Kenali IMS sebagai resiko HIV/AIDS
Infeksi Menular Seksual (IMS)
merupakan salah satu pintu masuk penularan HIV/AIDS. IMS adalah salah satu
infeksi kelamin yang ditularkan melalu hubungan seksual.
Dalam rangka memperingati World AIDS Day ( Hari AIDS Sedunia)
dengan Tema ” Know Your Status” yang menekankan pada deteksi dini infeksi
HIV/AIDS, menjauhi penyakitnya bukan orangnya, Instalasi Pelayanan Pelanggan,
PKRS dan Humas RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang bekerjasama dengan LPP RRI mengadakan Talkshow Kesehatan , Rabu 12 Desember 2018 di
Pro 2 RRI dengan mengangkat Topik “
Infeksi Menular Seksual (IMS) sebagai resiko penularan HIV/AIDS” dengan
narasumber DR.dr. Yuli Kurniawati,
Sp.KK(K) dan dr. Indah Permata Sari, Sp.KK.
Dikatakan oleh Dr. Yuli, bahwa lebih dari 13 miliar penduduk dunia terinfeksi IMS
setiap tahunnya. IMS menyerang sekitar
alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak dan organ tubuh lainnya. IMS adalah suatu infeksi atau
penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral,anal atau
lewat vagina).
Lebih lanjut dijelaskan oleh dr. Indah, tanda khas dari IMS adalah :
- Keluar cairan dari alat kelamin secara abnormal (berbau dan berwarna)
- Sakit/panas sewaktu buang kecil
- Gatal-gatal di sekitar alat kelamin
- Nyeri di perut bawah atau sekitar alat kelamin atau sewaktu berhubungan seks,
- Luka di mulut atau alat kelamin dengan pembesaran getah bening
IMS dapat disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur dan parasit. IMS yang sering
ditemukan yaitu gonore(kencing nanah), Sifilis, kutil kelamin, herpes genital,
infeksi jamur kandida, kutil pada anus dan herpes labialis yang banyak
menyerang usia-usia muda (usia produktif) sehingga dapat juga mempermudah
penularan HIV/AIDS, lanjut Dr. Indah.
Infeksi Menular Seksual merupakan
pintu masuknya HIV/AIDS, dimana AIDS adalah kumpulan gejala yang disebabkan
oleh HIV yang menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. HIV sendiri
adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AIDS.
Dr. Indah juga menjelaskan tahapan seseorang yang terinfeksi HIV
hingga menjadi AIDS sangat panjang tergantung kondisi orang tersebut. Pada
tahap awal gejala HIV masuk kedalam tubuh seseorang dan mulai berkembang.
Gejala yang terjadi pada fase ini sulit dibedakan dengan orang yang terkena
gejala infeksi biasa (0-6bulan). Pada tahap selanjutnya (3-10tahun) tes HIV
yang dilakukan sudah bisa mendeteksi adanya virus didalam tubuh seseorang atau
tidak. Namun penderita HIV masih tampak sehat tanpa ada gejala sakit. Pada
tahap dari HIV+ menjadi AIDS, kondisi sistem kekebalan tubuh sudah sangat
rendah dan sudah sangat membahayakan bagi tubuh.
Dalam beberapa kasus bahkan sel CD4 hampir mendekati angka 0.
Infeksi Oportunistik sudah semakin parah bahkan menjadi penyakit kronis yang
berat. Di tahap ini apabila tidak segera dilakukan penanganan yang tepat yaitu
pengobatan ARV, penderita bisa meninggal.
Gejala HIV/AIDS meliputi berat badan menurun, lemah, demam
dan sering berkeringat, infeksi jamur persisten atau sering terjadi, ruam kulit
dan infeksi herpes pada mulut, genital atau anus. Virus HIV hanya hidup dalam cairan tubuh seseorang yang
telah terinfeksi terutama di dalam darah, air mani ( pria), cairan vagina ( perempuan),
air susu ibu dan cairan ketuban. Virus tidak terdapat pada cairan keringat, air
mata apalagi air liur sambung Dr.Yuli.
Pencegahan
IMS dan HIV dengan melaksanakan gerakan ABCD:
A:Abstinance (tidak berhubungan sebelum
menikah)
B: Be Faithfull (Saling setia pada pasangan)
C: Condom (Gunakan kondom)
D: Drugs (Hindari pemakaian narkoba)
Perlu dilakukan penyuluhan dan edukasi kepada
masyarakat karena banyak pasien yang masih enggan untuk memeriksakan dirinya
yang sudah terkena tanda dan gejala penyakit kelamin atau resiko menderita
HIV-AIDS. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan penularan penyakit kepada
pasangannya. Jadi…Stop HIV/AIDS dengan “Jauhi penyakitnya bukan orangnya” kata
Dr.Yuli. dan dr. Indah mengakhiri Talkshow
nya.
(Noy-IP3H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar