Kanker adalah
pertumbuhan dan penyebaran sel yang tidak terkendali dan dapat mengenai hampir
semua bagian organ tubuh. Pertumbuhan sel tersebut sering menyerang jaringan di
sekitarnya dan dapat menyebar atau bermetastasis ke organ lain di tempat yang
jauh. Banyak kanker dapat dicegah dengan menghindari paparan faktor risiko
umum. Selain itu, kanker dapat disembuhkan, dengan tindakan operasi,
radioterapi atau kemoterapi, terutama jika kanker terdeteksi secara dini. Edukasi
serta upaya pencegahan dan deteksi dini kanker memang perlu dilakukan di tengah
gaya hidup modern saat ini. Sebanyak 43% kanker dapat dicegah dengan mengurangi
konsumsi tembakau dan alkohol, mengurangi paparan bahan pemicu kanker seperti
asap rokok, mengikuti program vaksinasi, dan menjalani perilaku hidup bersih
dan sehat.
Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta
kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5
laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data
tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal
karena kanker. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000
penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara. Angka kejadian tertinggi di
Indonesia untuk laki – laki adalah kanker paru yang diikuti dengan kanker hati
Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara
yang diikuti kanker leher rahim. Sementara pada anak,
leukemia atau kanker darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada
anak.
Momentum Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) setiap tahun
pada tanggal 4 Februari, adalah ajakan WHO, IARC (International Agency for
Research on Cancer) dan UICC (Union for Cancer International Control) untuk
meningkatkan kepedulian kita semua akan kanker. Tujuan utama adalah menyelamatkan jutaan jiwa dari kematian yang dapat
dicegah setiap tahun, dengan cara mendorong pemerintah dan individu untuk
mengambil langkah-langkah yang nyata. Tahun ini tema yang diangkat
adalah “saya adalah dan saya akan” (I Am and I Will). Tema ini bermakna untuk
mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya masing–masing dalam
mengurangi beban akibat penyakit kanker.
Peranan Pemeriksaan PA dalam diagnosis
kanker bertujuan untuk melihat berbagai bentuk kelainan struktural dan
morfologik dari jaringan atau sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan yang
mendasari penyakit melalui pemeriksaan mikroskopik. Interpretasi dari morfologi
sel yang dapat dilihat dari hasil pewarnaan slide (preparat) merupakan
‘gold standard” untuk menegakkan kebenaran dalam evaluasi diagnosis klinis
suatu penyakit. Spesimen
patologi anatomi dapat berupa jaringan yang diperoleh dari hasil operasi,
biopsi, eksisi atau cairan/apusan cairan tubuh. Secara garis besar ada 2 macam
pemeriksaan dasar yang dilakukan yaitu pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Pemeriksaan histopatologi adalah
pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, di mana jaringan itu
akan melalui beberapa tahapan pemeriksaan yang lengkap dimulai dari fiksasi
(pengawetan), pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukaan
pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan sitologi
adalah pemeriksaan dari cairan tubuh manusia yang kemudian juga diproses
melalui fiksasi dan pemberian pewarnaan pada slide.
Perbedaan
utama antara pemeriksaan histopatologi dan sitologi adalah di mana pada
pemeriksaan histopatolologi akan tampak asal struktur jaringan, sedangkan pada
pemeriksaan sitologi hanya tampak gambaran sel-sel tubuh secara umum tanpa terlihat struktur
jaringannya. Kedua
pemeriksaan tersebut kemudian dilakukan pembacaan
oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomi dibawah mikroskop termasuk untuk menilai
ada tidaknya keganasan, jenis tumor, stadium/ grading, apakah sudah metastasis
(menyebar) atau tidak, ataukah hanya infeksi (peradangan) akut/ kronik dan
berbagai kelainan lainnya.
Dokter
spesialis patologi anatomi adalah salah satu cabang spesialisasi medis yang berperan terutama dalam
penegakkan diagnosis, penentuan terapi, dan prediksi
prognosis suatu penyakit. Perhimpunan Dokter spesialis Patologi Anatomi juga
melakukan registrasi kanker berdasarkan diagnosis patologi anatomi. Baik
biopsi operasi, maupun bajah (biopsi aspirasi jarum halus/ FNAB) pada benjolan
ditubuh misal di payudara atau dileher dan pemeriksaan pap smear /hapusan
serviks (leher rahim) adalah jenis pemeriksaan PA untuk deteksi dini/ skrining
jenis tumor tertentu.
Pemeriksaan patologi molekuler Imunohistokimia
Metode ini sekarang telah digunakan secara luas di negara maju
dan dapat memberi informasi penting dalam identifikasi jenis kanker dan
membantu menentukan prognosis kanker serta pilihan target terapi. Pemeriksaan
ini juga merupakan tahap lanjut dari pemeriksaan rutinhistopatologik atau
histopatologik yang menjumpai kesukaran diagnostik. Berbagai jenis molekul yang
yang terkandung dalam sel dapat dideteksi dengan teknik ini, termasuk berbagai
jenis reseptor, onkoprotein, faktor pertumbuhan dan protein-protein lainnya
pada sel kanker. Dengan ditemukannya teknik ini maka berbagai
pemahaman-pemahaman baru di bidang penyakit, termasuk onkologi, menjadi semakin
baik sehingga telah membawa dunia kedokteran kepada era yang baru.
Prinsip
dari metode imunohistokimia adalah perpaduan antara reaksi imunologi dan
kimiawi, dimana reaksi imunologi ditandai adanya reaksi antara antigen dengan
antibodi, dan reaksi kimiawi ditandai adanya reaksi antara enzim dengan
substrat.Pemeriksaan imunohistokimia
dimaksudkan untuk mengenali bahan spesifik tertentu didalam jaringan dengan
menggunakan antibodi dan sistem deteksi yang memungkinkan untuk mengenali bahan
spesifik tersebut secara visual.
Beberapa
penanda tumor untuk
pemeriksaan imunohistokimia yang banyak
digunakan antara lain :
Carcinoembryonic Antigen (CEA)untuk
mengidentifikasiadenocarcinoma pada kanker usus, CD 15dan CD 30 digunakan untuk kanker
kelenjar getah bening Hodgkin lymphoma , CD 20
mengidentifikasi limfoma sel B, CD 3
mengidentifikasi limfoma sel T, Alpha Fetoprotein untuk tumoryolk
sac dan kankersel hati., CD 117
(KIT) untuk gastrointestinal stromal tumor, Prostate Spesific Antigen
(PSA)untuk kanker prostat; Estrogen, progesteron dan Her2untuk mendeteksi sel
kanker payudara.
Oleh : dr.
Aspitriani, SpPA
Departemen Patologi
Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Daftar
Pustaka
1. Kumar
V, Abbas A, Aster J. Robbins Basic Pathology. 10th ed. Elsevier;
2017. p 173-222.
2. Rosai
J Editor. Rosai and Ackermans. Surgical Pathology. 11th ed. Volume
2. Philadelphia: Mosby; 2017. p. 1 – 63.
4. Kementerian Kesehatan, RI.
Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan
dan Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta; 2015. p 1-47.
5. Dabbs DJ. Diagnostic Immunohistochemistry. 4th
ed. Philadelpia: Saunders; 2013.p 1-41
6. Kementerian Kesehatan, RI.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran- Kanker Paru. Jakarta; 2017. p 10-19
7. Arpita
Kabiraj et al. Principle and Techniques of Immunohistochemistry – A Review. Int
J Biol Med Res. 2015; 6(3): 5204-5210
Salam
IP3H (Noya/Pkrs)