Kamis, 07 November 2019

MENGENAL GLAUKOMA

Dr. Prima Maya Sari, Sp.M (K)
Artikel
Apa itu glaukoma?
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata. Saraf mata adalah sekumpulan serat saraf yang menghubungkan retina ke otak. Saat saraf mata rusak, sinyal yang menyampaikan apa yang Anda lihat ke otak terganggu. Secara perlahan, hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Ada beberapa jenis kondisi tekanan pada bola mata ini. Kondisi pada mata ini terbagi menjadi dua, ada glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup, glaukoma tekanan normal, glaukoma kongenital dan glaukoma sekunder. Jenis yang paling sering terjadi yaitu glaukoma sudut terbuka.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala glaukoma?

Gejala dan tanda Anda tergantung dari jenis glaukoma yang Anda derita.  Berikut ini adalah beberapa gejala dan tandanya:
Glaukoma sudut terbuka:
Awalnya tidak timbul gejala. Namun, Anda mungkin melihat blind spot yang berupa area kecil pada penglihatan tepi atau pusat Anda. Keluhan yang muncul dapat berupa seperti penglihatan mengerucut ke depan seperti terowongan atau melihat titik kehitaman yang melayang mengikuti gerakan bola mata.

Glaukoma sudut tertutup:
Gejala yang muncul berupa sakit kepala berat, nyeri mata, mual dan muntah, penglihatan kabur, lingkaran halo di sekitar cahaya dan mata merah.

Glaukoma kongenital (bawaan lahir):
Kondisi tekanan pada bola mata ini terjadi pada bayi baru lahir. Anda dapat mengetahuinya dalam setahun pertama kehidupan. Kontrol ke dokter spesialis anak secara teratur.

Glaukoma sekunder:
Disebabkan oleh penyakit lain. Gejala dan tandanya mirip dengan glaukoma lainnya.

Apa penyebab glaukoma?

Penyebab utama kondisi ini yaitu tingginya tekanan bola mata yang selanjutnya menyebabkan kerusakan saraf mata. Tekanan bola mata yang meningkat dapat disebabkan oleh menumpuknya cairan yang terdapat di dalam mata. Normalnya, cairan mengalir melalui saluran pada mata yang disebut dengan trabecular meshwork. Cairan yang menumpuk disebabkan oleh produksi yang berlebihan atau jika cairan tidak dapat dialirkan keluar dengan lancar.
Penyebab glaukoma tergantung dari jenisnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab berdasarkan jenisnya:
1.    Glaukoma sudut terbuka:
Ini merupakan kondisi gangguan mata yang paling sering terjadi. Pada jenis ini, sudut drainase yang dibentuk oleh kornea dan iris dalam keadaan terbuka. Penyebab glaukoma tipe ini adalah penyumbatan parsial di trabecular meshwork. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan dan meningkatkan tekanan bola mata. Biasanya kondisi tekanan pada mata ini bisa terjadi secara perlahan.

2.    Glaukoma sudut tertutup:
Pada kondisi jenis ini, penyumbatan terjadi akibat sudut drainase yang tertutup atau iris menonjol dan menyumbat drainase cairan. Biasanya kondisi tekanan pada mata jenis ini terjadi perlahan tapi bisa mendadak pula.

  1. Glaukoma tekanan normal:
Penyebabnya bukan tekanan bola mata, tetapi belum diketahui secara pasti. Kerusakan saraf mata biasanya disebabkan aliran darah yang buruk atau hipersensitivitas. Aliran darah yang buruk dapat diakibatkan adanya penumpukan lemak, yang disebut juga aterosklerosis.

  1. Glaukoma sekunder:
Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan karena kondisi kesehatan lain atau akibat obat-obatan. Kondisi tersebut dapat berupa diabetes yang tidak terkontrol atau tekanan darah tinggi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan glaukoma yaitu obat golongan kortikosteroid.

  1. Glaukoma kongenital:
Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan adanya kelainan pada saat bayi baru lahir. Kecacatan tersebut dapat mengganggu drainase dan membuat saraf mata lebih sensitif.

Apa yang meningkatkan faktor risiko glaukoma?

