Selasa, 19 Februari 2019

Peranan Pemeriksaan Patologi Anatomi Dalam Deteksi Dini dan Penanggulangan Kanker

Artikel

Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel yang tidak terkendali dan dapat mengenai hampir semua bagian organ tubuh. Pertumbuhan sel tersebut sering menyerang jaringan di sekitarnya dan dapat menyebar atau bermetastasis ke organ lain di tempat yang jauh. Banyak kanker dapat dicegah dengan menghindari paparan faktor risiko umum. Selain itu, kanker dapat disembuhkan, dengan tindakan operasi, radioterapi atau kemoterapi, terutama jika kanker terdeteksi secara dini. Edukasi serta upaya pencegahan dan deteksi dini kanker memang perlu dilakukan di tengah gaya hidup modern saat ini. Sebanyak 43% kanker dapat dicegah dengan mengurangi konsumsi tembakau dan alkohol, mengurangi paparan bahan pemicu kanker seperti asap rokok, mengikuti program vaksinasi, dan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat.

Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki – laki adalah kanker paru yang diikuti dengan kanker hati Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yang diikuti kanker leher rahim. Sementara pada anak, leukemia atau kanker darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak.

Momentum Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) setiap tahun pada tanggal 4 Februari, adalah ajakan WHO, IARC (International Agency for Research on Cancer) dan UICC (Union for Cancer International Control) untuk meningkatkan kepedulian kita semua akan kanker. Tujuan utama adalah menyelamatkan jutaan jiwa dari kematian yang dapat dicegah setiap tahun, dengan cara mendorong pemerintah dan individu untuk mengambil langkah-langkah yang nyata. Tahun ini tema yang diangkat adalah “saya adalah dan saya akan” (I Am and I Will). Tema ini bermakna untuk mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya masing–masing dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker. 

Peranan Pemeriksaan PA dalam diagnosis kanker bertujuan untuk melihat berbagai bentuk kelainan struktural dan morfologik dari jaringan atau sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan yang mendasari penyakit melalui pemeriksaan mikroskopik. Interpretasi dari morfologi sel yang dapat dilihat dari hasil pewarnaan slide (preparat) merupakan ‘gold standard” untuk menegakkan kebenaran dalam evaluasi diagnosis klinis suatu penyakit. Spesimen patologi anatomi dapat berupa jaringan yang diperoleh dari hasil operasi, biopsi, eksisi atau cairan/apusan cairan tubuh. Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan yaitu pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, di mana jaringan itu akan melalui beberapa tahapan pemeriksaan yang lengkap dimulai dari fiksasi (pengawetan), pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukaan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan sitologi adalah pemeriksaan dari cairan tubuh manusia yang kemudian juga diproses melalui fiksasi dan pemberian pewarnaan pada slide.

Perbedaan utama antara pemeriksaan histopatologi dan sitologi adalah di mana pada pemeriksaan histopatolologi akan tampak asal struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan sitologi hanya tampak gambaran sel-sel tubuh secara umum tanpa terlihat struktur jaringannya. Kedua pemeriksaan tersebut kemudian dilakukan pembacaan oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomi dibawah mikroskop termasuk untuk menilai ada tidaknya keganasan, jenis tumor, stadium/ grading, apakah sudah metastasis (menyebar) atau tidak, ataukah hanya infeksi (peradangan) akut/ kronik dan berbagai kelainan lainnya.

Dokter spesialis patologi anatomi adalah salah satu cabang spesialisasi medis yang berperan terutama dalam penegakkan diagnosis, penentuan terapi, dan prediksi prognosis suatu penyakit. Perhimpunan Dokter spesialis Patologi Anatomi juga melakukan registrasi kanker berdasarkan diagnosis patologi anatomi. Baik biopsi operasi, maupun bajah (biopsi aspirasi jarum halus/ FNAB) pada benjolan ditubuh misal di payudara atau dileher dan pemeriksaan pap smear /hapusan serviks (leher rahim) adalah jenis pemeriksaan PA untuk deteksi dini/ skrining jenis tumor tertentu.

Pemeriksaan patologi molekuler Imunohistokimia
Metode ini sekarang telah digunakan secara luas di negara maju dan dapat memberi informasi penting dalam identifikasi jenis kanker dan membantu menentukan prognosis kanker serta pilihan target terapi. Pemeriksaan ini juga merupakan tahap lanjut dari pemeriksaan rutinhistopatologik atau histopatologik yang menjumpai kesukaran diagnostik. Berbagai jenis molekul yang yang terkandung dalam sel dapat dideteksi dengan teknik ini, termasuk berbagai jenis reseptor, onkoprotein, faktor pertumbuhan dan protein-protein lainnya pada sel kanker. Dengan ditemukannya teknik ini maka berbagai pemahaman-pemahaman baru di bidang penyakit, termasuk onkologi, menjadi semakin baik sehingga telah membawa dunia kedokteran kepada era yang baru.

Prinsip dari metode imunohistokimia adalah perpaduan antara reaksi imunologi dan kimiawi, dimana reaksi imunologi ditandai adanya reaksi antara antigen dengan antibodi, dan reaksi kimiawi ditandai adanya reaksi antara enzim dengan substrat.Pemeriksaan imunohistokimia dimaksudkan untuk mengenali bahan spesifik tertentu didalam jaringan dengan menggunakan antibodi dan sistem deteksi yang memungkinkan untuk mengenali bahan spesifik tersebut secara visual.

Beberapa  penanda  tumor untuk pemeriksaan  imunohistokimia yang banyak digunakan antara lain :
Carcinoembryonic Antigen (CEA)untuk mengidentifikasiadenocarcinoma pada kanker usus, CD 15dan CD 30 digunakan untuk kanker  kelenjar  getah  bening Hodgkin lymphoma , CD 20 mengidentifikasi limfoma sel B, CD 3 mengidentifikasi limfoma sel T, Alpha Fetoprotein untuk tumoryolk sac dan kankersel hati., CD 117 (KIT) untuk gastrointestinal stromal tumor, Prostate Spesific Antigen (PSA)untuk kanker prostat; Estrogen, progesteron dan Her2untuk mendeteksi sel kanker payudara.

Oleh : dr. Aspitriani, SpPA
Departemen Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

 Daftar Pustaka
1.     Kumar V, Abbas A, Aster J. Robbins Basic Pathology. 10th ed. Elsevier; 2017. p 173-222.
2.     Rosai J Editor. Rosai and Ackermans. Surgical Pathology. 11th ed. Volume 2.  Philadelphia: Mosby; 2017. p. 1 – 63.
3. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.Hari kanker   sedunia. Available at: http://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-2019.html
4.    Kementerian Kesehatan, RI. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan  dan Deteksi  Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta; 2015. p 1-47.
5.     Dabbs DJ. Diagnostic Immunohistochemistry. 4th ed. Philadelpia: Saunders; 2013.p 1-41
6.     Kementerian Kesehatan, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran- Kanker Paru. Jakarta; 2017. p 10-19
7.      Arpita Kabiraj et al. Principle and Techniques of Immunohistochemistry – A Review. Int J Biol Med Res. 2015; 6(3): 5204-5210

Salam
IP3H (Noya/Pkrs)

1 komentar: