MALNUTRISI PADA ANAK
Orangtua mana yang tidak senang melihat
anaknya tumbuh sehat, tentunya orantua sangat berperan penting disini. Asupan gizi yang diterima harus sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.
Tidak jarang ditemui beberapa kasus
malnutrisi, atas dasar inilah wartawan RSMH mencoba untuk mengupas lebih jauh
tentang penyakit malnutrisi pada anak.Salah satu Dokter anak yang mendalami
bidang ini adalah dr. Julius Anzar, Sp.A
(K).
Kami menemuinya di kantor Departemen Anak
lantai IV siang itu, dokter berkacamata ini dengan hangat menyapa wartawan RSMH
dan mempersilahkan untuk duduk diruangannya.
Dr.Yulius
menerangkan definisi Malnutrisi secara
harfiah berarti “gizi yang salah”, dapat berupa gizi kurang ataupun gizi
lebih, tetapi orang banyak mengartikan malnutrisi itu sama dengan gizi kurang
ataupun gizi buruk. Ada lagi istilah PCM atau PEM. PCM, kepanjangannya adalah Protein Calorie Malnutrition, sedangkan
kepanjangan PEM adalah Protein Energy
Malnutrition. PCM sama dengan PEM. PCM artinya gizi kurang atau gizi buruk.
Hingga saat ini Prevalensi malnutrisi masih cukup tinggi, pada tahun 2013 prevalensi gizi kurang mencapai 6,8% dan gizi buruk 5,3% (Profil Kesehatan Indonesia), total 12,1%.
Untuk Provinsi Sumatera Selatan prevalensinya mencapai 12,3% (gizi kurang
ditambah gizi buruk) di atas angka nasional.
Menurut defenisinya, PCM adalah suatu keadaan klinis yang terjadi akibat tidak
terpenuhinya kebutuhan protein dan energi, dapat berupa asupan makanan yang kurang atau kebutuhan/keluaran yang
meningkat atau kedua-duanya secara bersamaan dan PCM hampir selalu disertai dengan defisiensi
mikronutrien. Gambaran klinis PCM dimulai dari derajat ringan sampai berat tergantung pada tingkat gangguan keseimbangan energi yang terjadi. Penegakkan diagnosis PCM lebih berdasarkan pemeriksaan klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisis)
karena gambaran klinisnya sangat khas. PCM berat secara klinis terbagi
atas 3 bentuk,
yaitu: kwashiorkor, marasmus dan marasmik-kwashiorkor. Kwashiorkor gizi buruk yang disertai
gambaran edema yang cukup tersebar sehingga berat badan tidak banyak menurun
bahkan seakan-akan normal. Marasmus adalah gizi buruk tanpa disertai edema
sehingga gambaran klinisnya si anak tampak sangat kurus. Sedangkan Marasmik
kwashiorkor adalaha gizi buruk disertai edema yang minimal dan anak tampak
sangat kurus.
Dokter yang juga bertugas sebagai Staf
Medik Fungsional Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang mengatakan bahwa Pencegahan PCM merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilaksanakan secara terus
menerus mengingat dampak yang ditimbulkan akan merugikan masa depan anak baik jangka pendek maupun jangka panjang dan motto pencegahan lebih murah daripada
pengobatan tetap berlaku dalam pencegahan PCM. PCM yang berat (gizi buruk) akan meningkatkan
angka morbiditas dan mortalitas
anak, terutama pada balita dan kualitas sumber daya manusia yang rendah merupakan
dampak jangka panjang PCM berat.
PCM disebabkan oleh beberapa hal, penyebabnya
dibagi atas penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung yaitu : kurangnya asupan makanan, (kurangnya jumlah
asupan
makanan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah), adanya penyakit (terutama penyakit infeksi,
dapat mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien
oleh tubuh). Penyebab tidak langsung yaitu : kurangnya ketahanan pangan keluarga, keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau
mendapatkan makanan, kualitas perawatan ibu dan anak, buruknya pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan yang kurang. Dari bermacam-macam
penyebab di atas, penyebab terbesar PCM pada anak balita adalah “cara
pemberian makanan yang salah”.
Lebih dari separuh PCM pada anak balita
disebabkan oleh “cara pemberian makanan yang salah”. Oleh
karena itu penyuluhan tentang cara pemberian makan yang benar merupakan upaya
pencegahan PCM yang strategis. Rumah Sakit Dokter Mohammad Hoesin sebagai Rumah
Sakit rujukan nasional kelas A selain sebagai pusat rujukan penanganan kasus
PCM tertinggi juga sebagai pusat pendidikan dan penelitian dalam bidang gizi di
Sumatera Bagian Selatan. Upaya Pencegahan di RSMH selalu diterapkan terhadap
pasien-pasien yang menjalani perawatan, baik berupa penanganan masalah gizi
maupun penyuluhan gizi. Penyuluhan tentang cara memberikan makan yang baik dan
benar agar anak tidak mengalami PCM dan Hospital
Malnutrition juga diberikan kepada keluarga pasien.
Malnutrisi juga berarti gizi lebih dan obesitas. Obesitas berpotensi menimbulkan penyakit
degeneratif di kemudian hari. Namun masyarakat masih menganggap bahwa obesitas
tidak terlalu “mengganggu” alias bukan suatu penyakit sehingga sedikit
masyarakat yang berobat dengan obesitas. Sama seperti PCM, pencegahan
terjadinya obesitas lebih murah daripada pengobatannya. Dengan menerapkan pola
makan yang baik sebenarnya kita dapat terhindar dari gangguan gizi dan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gizi.
Kita peduli pada anak-anak kita, berikan yang
terbaik untuk generasi penerus bangsa ini yahh..
Semoga informasi yang telah diberikan berguna untuk kita, Terimakasih.
Yeri@humas,,,
Narasumber : Dr.Yulius Anzar, Sp.A (K)