Pada Peringatan hari Kanker Sedunia, RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang bekerjasama dengan Stasiun TVRI Palembang mengadakan Talkshow
Kesehatan pada tanggal 05 Februari 2019, dengan narasumber Dr. Nur Qodir,
Sp.B(K).Onk mengangkat tema “Kanker Payudara”
Pada acara tersebut, dr. Nur Qodir menjelaskan bahwa Kanker
payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan
jaringan penunjang payudara. Kondisi sel kelenjar payudara mengalami mutasi
dimana sel kehilangan pengendalian dan mekanisme normal pertumbuhan sehingga
mengalami pertumbuhan yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali, baik
pertumbuhannya berlangsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau
bermetastasis ke berbagai organ, seperti paru-paru, tulang, dan hati. Sel kanker
kehilangan kemampuan apoptosis yang menyebabkan sel terus tumbuh dan bersifat
invasif sehingga sel normal tubuh dapat terdesak dan rusak.
Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab
spesifik, tetapi pada kasus kanker payudara belum ada penyebab yang pasti.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kanker payudara. Faktor
genetik, lingkungan, dan hormonal kemungkinan turut berperan dalam kanker
payudara. Wanita yang rentan terhadap faktor-faktor tersebut bisa jadi memiliki
risiko yang tinggi
Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi kejadian kanker
payudara antara lain:
1.
Usia
Risiko kanker payudara tergantung dari bertambahnya usia. Pada
usia 30-39 tahun, insiden kanker payudara mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 0,04% per tahun dan pada usia diatas 80 tahun, terdapat peningkatan
drastis melebihi 10%.
2.
Genetik dan Familial
Mutasi yang paling banyak terjadi pada kanker payudara adalah pada
gen BRCA1 dan BRCA2.Wanita yang memiliki mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 mempunyai
peluang untuk berkembang menjadi kanker payudara dan kanker ovarium selama
hidupnya.
Wanita dengan riwayat keluarga tingkat pertama (ibu dan saudara
kandung) yang menderita kanker payudara mempunyai risiko 4-6 kali dibanding
wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara. Usia
saat terkena juga memengaruhi faktor risiko, pasien dengan ibu didiagnosis
kanker payudara saat usia kurang dari 60 tahun meningkatkan risiko 2 kali.
Pasien dengan keluarga tingkat pertama premenopause menderita kanker payudara
bilateral mempunyai risiko 9 kali. Pasien dengan keluarga tingkat pertama
postmenopause menderita kanker payudara bilateral mempunyai risiko 4-5,4 kali.
3.
Reproduksi dan Hormonal
Dilihat dari aspek hormonal, kejadian kanker payudara tidak
terlepas dari pengaruh paparan hormon estrogen terhadap sel-sel payudara.
a. Paritas
Tingginya paritas berkaitan dengan penurunan risiko terjadinya
kanker payudara.Dengan terjadinya kehamilan beberapa kali, akan memberikan
payudara selang waktu terhadap paparan estrogen yang dapat menurunkan risiko
terjadinya kanker payudara.Risiko terjadinya kanker payudara akan meningkat
sebesar 22% pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia setelah 35 tahun
Wanita yang melahirkan anak pertama sebelum usia 20 tahun memiliki
risiko kejadian kanker payudara yang menurun sebesar 50%.
b.
Tidak menyusui
Adanya efek yang bersifat protektif dari menyusui terhadap kanker
payudara. Semakin lama waktu menyusui maka semakin besar pula efek proteksi.
Penurunan risiko terjadinya kanker payudara akibat menyusui sebesar 4,3-4,5%
untuk setiap 12 bulan menyusui.
c.
Menarche dini dan menopause terlambat
Menarche yang dimulai kurang dari 12
tahun mempunyai risiko 1,7-3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche pada
usia lebih dari 12 tahun .
Wanita yang mengalami menopause terlambat yaitu di atas usia 55 tahun
memiliki risiko 1,5 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan
dengan wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun.
d.
Pemakaian hormon
Pemakaian kontrasepsi oral dan hormone replacement
therapy/menopausal hormone therapy dalam waktu lebih dari 8 sampai 10
tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Kontrasepsi oral
dan hormone
replacement therapy mengandung hormon estrogen dan progesteron yang
dapat mengatur regulasi seksual bulanan.
4.
Gaya hidup
Obesitas mempengaruhi kejadian kanker payudara pada wanita
postmenopause. Risiko ini disebabkan karena pada postmenopause, produksi hormon
estrogen di ovarium terhenti dan digantikan di jaringan adiposa sehingga dengan
terjadinya obesitas akan meningkatkan produksi estrogen yang dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara
5.
Radiasi pengion pada saat
pertumbuhan payudara
Penelitian yang dilakukan oleh Mcgregor dkk. tahun 1977 yang
meneliti wanita yang terpapar bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada perang
dunia II, menunjukkan bahwa wanita usia 10 sampai 19 tahun memiliki risiko
absolut tertinggi kanker payudara sebesar 4 kali, dan wanita usia 35 sampai 49
tahun risiko sebesar 0,9 kali.
6.
Riwayat kelainan payudara
Wanita yang sebelumnya telah mengidap kanker pada salah satu
payudaranya berisiko 5 kali lebih
tinggi menderita kanker payudara pada sisi kontralateralnya.
Penegakan Diagnosis dengan 3 cara yaitu :
1.Pemeriksaan Klinis
1.1 Anamnesis
Keluhan utama penderita yang dapat ditanyakan
pada penderita dapat berupa apakah ditemukan benjolan padat, rasa nyeri,
seberapa cepat kecepatan tumor tumbuh, ditemukannya nipple discharge
(Keluar cairan dari Puting), retraksi papilla mammae, krusta atau eksim
yang tidak sembuh pada areola atau papilla mammae, terdapat kelainan kulit
berupaskin
dimpling (lesung kulit), ulceration (koreng), venous ectasia, peau
d’orange(gambaran kulit jeruk), satelitte nodules, dan adanya benjolan di
aksila atau leher/ supraklavikula.
Ditanyakan yaitu keluhan di tempat lain yang
berhubungan dengan metastasis yaitu nyeri tulang yang terus menerus dan semakin
berat, rasa sakit dan penuh di ulu hati, batuk kronis dan sesak napas, sakit
kepala hebat, muntah, dan gangguan sensorium.
Ditanyakan juga pengaruh siklus menstruasi
terhadap keluhan tumor dan perubahan ukuran tumor, kawin atau tidak, jumlah
anak, menyusui atau tidak, riwayat penyakit kanker dalam keluarga, obat-obatan
yang pernah dipakai terutama yang bersifat hormonal, apakah pernah operasi
payudara dan obstetriginekologi
2. Pemeriksaan Fisik
I. Status generalis dihubungkan
dengan performance status:
Karnofsky score, WHO/ECOG score
II.
Status lokalis
a.
Pemeriksaan payudara kanan dan
kiri (ipsilateral dan kontralateral)
b.
Massa tumor : Lokasi (kuadran),
ukuran (diameter terpanjang), Konsistensi, permukaan tumor, bentuk dan batas
tumor, jumlah tumor (yang palpable),
Fiksasi tumor pada kulit, musculus pektoralis, dinding dada.
c.
Perubahan kulitKemerahan, edematous, dimpling,
ulcus, satellite nodulesgambaran kulit jeruk peau d’orange.
d.
Papilla mamae : Retraksi, Erosi,
Krusta, Eksim, Discharge.
e.
KGB regional (Axilla, infra &
Supra clavicular) : palpable, ukuran,
konsistensi, konglomerasi, fiksasi satu dengan yang lain atau dengan jaringan
sekitar. Pemeriksaan organ yang menjadi tempat dan dicurigai terjadi
metastasis, tergantung lokasi organ (paru, hati, tulang, otak)
3. Pemeriksaan Radio Diagnostik
1. Diharuskan (recommended)
§ USG sebagai metode untuk membedakan massa kistik dengan solid dan
sebagai pedoman untuk melakukan biopsi. Mamografi memegang peranan mayor dalam
deteksi dini kanker payudara, sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak 1 tahun
sebelum ada gejala atau tanda. Akurasi mamografi untuk memprediksi suatu
keganasan adalah 70-80%. Namun kurang akurat pada pasien usia muda (kurang dari
30 tahun)
§ Foto toraks dan USG abdomen dilakukan untuk melihat metastasis ke
paru, pleura, mediastinum, dan organ visceral terutama hepar.
