Rabu, 20 Maret 2019

Berantas Demam Berdarah, Turunkan Kejadian Luar Biasa Akibat DBD




Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Diketahui pada kasus infeksi DBD terjadi setiap tahunnya ditemui selama musim hujan dan setelah musim hujan di area tropis dan subtropis. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun.

Demikian disampaikan oleh dr delfiana selaku narasumber dari SMF Dr Umum, dan dihadiri Kepala Instalasi Pelayanan Pelanggan PKRS dan Humas Resti Mahayani, SE, MSi, (yang memberikan tips mengurangi perkembangan nyamuk Aedes aegypti )dan Tim PKRS  pada penyuluhan kesehatan di Ruang Tunggu Poli Rawat Jalan, Rabu 20/03

Dijelaskannya, Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian.

"Terdapat tiga jenis demam dengue: demam berdarah klasik, dengue hemorrhagic fever, dan dengue shock syndrome. Masing-masing memiliki gejala yang berbeda".


Delfiana mengatakan demam pada demam berdarah (DBD) berlangsung sekitar 6-7 hari. Pada hari 1-3 demam tinggi 38-40 derajat C, demam turun hari ke 4-5 seolah olah sembuh padahal ini adalah fase kritis, dan demam akan naik lagi pada hari ke 6 dan 7, membentuk pola pelana kuda atau disebut dengan polabiphasic.

" Secara klinis, demam akan diikuti dengan penurunan jumlah trombosit hingga suhu penderitanya normal".

Selanjutnya, pada penderita DBD sebaiknya banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi, cukup istirahat, konsumsi obat penurun demam yang relatif aman, seperti paracetamol, dan pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.

Pencegahan Demam Berdarah bisa dilakukan dengan memberantas saramg nyamuk dengan melakukan pengasapan atau disebut fogging, memguras tempat penampungan air seperti bak mandi minimal setiap minggu, menutup rapat tempat penampungan air, menutup dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah, menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras, menggunakan kelambu saat tidur, ujarnya.

"kita harus melakukan kebersihan lingkungan salah satunya menghentikan kebiasaan menggantung pakaian dan menggunakan krim anti nyamuk bila bermain diluar, karena nyamuk ini menggigit pada jam tertentu yaitu pada pagi hari jam 9-10, sedangkan pada sore hari jam 16-17", tutupnya.

Salam
IP3H (Leni/PKRS)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar