Minggu, 03 Februari 2019

PENCEGAHAN PRIMER PADA PENYAKIT KANKER PAYUDARA




Acara talkshow kesehatan "Jendela" dengan narasumber Dr. Mulawan, Sp.B (K) Onk. Diselenggarakan pada tanggal 02 Februari 2019, merupakan kerjasama RSUP Dr. Mohammad Hoesin dengan stasiun televisi Sriwijaya TV Palembang.
Dalam kesempatan ini narasumber mengangkat topik "Pencegahan Primer pada Penyakit Kanker Payudara".

Penyakit kanker payudara saat ini menjadi salah satu penyakit keganasan yang paling sering di diagnosis. Data WHO pada tahun 2018 menyatakan bahwa di dunia kanker payudara merupakan penyakit keganasan kedua paling banyak dengan 2.088.849 kasus baru dan menempati peringkat ke-5 penyebab kematian akibat suatu penyakit keganasan. Sedangkan di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama penyakit keganasan.

Pada kondisi seperti ini perlu diupayakan suatu program pencegahan penyakitkan kerpayudara. Saat ini yang cukup dikenal oleh masyarakat adalah upaya pencegahan sekunder kanker payudara, yaitu melakukan deteksi dini pada wanita-wanita yang belum mengalami gejala dan tanda-tanda kanker payudara. Pencegahan sekunder ini antara lain adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri), SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) dan pemeriksaan radiologi seperti mammografi dan USG Payudara.

Dalam acara ini Dr. Mulawan juga menyampaikan bahwa,  selain upaya tersebut diatas, ada yang dinamakan dengan pencegahan primer kanker payudara. Upaya ini adalah menghindari atau melakukan intervensi terhadap faktor-faktor resiko yang dapat meningkatkan angka kejadian kanker payudara. Faktor resiko pada kanker payudara ada yang tidak dapat dimodifikasi atau dilakukan intervensi, seperti jenis kelamin (indikasi pada wanita tinggi), usia (insidensi tertinggi pada decade 5-6) dan riwayat penderita kanker payudara didalam keluarga (ibu, anak, saudara perempuan, dan lain-lain).

Namun ada faktor resiko kanker payudara yang bisa dimodifikasi sehingga dapat membantu menurunkan resiko terjadinya penyakit kanker payudara. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan modifikasi gaya hidup ; diet, berat badan, latihan fisik dan konsumsi alcohol adalah beberapa komponen faktor resiko yang dapat dimodifikasi.
1.  Penggunaan Terapi Hormon Pengganti
    Penelitian menyatakan bahwa penggunaan terapi hormone pengganti pada wanita post menopause baik yang mengandung estrogen dengan atau tanpa progestin ternyata mengakibatkan peningkatan insiden kanker payudara.
     
2.  Konsumsi Alkohol
   Dinyatakan bahwa akan terja di peningkatan 10% resiko kanker payudara pada setiap 10 gram alcohol yang dikonsumsi tiap harinya sehingga hal seperti ini sebaiknya dihindari.

3.  Latihan Fisik
    Laihan fisik dapat menurunkan resiko terjadinya kanker payudara, suatu penelitian prospektif menyatakan bila seorang wanita paling tidak melakukan aktifitas berjalan≥ 10 jam dalam seminggu dapat menurunkan resiko kanker payudara 50%.

4.  Diet
   Sampai saat ini belum ada penelitian yang memadai mengenai bahan makanan yang dapat menurunkan resiko kanker payudara. Diet Low-Fat (20% dari total kalori, menambah konsum sibuah dan sayur) dikatakan dapat menurunkan resiko kanker payudara, juga vitamin D dikatakan dapat menurunkan resiko.

5.  Berat Badan / IMT
    Dikatakan wanita yang mengalami penambahan berat badan lebih dari 25 kg sejak usia 18 tahun mempunyai resiko lebih tinggi mengalami kanker payudara dibandingkan wanita-wanita yang dapat mempertahankan berat badannya.

6.  Pemberian ASI
   Pemberian ASI memiliki efek protektif terhadap kanker payudara, bahwa resiko relative terjadinya kanker payudara berkurang 4,3% setiap 12 bulan pemberian ASI.

Salam, IP3Humas(tika)

1 komentar:

  1. AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
    gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
    ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)

    BalasHapus