. Instalasi Gawat Darurat
2.      Dr. Yulius Anzar Sp.A (K) sebagai Manager Graha Eksekutif
3.      Dessy Tri Astuti, SST  sebagai Koordinator Operasional Inst. Strerilisasi
4.      Nitsya, SKM,MM  sebagai Koordinator. Instalasi Performa dan Pertamanan
5.      Dian Sari Murti, AMK  sebagai Koordinator Mutu dan Keselamatan Instalasi Rawat Inap F
6.      Fitri Mulyadi, S.Kep,Ners  sebagai Koordinator Mutu dan Keselamatan Instalasi BHC

Direktur Utama Dr. Mohammad Syahril, Sp.P. MPH. melantik secara langsung para pejabat Non Struktural RSMH Palembang, dalam kata sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat lama yang telah melaksanakan tugas dengan baik

Dirut RSMH mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik dan pejabat yang masih menjabat saat ini untuk dapat memberikan pelayanan  yang maksimal kepada masyarakat dan tetap fokus pada program prioritas utama Rumah Sakit Umum Dr. Mohamamd Hoesin Palembang yaitu :
1.      Akreditasi Internasional
2.      Rumah sakit Rujukan Nasional
3.      Pelayanan Publik
4.      Performa Rumah Sakit
5.      Unggulan dan Prestasi Nasional/Internasional

Semoga Pejabat  yang baru dilantik dapat melaksankan tugas yang diamanahkan kepadanya. Sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan publik berkesinambungan RSMH Palembang berkomitmen menjadi Rumah Sakit kelas A Terakreditasi Internasional JCI akhir tahun 2016

Liputan..Suhaimi/ Anie Kayo (Tim  Humas)

Kamis, 01 September 2016

Pelatihan CODE BLUE di RSMH Palembang ( 11-16 Nop 2016 _)


AKTIVASI  “CODE BLUE”
“Apa yang akan anda lakukan bila menemukan seseorang yang mengalami kegawat daruratan medis?”
Demikian pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Tim Surveyor Akreditasi JCI, setiap petugas yang bekerja di RSMH  harus tahu apa yang akan dilakukan  bila menemukan seseorang yang mengalami kegawatdaruratan secara medis. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan penilaian Akreditasi JCI”, kata Dr.Rita mewakili Direktur Utama RSMH Palembang  dalam memberikan pengarahan sekaligus membuka acara Pelatihan Code Blue untuk tenaga Medis    yang akan berlangsung selama 2 hari dari tanggal 11 sd 12 November 2016 bertempat di Aula Instalasi Diklat RSMH Palembang.
Code Blue adalah suatu tanda atau sinyal yang digunakan oleh rumah sakit untuk memberitahu bahwa seseorang memerlukan tindakan resusitasi yaitu pasien yang mengalami kondisi henti jantung dan paru. Aktivasi Code Blue akan mengaktivasi suatu tim resusitasi (tim Code Blue) yang tersebar di 5 area yaitu Departemen Anestesi, Departemen Anak, Departemen Penyakit Dalam, Departemen Bedah dan Departemen Obsgyn. Tim Code Blue terdiri dari Residen yang mempunyai SK tersertifikasi dan DPJP yang mempunyai sertifikat Advanced Life Support  (ACLS).
Narasumber pelatihan ini adalah Dr.Syamsu Indra,SpPD,KKV, Dr.Silvia Tri Ratna,Sp.A(K)  , Dr.Afifah Ramadanti,Sp.A (K) dan  Dr.Nur Qodir,Sp.B-Onk
Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah suatu usaha untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi serta mengatasi akibat berhentinya fungsi-fungsi tersebut pada orang-orang yang tidak diharapkan mati pada saat itu. RJP merupakan salah satu tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang mengacu pada AHA (American  Health Association) 2010 yang bertujuan untuk membantu atau mengembalikan oksigenasi,ventilasi dan sirkulasi yang efektif sehingga terjadi suatu sirkulasi spontan dan intervensi Bantuan Hidup Lanjut (BHJL) dapat mulai dilakukan. Resusitasi ini juga bertujuan untuk mencegah agar sel-sel tidak mengalami kerusakan akibat kekurangan oksigen.
Setiap peserta pelatihan ini agar  dapat memberikan pertolongan dasar dan pertolongan tindak lanjut untuk menyelamatkan pasien dari ancaman kematian dan kecacatan.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan akan terbentuk tim Code Blue RSMH yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu.
Humas#rita&yeri


Rabu, 31 Agustus 2016

Harapan Baru untuk Penderita Gagal Jantung Kronik yang Resisten Obat-obatan


Terapi Resinkronisasi Jantung (CRT


Gagal jantung atau lazim dikenal sebagai pembengkakan jantung adalah tahap akhir atau komplikasi dari proses penyakit-penyakit jantung lainnya. Pada kondisi ini, pasien sering mengalami sesak nafas saat aktivitas serta tidak bisa tidur terlentang karena sesak dan bengkak pada kedua kaki akibat bendungan yang terjadi setelah kekuatan pompa jantung menurun. Umumnya pasien masih dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan yang merangsang pasien berkemih sehingga mengurangi bendungan tersebut. Namun pada sebagian pasien, terapi obat tidak lagi mampu mengatasi gejala yang dialami pasien karena sudah terjadi gangguan hantaran listrik pemicu gerakan jantung. Irama yang tadinya teratur mulai menjadi tidak berimbang antara sisi kanan dan kiri jantung. Dengan demikian, fungsi pemompaan jantung tidak lagi sinkron sehingga kerja pompa jantung menjadi tidak efektif.
Untuk mengembalikan sinkronisasi ruang jantung kanan dan kiri, dapat dipasang suatu alat bantu yang disebut cardiac resynchronization therapy (CRT). Sejak tanggal 1 Juni 2015 lalu, RS Moh. Hoesin  (RSMH) Palembang telah mulai melakukan implantasi CRT di laboratorium kateterisasi Brain & Heart Center. Kini RSMH telah menjadi salah satu dari sedikit pusat rujukan kesehatan di Asia Tenggara yang mampu mengerjakan intervensi CRT ini. Masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan layanan canggih CRT.
Operator dari tim laboratorium kateterisasi Brain & Heart Center, dr. Alexander Edo Tondas, SpJP(K), FIHA, adalah salah satu dari dokter spesialis jantung & pembuluh darah dengan subspesialis elektrofisiologi yang masih langka di Indonesia. Menurut beliau, pada dasarnya CRT adalah sistem pacu jantung dengan tiga kabel. Kita mungkin sudah sering mendengar tentang pemasangan alat pacu jantung. Pacu jantung yang sering dipasang umumnya adalah sistem pacu jantung kabel tunggal untuk kasus-kasus denyut nadi lambat (bradikardia). Namun pada kenyataannya, tidak semua masalah jantung dapat diselesaikan dengan pacu jantung kabel tunggal. Pada keadaan tertentu, yaitu pembengkakan  jantung tahap lanjut, sistem yang lebih kompleks dengan tiga kabel diperlukan untuk dapat memperbaiki kinerja jantung agar kembali harmonis. Pemasangan alat pacu jantung tiga kabel atau CRT di Brain & Heart Center yang dipelopori oleh dr. Alexander Edo Tondas, SpJP(K), FIHA ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di luar kota Jakarta karena tindakan ini membutuhkan tingkat keterampilan yang cukup tinggi dan fasilitas yang menunjang.
Prosedur pemasangan dilakukan dengan pembiusan lokal dan dokter akan membuat sayatan kecil sekitar 5 cm di daerah dada atas untuk menyelipkan generator ke bawah kulit. Setelah kurang lebih 3-5 hari perawatan pasca-tindakan, pasien dapat berobat jalan. Alat ini dapat bertahan dan mengontrol sinkronisasi jantung hingga 5-7 tahun lamanya sebelum baterai diganti.
Pasien diharapkan datang kembali setiap 6 bulan untuk check up kondisi alat dan kabel. Pemrograman alat CRT dilakukan di Klinik Aritmia Brain & Heart Center RSMH Palembang dengan menempelkan detektor khusus di atas dada pasien. Dengan alat CRT, pasien gagal jantung tahap lanjut yang sudah tidak respon dengan obat-obatan masih memiliki harapan untuk menikmati kualitas hidup yang baik. Penerapan teknologi baru ini merupakan wujud dari tekad RSMH Palembang untuk menjadi yang terdepan dalam hal rujukan pelayanan jantung di Sumatera Bagian Selatan.
narasumber:dr.edo
Liputan :Humas@yeri.