2. Opsional (atas indikasi)
§ Bone scanning, Bone survey bila
CT-Scan, MRI (untuk mengevaluasi volume tumor)
4. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus (Fine Needle
Aspiration Biopsy(FNAB)
Merupakan proses diagnosis awal, untuk
mengevaluasi massa di payudara. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama untuk
evaluasi lesi kistik. Dilakukan pada lesi tumor yang secara klinis dan radiologis
dicurigai ganas. Di Indonesia, akurasi FNAB sudah semakin baik (>90%)
sehingga dapat direkomendasikan penggunaan FNAB.
5. Pemeriksaan Histopatologi (Gold Standard
Diagnostic)
Stereotactic biopsy dengan bantuan USG atau mammogram pada lesi nonpalpabel,Core Needle Biopsy (micro specimen),Vacuum Assisted
Biopsy (mammotome),
Biopsi insisional untuk tumor operable dengan diameter > 3 cm sebelum
operasi definitif atau inoperabel untuk diagnosis faktor prediktor dan
prognostic, Biopsi eksisionalspesimen mastektomi disertai
pemeriksaan KGB regional, Pemeriksaan imunohistokimia (IHC) terhadap ER, PR,
Her-2/Neu (recommended),
Cathepsin-D, VEGF, BCL-2, P53, dan sebagainya.
Diakhir Talkshow, Dr.Qodir mengatakan untuk pencegahan kanker
payudara dengan menjauhi faktor resiko yaitu tidak memakai kontrasepsi
hormonal, perubahan gaya hidup (kurangi berat badan), Hindari stress dan
menghindari makanan yang tidak sehat.
Referensi:
1. Dall, G. dkk.2016.
Mamary Stem Cells and Parity-Induced Breast Cancer Protection-New
Insights.Journalof Steroid Biochemistry & Molecular Biology. 2015. Hal.
1-7, (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0960076016300292, Diakses 4 Juli 2016)
2. Hassiotou, F dan Geddes, D. 2013. Anatomy of the Human Mammary
Gland: Current Status of Knowledge. Clinical Anatomy. 00/2012,(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/ca.22165/abstract userIsAuthenticated=false&deniedAccessCustomisedMessage=,
Diakses 10 Juli 2016)
3. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: “Situasi Penyakit Kanker”. Jakarta,
hal. 4-5
4.
Kobayashi, S. dkk. 2012. Reproductive History and Breast Cancer
Risk. Review Article. 19: 302-308, (http://link.springer.com/article/10.1007/s12282-012-0384-8,
Diakses 30 Juni 2016)
5.
Kurnia, A.
2014.Mengembalikan Keremajaan Payudara pada Tumor Jinak dan Ganas.Divisi Bedah
Onkologi/ HNBSCT FKUI/ RSCM, Jakarta, Indonesia, hal. 309-318
6.
Manuaba, I. B. 2010.
Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid PERABOI 2010. Sagung Seto, Jakarta,
Indonesia, hal. 17-47
7.
Suyatno dan E. T. Pasaribu.2010. Bedah Onkologi Diagnosis dan
Terapi.Sagung Seto, Jakarta, Indonesia, hal. 35-47
8.
Torre, L. A. dkk. 2015. Global Cancer Statistic, 2012. CA: A
Cancer Journal for Clinicians. 00/2015, (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.3322/caac.21262/full,
Diakses 29 Juni 2016)
9.
Tung, N dkk. 2014. Frequency of Mutations in Individuals with
Breast Cancer Referred for BRCA1 and BRCA2 Testing Using Next-Generation
Sequencing with a 25-Gene Panel. Original Article.00/2014, (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cncr.29010/full,
Diakses 30 Juni 2016)
10.
Wang, X. dkk.2015.
Aromatase Overexpression in Dysfunctional Adipose Tissue Links Obesity to
Postmenopausal Breast Cancer.Journal of Steroid Biochemistry & Molecular
Biology.Hal. 1-33, (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0960076015300182, Diakses 3 Juli 2016)
Salam
IP3Humas(Noya
PKRS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar