TATALAKSANA RADIASI PADA KANKER
REKTUM
dr.Dini Andriani P, Sp.Onk.Rad
Kanker
rektum adalah suatu pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol yang terjadi
pada bagian usus besar paling akhir. Kanker rektum biasanya terjadi pada
individu usia di atas 50 tahun, dengan angka kejadian pada laki-laki lebih
banyak dibandingkan perempuan.
Faktor
resiko yang bisa menyebabkan terjadinya kanker rektum adalah adanya riwayat
keluarga dengan kanker kolorektal atau polip adenoma, obesitas, kurang
aktivitas fisik, konsumsi tinggi lemak, konsumsi minuman beralkohol dalam
jumlah sedang-sering, serta merokok. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah adalah aktivitas fisik cukup, makan makanan berserat, serta
antioksidan.
Gejala
dari kanker rektum adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar bisa diare
atau sembelit, buang air besar berdarah, ukuran feses yang lebih kecil, rasa
tidak nyaman pada perut seperti kembung atau nyeri, penurunan berat badan, serta letih dan lesu.
Pemeriksaan
yang akan dilakukan untuk menegakan diagnosis kanker rektum adalah colok dubur,
endoskopi/kolonoskopi, CT Scan kolon/ MRI kolon dengan kontras, pemeriksaan
laboratorium darah (termasuk penanda tumor), serta biopsi rektum. Hal ini
dilakukan untuk menentukan stadium sehingga dapat dilakukan tatalaksana yang
tepat.
Stadium
kanker kolorektal berdasarkan TNM American
Joint Committee on Cancer (AJCC) 2010 adalah stadium I-IV. Penatalaksanaan
kanker rektum bersifat multidisiplin. Terapi bedah merupakan modalitas utama
untuk kanker stadium awal. Kemoterapi adalah pilihan pertama pada kanker
stadium lanjut. Radioterapi/radiasi merupakan salah satu modalitas utama terapi
kanker rektum. Secara umum, radiasi dapat diberikan baik pada tumor yang
operable maupun yang non-operable dengan tujuan mengurangi resiko kambuh,
meningkatkan kemungkinan prosedur operasi dengan preservasi sfingter,
meningkatkan kemungkinan dilakukan operasi, serta mengurangi jumlah sel yang
viable sehingga menurunkan resiko penyebaran sel kanker.
Teknik
radiasi pra-operasi (sebelum operasi) dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
radiasi pendek hanya 5 kali radiasi lalu kemudian dilakukan operasi dalam 2-3
hari berikutnya; dan radiasi panjang sebanyak 25-28 kali kombinasi dengan
kemoterapi lalu dilanjutkan dengan operasi dalam 4-8 minggu setelahnya.
Pasien
yang telah menjalani keseluruhan prosedur terapi diharuskan untuk menjalani
follow-up atau kontrol rutin setiap 3-4 bulan selama 2 tahun pertama, lalu
setiap 6 bulan untuk 3 tahun berikutnya apabila tidak ada keluhan. Selain itu
juga akan dilakukan pemeriksaan secara berkala berupa pemeriksaan penanda
tumor, CT Scan/MRI kolorektal, serta kolonoskopi, dan pemeriksaan lain yang
dianggap perlu.
Deteksi
dini atau skrining untuk kanker rektum disarankan pada individu dengan usia di
atas 50 tahun dapat dilakukan dengan pemeriksaan colok dubur, pemeriksaan darah
samar feses, dan kolonoskopi.
Kanker
rektum dapat dicegah dengan pola hidup sehat berupa cek kesehatan secara rutin,
tidak merokok, olahraga rutin, makan makanan dengan gizi seimbang terutama
berserat (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), rendah lemak dan menghindari
alkohol, istirahat cukup serta mengelola stress dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar