Kini tak perlu lagi ke Singapura,
untuk Check Up Alat Pacu Jantung Buatan
dr. Alexander Edo Tondas, SpJP(K), FIHA, FICA
Beberapa dekade terakhir ini,
perkembangan teknologi dalam pengobatan penyakit jantung telah berkembang
dengan pesat, khususnya dalam penanganan gangguan irama jantung.
Jantung manusia memiliki keunikan
tersendiri, yaitu sifatnya yang otonom, dalam arti bahwa jantung mampu
menghasilkan impuls listrik sendiri untuk merangsang otot-otot jantung untuk
berkontraksi dan memompa darah. Sel-sel khusus yang berfungsi sebagai semacam
“baterai” dalam jantung ini disebut sebagai pacu jantung alami. Pemacuan laju jantung terjadi secara ritmis,
dan denyut nadi normal pada orang sehat dalam kondisi istirahat adalah sekitar
60-100x/menit.
Akibat beberapa hal, seperti
penyempitan pembuluh darah jantung, serangan jantung, peradangan otot jantung
atau proses penuaan, sel-sel pacu jantung alami ini dapat mengalami kerusakan
atau aus. Saat pacu jantung manusia rusak, umumnya akan bergejala sebagai
perlambatan laju jantung/denyut nadi (bradikardia). Konsekuensinya, jumlah
darah yang bersirkulasi ke organ-organ tubuh lainnya, dan termasuk ke jantung
sendiri akan berkurang dan menjadi tidak cukup, sehingga menimbulkan keluhan
pusing, pandangan gelap atau pingsan, sesak nafas, nyeri dada, atau bahkan syok
(tekanan darah turun) yang mengancam nyawa.
Biasanya untuk
pertolongan segera, dokter jantung akan memberikan obat-obatan yang mampu
menaikkan denyut jantung (obat kronotropik). Kelainan yang berat, seperti blok
listrik jantung total, umumnya tidak berespon dengan obat dan perlu dibantu
dengan pemasangan alat pacu jantung buatan untuk menggantikan fungsi pacu
jantung alami. Pacu jantung buatan ini ada yang bersifat sementara (temporary pacemaker) atau menetap (permanent pacemaker). Pacu jantung
buatan sementara, dapat dipasang dengan cepat tanpa operasi, dengan menggunakan
kabel yang dimasukkan lewat pembuluh darah di sekitar paha. Kabel ini dapat
segera dikeluarkan apabila tidak diperlukan lagi. Apabila bradikardia atau blok listrik jantung
bertahan hingga >1-2 minggu, atau tidak ada harapan pulih , maka dokter
jantung akan melakukan implantasi alat pacu jantung buatan permanen (permanent pacemaker).
Saat ini
laboratorium kateterisasi Pusat Layanan Jantung dan Otak Terpadu RS Muhammad Hoesin Palembang sudah mampu melakukan pemasangan alat
pacu jantung kamar ganda (dual chamber)
yang merupakan standar emas untuk kasus blok listrik jantung. Untuk pacu
jantung permanen kamar tunggal kini indikasinya sudah sangat terbatas, karena
tidak memiliki kemampuan sinkronisasi serambi-bilik jantung seperti halnya
kamar ganda.
Layaknya
membeli produk otomotif, idealnya dilakukan tune
up pasca pemasangan alat pacu jantung permanen. Proses interogasi atau
reprogram alat pacu jantung dilakukan secara non-invasif, yaitu hanya dengan
menempelkan semacam detektor di daerah sekitar lokasi pemasangan, kemudian
komputer akan melakukan analisa kondisi pacemaker
secara otomatis. Hasilnya akan diinterpretasi oleh dokter jantung subspesialis
elektrofisiologi/ahli aritmia. Idealnya, kontrol untuk reprogramming ini
dilakukan 2 bulan pasca implantasi, kemudian secara rutin 6 bulan sekali di klinik aritmia.
Mengapa
reprogramming rutin ini sangat penting ? Banyak yang belum menyadari manfaat
reprogramming, dan membiarkan alat pacu jantung disetel dengan setting yang sama terus-menerus dengan setting standar keluaran dari pabrik.
1.
Dua bulan pertama setelah pemasangan, kabel alat
pacu jantung mengalami proses yang disebut maturasi atau pematangan, disini
dapat terjadi perubahan kondisi dibandingkan saat awal pemasangan sehingga
diperlukan pengaturan ulang setting
alat pacu jantung.
2. Alat
pacu jantung juga mampu merekam apabila terdapat aktivitas listrik abnormal
yang terjadi di dalam jantung, sehingga dokter dapat mendeteksinya dan
mengantisipasinya dengan obat-obatan bila perlu
3.
Dengan reprogramming, dokter ahli aritmia dapat
mengetahui secara dini apabila terdapat kerusakan pada kabel alat pacu jantung
dan mengetahui sisa energi baterai/generator yang tersisa. Umumnya alat pacu
jantung permanen dapat bertahan antara
5-10 tahun tergantung kebutuhan pasien, dan generator harus diganti
sebelum baterai tersebut habis. Membiarkan baterai habis total begitu saja
dapat membahayakan pasien, karena hidupnya tergantung dengan alat tersebut.
Klinik Pusat Layanan Jantung dan Otak Terpadu RS Muhammad Hoesin Palembang sejak tahun 2015 sudah memberikan pelayanan interogasi/reprogramming alat pacu jantung tipe Saint Jude dan Medtronic sebagai pusat rujukan untuk daerah Sumbagsel. Kini tidak perlu lagi jauh-jauh ke ibukota atau luar negeri untuk check-up alat pacu jantung. Di Palembang, juga bisa.
Liputan Yeri..(humas RSMH)
Narasumber : dr.Edo.T
Klinik Pusat Layanan Jantung dan Otak Terpadu RS Muhammad Hoesin Palembang sejak tahun 2015 sudah memberikan pelayanan interogasi/reprogramming alat pacu jantung tipe Saint Jude dan Medtronic sebagai pusat rujukan untuk daerah Sumbagsel. Kini tidak perlu lagi jauh-jauh ke ibukota atau luar negeri untuk check-up alat pacu jantung. Di Palembang, juga bisa.
Liputan Yeri..(humas RSMH)
Narasumber : dr.Edo.T