Artikel
(Degenerasi Makula)
oleh DR.dr.Ramzi Amin, Sp.M(K)
1.
Definisi
Degenerasi makula yang berhubungan dengan usia (AMD) merupakan suatu
kondisi yang memiliki karakteristik pada stadium awal dengan perkembangan dan
progresi yang lambat, tidak memiliki gejala selama bertahun-tahun, dan memiliki
deposit retina yang ekstensif bernama drusen,
yang sering dihubungkan dengan abnormalitas pigmen. Pada tahap lanjut AMD,
terdapat atrofi geografik dan neovaskularisasi koroidal. Umumnya pasien datang
dengan keluhan metamorfosia, diskromatopsia, hilangnya penglihatan, dan skotoma
sentral.
2.
Klasifikasi
AMD
AMD
tipe non-eksudatif
AMD
ditandai oleh atrofi dan degenerasi retina bagian luar, epitel pigmen retina,
membran Bruch, dan koriokapilaris dengan derajat bervariasi. Dari
perubahan-perubahan di epitel pigmen retina dan membran Bruch yang dapat
dilihat secara ofthalmoskopis, drusen
adalah yang paling khas. Drusen adalah
endapan putih-kuning, bulat, diskret, dengan ukuran bervariasi di belakang
epitel pigmen dan tersebar di seluruh makula dan kutub posterior. Seiring
dengan waktu, drusen dapat membesar,
menyatu, mengalami kalsifikasi, dan meningkat jumlahnya. Derajat gangguan
penglihatan bervariasi dan mungkin minimal.
Sebagian
besar pasien yang memperlihatkan drusen
makula tidak pernah mengalami penurunan penglihatan sentral yang bermakna;
perubahan-perubahan atrofik dapat menjadi stabil atau berkembang secara lambat.
Namun, stadium eksudatif dapat timbul mendadak setiap saat, dan selain
pemeriksaan oftalmologik yang teratur, pasien diberi Amsler grid untuk membantu memantau dan melaporkan setiap perubahan
simtomatik yang terjadi.
AMD
tipe eksudatif
Walaupun
pasien dengan AMD biasanya hanya memperlihatkan kelainan noneksudatif, sebagian
besar pasien yang menderita gangguan penglihatan berat akibat penyakit ini
mengalami bentuk eksudat akibat terbentuknya neovaskularisasi koroid dan
makulopati eksudat terkait. Cairan serosa dari koroid di bawahnya dapat bocor
melalui defek-defek kecil di membran Bruch, Peningkatan cairan tersebut dapat
semakin menyebabkan pemisahan retina sensorik di bawahnya, dan penglihatan
biasanya menurun apabila fovea terkena.
Dapat
terjadi pertumbuhan pembuluh-pembuluh baru ke arah dalam yang meluas dari
koroid sampai ruang subretina dan merupakan perubahan histopatologik terpenting
yang memudahkan timbulnya pelepasan makula dan gangguan penglihatan sentral
irreversible pada pasien dengan drusen.
Pembuluh-pembuluh baru ini tumbuh dalam konfigurasi roda pedati dasar atau sea-fan menjauhi tempat mereka masuk ke
dalam ruang subretina. Kelainan klinis awal pada neovaskularisasi subretina
bersifat samar dan sering terabaikan; selama stadium pembentukan pembuluh baru
yang samar ini, pasien asimtomatik, dan pembuluh-pembuluh baru tersebut mungkin
tidak tampak baik secara oftalmoskopis maupun angiografis
3.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dengan
melihat gejala klinis, riwayat, dan ditunjang dengan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang memadai. Pada
tahap awal, ARMD biasanya tanpa gejala, tetapi dalam beberapa kasus, pasien
mungkin mengeluh kehilangan penglihatan akut, metamorfopsia, penglihatan kabur,
skotoma, atau distorsi visual kronis. Berbagai tes skrining dapat digunakan
oleh dokter mata untuk menegakkan diagnosis. Ini termasuk tes ketajaman visual,
pemeriksaan funduskopi dilatasi, tomografi koherensi optik, angiografi
fluorescein, angiografi hijau indosianin, autofluoresensi fundus, dan
ultrasonografi.
4.
Terapi
(Level of Evidence IA, rekomendasi A)
AMD
tipe non-eksudatif :
Tidak ada terapi khusus untuk AMD
tipe noneksudatif. Penglihatan dimaksimalkan dengan alat bantu penglihatan termasuk
alat pembesar dan teleskop. Manajemen yang disaranan untuk pasien antara lain
-
Follow up rutin pemeriksaan amsler grid
-
Mikro nutrien
-
Perubahan Gaya Hidup
AMD
tipe eksudatif :
Apabila tidak ada neovaskularisasi retina, tidak ada terapi medis
atau bedah untuk pelepasan epitel pigmen retina serosa yang terbukti
bermanfaat. Pemakaian interferon alfa parenteral, misalnya, belum terbukti
efektif untuk penyakit ini. Namun apabila terdapat membran neovaskular
subretina ekstrafovea yang berbatas tegas (>200 um dari
bagian tengah zona avaskular fovea), diindikasikan fotokoagulasi laser. Dengan
angiografi dapat ditentukan dengan tepat lokasi dan batas-batas membran
neovaskular yang kemudian diablasi secara total oleh luka-luka bakar yang
ditimbulkan oleh laser. Fotokoagulasi juga menghancurkan retina di atasnya
tetapi bermanfaat apabila membran subretina dapat dihentikan tanpa mengenai
fovea
Intravitreal anti
VEGF : AMD Neovaskular Diobati dengan Intraocular Ranibizumab Studi:
Dalam penelitian ini pasien menerima 3 suntikan bulanan berturut-turut 0,5 mg
ranibizumab dan kemudian diikuti setiap bulan dan mundur jika ada peningkatan ketebalan
retina sentral OCT [CRT] di setidaknya 100 mikron atau hilangnya ETDRS VA 5
huruf yang lebih baik.
Promkes RSMH