Yenny Dian Andayani
Divisi Hematologi Onkologi Medik ,
Dep Penyakit Dalam
RSMH/FK Unsri Palembang
Virus HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Angka kejadian infeksi HIV dari tahun ketahun semakin meningkat . Menurut WHO diperkirakan diseluruh dunia lebih
dari 40 juta ditemukan kasus dengan HIV dimana paling banyak ditemukan di Benua Afrika dengan angka kematian akibat penyakit
ini sebanyak 770.000 jiwa., hanya 62 % yang telah mendapat pengobatan. Data
di Indonesia sampai tahun 2018 ditemukan 640. 443 jiwa penderita HIV/AIDS dengan kelompok umur terbanyak 20- 49
tahun yaitu usia produktif. Diskriminasi
dan stigma pada masyarakat terhadap penderita HIV masih menjadi masalah utama dalam
menanggulangi penyakit ini. Minimnya pengetahuan cara penularan dan cara
mendapatkan akses pengobatan juga menambah permasalahan yang ada.
Banyak mitos
yang keliru terhadap penularan virus HIV sehingga penderita HIV sering di jauhi
bukan berdasarkan alasan yang tepat. Penularan
virus HIV harus berasal dari cairan tubuh berupa darah, sperma yang dapat
masuk kedalam tubuh melalui kontak seksual dan penggunaan jarun suntik atau
tatto, pada proses kehamilan, persalinan
atau menyusui dan juga melalui transfusi darah.
Sejak
beberapa tahun yang lalu pemerintah telah mencanangkan program Test
and Treat yaitu program temukan
yang positif pada pasien IMS, pasien TB, ibu hamil, hepatitis, pasangan
odha, penasun, WPS, waria dan pasangannya, melalui obat yang positif dan
kemudian pertahankan yang diobati dengan konseling adherence, pemberian ARV dan
yang paling penting peran komunitas dan keluarga. Kepatuhan berobat sangat
penting karena sangat berhubungan dengan kwalitas hidup. Obat-obatan Anti Retro Viral yang diberikan jangka
panjang dan harus diminum setiap hari. Peran keluarga dan komunitas sangat
penting untuk memantau pengobatan yang sedang dilakukan .
Layanan
komprehensif HIV yang berkesinambungan,
peran aktif komunitas, sistem rujukan dan jejaring kerja yang baik, akses
layanan terjamin dapat membantu ODHA dan
keluarga untuk mendapat pengobatan yang
baik.
Disamping itu
stigma dan diskrimasi yang harus di hilangkan dapat melalui bantuan :
- Pemerintah ( Dukungan
terhadap kebijakan dan advokasi kepada
yang berkepentingan,dll)
- Masyarakat ( Pendidikan
dan pelatihan HIV/AIDS, kemitraan masyarakat, keterlibatan ODHA)
- Program ( Melalui
layanan KIA, integrasi PMTCT, pelayanan
VCT)
Dengan cara cara
diatas kita dapat mengatasi stigma dan
diskriminasi terhadap HIV/AIDS.
Pemberian
informasi yang BENAR dan LENGKAP dan
berperan serta aktif dalam upaya penanggulangan HIV merupakan cara yang baik
untuk mengatasi diskriminasi dan stigma terhadap pasien HIV/AIDS.
Tema Hari AIDS
sedunia tahun 2019 adalah “ COMMUNITIES
MAKE THE DIFFERENCE “. Peran komunitas pekerja kesehatan dalam mendorong
penderita HIV/AIDS untuk mendapatkan akses pengobatan yang baik sehingga sampai
tahun 2019 sudah 62 % ODHA mendapat layanan ARV.dimana peran dari komunitas
sangat penting agar supaya masyarakat benar-benar memahami dan tidak percaya
terhadap mitos-mitos keliru seputar HIV/AIDS.
Leni/PKRS