Ada banyak faktor risiko yang bisa memengaruhi mata Anda mengalami kondisi ini, yaitu:
·         Usia lebih dari 60 tahun.
·         Memiliki riwayat keluarga dengan pemyakit ini (orangtua atau saudara kandung).
·     Menggunakan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang lama, misalnya obat   tetes mata kortikosteroid.

·       Memiliki penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit sel sabit.
Orang dengan diabetes juga berisiko terkena kondisi ini
Orang diabetes 40 persen lebih berisiko kena glaukoma dibandingkan orang tanpa diabetes. Semakin lama Anda mengidap diabetes, kondisi ini  makin lebih sering terjadi. Risiko juga meningkat ketika Anda bertambah tua.
Selain itu, jika Anda memiliki retinopati diabetes, Anda juga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi tekanan pada bola mata Anda. Pada retinopati diabetes, pembuluh darah yang abnormal tumbuh dan menghalangi drainase alami mata.
Penderita diabetes juga lebih mungkin mengidap glaukoma jenis tertentu, yang disebut neovascular glaucoma. Dalam bentuk pembuluh darah baru, glaukoma yang tumbuh di iris, bagian berwarna dari mata, pembuluh darah ini menghalangi aliran normal cairan dari mata, sehingga meningkatkan tekanan mata.
Orang dengan berisiko mengalami kebutaan 
Hipertensi akan merusak pembuluh darah di retina, bagian belakang pada mata yang berfungsi sebagai penangkap atau reseptor cahaya penglihatan Anda. Kerusakan mata ini dapat berlanjut menjadi kebutaan apabila hipertensi Anda tidak dikontrol. Makin tinggi tekanan darah Anda dan makin lama Anda mengalami kondisi tersebut, maka lebih besar kemungkinan Anda untuk mengalami kerusakan yang berat pada mata Anda.
Ketika tekanan darah Anda tinggi, dinding pembuluh darah pada retina akan menebal, yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan aliran darah ke retina berkurang. Seiring berjalannya waktu, kerusakan pembuluh darah retina akibat hipertensi ini akan merusak saraf penglihatan, sehingga menimbulkan masalah penglihatan Anda, bahkan sampai menimbulkan kebutaan.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk glaukoma?

Ada empat pilihan metode pengobatan gangguan tekanan pada bola mata yang umum digunakan dokter untuk menghindari risiko kebutaan. Berikut uraiannya:
1. Pakai obat tetes mata
Obat tetes mata untuk mengobati glaukoma tentu bukanlah obat tetes generik yang bisa Anda dapatkan dengan bebas di warung atau apotek. Obat tetes untuk kondisi ini  harus didapatkan melalui resep dokter, karena jenis dan dosisnya akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan kondisi Anda.
Obat tetes mata untuk glaukoma yang paling sering diresepkan dokter adalah:

  1. Golongan analog prostaglandin.
Contohnya latanaprost, travoprost, tafluprost, dan bimatoprost. Cara pakainya adalah satu kali sehari di malam hari. Kemanjuran obat ini baru bisa dirasakan dalam 4 minggu setelah memulai pengobatan glaukoma. Salah satu efek samping yang paling sering terjadi adalah warna iris (lingkaran hitam mata) berubah menjadi lebih gelap.

  1. Golongan antagonis β-adrenergik.
Contohnya timolol dan betaxolol. Obat tetes mata golongan ini biasa digunakan di pagi hari. Betaxolol akan menjadi pilihan dokter untuk Anda jika Anda memiliki gangguan paru-paru.

  1. Golongan inhibitor karbonik anhidrase. 
Contohnya dorzolamide dan brinzolamide. Obat golongan ini digunakan tiga kali sehari dan dapat terus digunakan sebagai terapi jangka panjang. Efek samping yang paling sering adalah rasa pahit di mulut yang timbul setelah obat diteteskan.

  1. Golongan parasimpatomimetik.
Contohnya pilokarpin. Obat ini biasa digunakan sebagai tambahan pada kasus tekanan bola mata tinggi dalam jangka waktu panjang yang sudah menjalani prosedur laser tapi target tekanan yang diinginkan belum tercapai.

Obat-obatan ini dapat digunakan secara terpisah, ataupun sebagai kombinasi.
2. Obat minum
Ada dua pilihan obat minum, yaitu:
  1. Golongan inhibitor karbonik anhidrase.
Contohnya acetazolamide. Obat ini umumnya hanya digunakan untuk terapi singkat serangan glaukoma akut. Namun, pada beberapa kasus, obat ini dapat diberikan dalam jangka waktu panjang pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi tapi obat tetes mata tidak lagi manjur.

  1. Golongan hiperosmotik. 
Contohnya glisero. Obat ini bekerja dengan menarik cairan dari bola mata ke dalam pembuluh darah. Pemberian hanya dilakukan pada kasus-kasus akut dan dalam jangka waktu singkat (hitungan jam).

Akan tetapi, risiko efek samping obat minum lebih tinggi daripada obat tetes mata. Maka, obat minum kurang direkomendasikan sebagai pengobatan dari kondisi ini.
3. Laser
Ada dua jenis laser yang dapat dilakukan untuk membantu menguras kelebihan cairan dari bola mata, yaitu:
       a.    Trabekuloplasti
Tindakan ini biasa dilakukan untuk orang yang memiliki glaukoma sudut terbuka. Laser membantu agar sudut yang menjadi tempat drainase dapat bekerja secara lebih maksimal.
b.    Iridotomi
Tindakan ini dilakukan untuk kasus glaukoma sudut tertutup. Iris Anda akan dilubangi dengan menggunakan sinar laser agar cairan dapat mengalir lebih baik.

4. Operasi
Operasi glaukoma umumnya dilakukan pada kasus-kasus yang sudah tidak lagi dapat membaik dengan obat-obatan. Operasi biasanya berlangsung selama 45-75 menit.
Tindakan pembedahan yang umum untuk mengobati kondisi ini, termasuk:
  1. Trabekulektomi,:
Dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bagian putih mata dan juga pembuatan kantong di daerah konjungtiva (bleb). Dengan demikian, kelebihan cairan dapat mengalir melalui sayatan tersebut menuju kantong bleb dan kemudian diserap oleh tubuh.

  1. Alat drainase glaukoma:
Tindakan ini berupa pemasangan implan serupa pipa untuk membantu mengalirkan ekstra cairan dalam bola mata.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk glaukoma?
Untuk mendiagnosis dengan tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
·         Tonometri, sebuat tes untuk mengukur tekanan bola mata (tekanan intraokular).
·         Tes lapang pandang untuk memeriksa area hilangnya penglihatan.
·         Memeriksa kerusakan saraf mata.
·         Pachymetry, tes untuk mengukur ketebalan kornea.
·         Melihat sudut drainase (gnioscopy).
Jika Anda sudah didiagnosis mengalami tekanan pada bola mata, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Jadi, deteksi perkembangan kondisi ini bisa diketahui sejak dini dan dapat dicegah sesegera mungkin.
Ada tiga jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan penyakit pada mata ini, di antaranya sebagai berikut:
  1. Oftalmoskop:pemeriksaan cakram optik di bagian belakang mata dengan menggunakan sinar
  2. Tonometri:pengukuran tekanan di dalam mata (tekanan intraokular)
  3. Perimetri:pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda hilang penglihatan di bagian samping lapang pandang mata yang bisa menjadi pertanda perkembangan kondisi mata Anda

Jika dari sejumlah pemeriksaan sudah menunjukkan tanda-tanda perkembangan kondisi ini, maka pengobatan perlu segera dilakukan. Dengan menjalani pengobatan, risiko perkembangan glaukoma bisa berkurang hingga 50 persen.

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi glaukoma?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda:
·         Lakukan pemeriksaan rutin dan ikuti arahan dan saran dari dokter.
·         Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
·         Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki penyakit lain (asma, tekanan darah tinggi,     diabetes, penyakit jantung) atau alergi dengan obat glaukoma.
·   Selalu gunakan kaca mata pelindung jika Anda melakukan olahraga berat untuk menghindari trauma pada mata
·         Hubungi dokter Anda jika gejala Anda semakin parah.

Noya/PKRS





1 komentar: