Selasa, 26 Maret 2019

RSMH Edukasi Masyarakat Agar Peduli Epilepsi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin Palembang (RSMH) mengajak masyarakat untuk peduli epilepsi. Memperingati Hari Epilepsi Sedunia,  RSMH memberikan layanan edukasi kepada keluarga pasien agar mengetahui serta mampu melakukan penanganan kepada penderita epilepsi.

Layanan edukasi kepada keluarga pasien yang digelar Selasa (26/3) di Taman Edukasi RSMH menghadirkan narasumber dr Asnawi, Sp.S dan dr Hj Sri Handayani, Sp.S dari Departemen Neurologi, mengangkat topik Peduli Epilepsi pada Orang Dewasa. Juga menghadirkan dr RM Indra Sp.A (K) dari Departemen Anak divisi Neurologi Anak yang mengangkat tema Penanganan Pertama Epilepsi pada Anak. Layanan edukasi kepada keluarga pasien ini bekerjasama dengan Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

Layanan edukasi ini dihadiri Direktur Medik dan Keperawatan dr. Zubaedah, Sp.P, MARS, Kepala Departeman Neurologi RSMH Dr Djunaidi Sp.S, serta melibatkan PPDS dan Coass stase Departemen Bedah RSMH Palembang.

Direktur Medik dan Keperawatan  Dr Zubaedah, Sp.P MARS mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian  RSMH Palembang terhadap penderita epilepsi. Dijelaskannya, penyakit epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik otak yang tidak normal. Kondisi ini menimbulkan keluhan kejang, sensasi dan perilaku yang tidak biasa, hingga hilang kesadaran.

Sebelum penyuluhan, diadakan parodi persembahan Grup Ayan yang merupakan PPDS dan dokter muda neurologi.  Parodi ini mengangkat tema Jenis Epilepsi dan Tatalaksana dalam kehidupan sehari - hari.

Sementara itu dalam penyuluhannya, Dr Hj. Sri Handayani,Sp.S menjelaskan, epilepsi tidak hanya terjadi pada anak tapi dapat juga menyerang orang dewasa. Epilepsi merupakan penyakit neurologis yang memengaruhi sistem saraf tubuh dan dapat menyebabkan kejang-kejang.

"Meskipun kedengarannya cukup menakutkan, tidak semua penderita epilepsi mengalami kejang-kejang. Kadang penderita tampak bengong, mengecap-ngecap, sakit perut, dan halusinasi tergantung daerah otak mana yang terkena. Kejang lama bisa mengganggu sistem napas dan kerusakan otak, intinya oksigen ke otak kurang," imbuhnya.

Sedangkan dr R.M Indra Sp.A (K)  mengatakan, anak mengalami kejang bahkan berulang hingga dua kali atau lebih dan tidak ada penyebab lain, maka anak dikatakan mengalami epilepsi. Dirinya mengingatkan untuk tidak panik bila kondisi ini terjadi pada orangtua. Indra menyarankan, agar disediakan obat suppose untuk kejang dan penurun panas, sebagai upaya penanganan di rumah.

"Epilepsi yang paling banyak terjadi pada lansia dan balita. Penanganan pemberian obat pada anak minimal 3 tahun sampai anak dinyatakan bebas kejang, setelah itu baru diturunkan dosisnya hingga distop," ujarnya.

Pemberian obat secara tepat dapat menstabilkan aktivitas listrik dalam otak, serta dapat mengendalikan kejang pada penderita epilepsi.

Salam IP3H/leni

1 komentar:


  1. cuma di sini agen jud! online dengan proses yang sangat cepat :)
    ayo segera daftarkan diri anda di agen365 :)
    WA : +85587781483

    BalasHapus