Minggu, 03 Maret 2019

TATALAKSANA RADIASI PADA KANKER REKTUM


TATALAKSANA RADIASI PADA KANKER REKTUM
dr.Dini Andriani P, Sp.Onk.Rad


Kanker rektum adalah suatu pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol yang terjadi pada bagian usus besar paling akhir. Kanker rektum biasanya terjadi pada individu usia di atas 50 tahun, dengan angka kejadian pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Faktor resiko yang bisa menyebabkan terjadinya kanker rektum adalah adanya riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau polip adenoma, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi tinggi lemak, konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah sedang-sering, serta merokok. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah adalah aktivitas fisik cukup, makan makanan berserat, serta antioksidan.
Gejala dari kanker rektum adalah perubahan pada kebiasaan buang air besar bisa diare atau sembelit, buang air besar berdarah, ukuran feses yang lebih kecil, rasa tidak nyaman pada perut seperti kembung atau nyeri,  penurunan berat badan, serta letih dan lesu.
Pemeriksaan yang akan dilakukan untuk menegakan diagnosis kanker rektum adalah colok dubur, endoskopi/kolonoskopi, CT Scan kolon/ MRI kolon dengan kontras, pemeriksaan laboratorium darah (termasuk penanda tumor), serta biopsi rektum. Hal ini dilakukan untuk menentukan stadium sehingga dapat dilakukan tatalaksana yang tepat.
Stadium kanker kolorektal berdasarkan TNM American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2010 adalah stadium I-IV. Penatalaksanaan kanker rektum bersifat multidisiplin. Terapi bedah merupakan modalitas utama untuk kanker stadium awal. Kemoterapi adalah pilihan pertama pada kanker stadium lanjut. Radioterapi/radiasi merupakan salah satu modalitas utama terapi kanker rektum. Secara umum, radiasi dapat diberikan baik pada tumor yang operable maupun yang non-operable dengan tujuan mengurangi resiko kambuh, meningkatkan kemungkinan prosedur operasi dengan preservasi sfingter, meningkatkan kemungkinan dilakukan operasi, serta mengurangi jumlah sel yang viable sehingga menurunkan resiko penyebaran sel kanker.
Teknik radiasi pra-operasi (sebelum operasi) dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu radiasi pendek hanya 5 kali radiasi lalu kemudian dilakukan operasi dalam 2-3 hari berikutnya; dan radiasi panjang sebanyak 25-28 kali kombinasi dengan kemoterapi lalu dilanjutkan dengan operasi dalam 4-8 minggu setelahnya.
Pasien yang telah menjalani keseluruhan prosedur terapi diharuskan untuk menjalani follow-up atau kontrol rutin setiap 3-4 bulan selama 2 tahun pertama, lalu setiap 6 bulan untuk 3 tahun berikutnya apabila tidak ada keluhan. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan secara berkala berupa pemeriksaan penanda tumor, CT Scan/MRI kolorektal, serta kolonoskopi, dan pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
Deteksi dini atau skrining untuk kanker rektum disarankan pada individu dengan usia di atas 50 tahun dapat dilakukan dengan pemeriksaan colok dubur, pemeriksaan darah samar feses, dan kolonoskopi.
Kanker rektum dapat dicegah dengan pola hidup sehat berupa cek kesehatan secara rutin, tidak merokok, olahraga rutin, makan makanan dengan gizi seimbang terutama berserat (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), rendah lemak dan menghindari alkohol, istirahat cukup serta mengelola stress dengan baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar