Rabu, 19 Februari 2020

Degenerasi Makula

Artikel
(Degenerasi Makula)
oleh DR.dr.Ramzi Amin, Sp.M(K)


1.            Definisi

 Degenerasi makula yang berhubungan dengan usia (AMD) merupakan suatu kondisi yang memiliki karakteristik pada stadium awal dengan perkembangan dan progresi yang lambat, tidak memiliki gejala selama bertahun-tahun, dan memiliki deposit retina yang ekstensif bernama drusen, yang sering dihubungkan dengan abnormalitas pigmen. Pada tahap lanjut AMD, terdapat atrofi geografik dan neovaskularisasi koroidal. Umumnya pasien datang dengan keluhan metamorfosia, diskromatopsia, hilangnya penglihatan, dan skotoma sentral.


2.            Klasifikasi AMD

AMD tipe non-eksudatif
            AMD ditandai oleh atrofi dan degenerasi retina bagian luar, epitel pigmen retina, membran Bruch, dan koriokapilaris dengan derajat bervariasi. Dari perubahan-perubahan di epitel pigmen retina dan membran Bruch yang dapat dilihat secara ofthalmoskopis, drusen adalah yang paling khas. Drusen adalah endapan putih-kuning, bulat, diskret, dengan ukuran bervariasi di belakang epitel pigmen dan tersebar di seluruh makula dan kutub posterior. Seiring dengan waktu, drusen dapat membesar, menyatu, mengalami kalsifikasi, dan meningkat jumlahnya. Derajat gangguan penglihatan bervariasi dan mungkin minimal.
Sebagian besar pasien yang memperlihatkan drusen makula tidak pernah mengalami penurunan penglihatan sentral yang bermakna; perubahan-perubahan atrofik dapat menjadi stabil atau berkembang secara lambat. Namun, stadium eksudatif dapat timbul mendadak setiap saat, dan selain pemeriksaan oftalmologik yang teratur, pasien diberi Amsler grid untuk membantu memantau dan melaporkan setiap perubahan simtomatik yang terjadi.

AMD tipe eksudatif
Walaupun pasien dengan AMD biasanya hanya memperlihatkan kelainan noneksudatif, sebagian besar pasien yang menderita gangguan penglihatan berat akibat penyakit ini mengalami bentuk eksudat akibat terbentuknya neovaskularisasi koroid dan makulopati eksudat terkait. Cairan serosa dari koroid di bawahnya dapat bocor melalui defek-defek kecil di membran Bruch, Peningkatan cairan tersebut dapat semakin menyebabkan pemisahan retina sensorik di bawahnya, dan penglihatan biasanya menurun apabila fovea terkena.
Dapat terjadi pertumbuhan pembuluh-pembuluh baru ke arah dalam yang meluas dari koroid sampai ruang subretina dan merupakan perubahan histopatologik terpenting yang memudahkan timbulnya pelepasan makula dan gangguan penglihatan sentral irreversible pada pasien dengan drusen. Pembuluh-pembuluh baru ini tumbuh dalam konfigurasi roda pedati dasar atau sea-fan menjauhi tempat mereka masuk ke dalam ruang subretina. Kelainan klinis awal pada neovaskularisasi subretina bersifat samar dan sering terabaikan; selama stadium pembentukan pembuluh baru yang samar ini, pasien asimtomatik, dan pembuluh-pembuluh baru tersebut mungkin tidak tampak baik secara oftalmoskopis maupun angiografis

3.            Diagnosis

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dengan melihat gejala klinis, riwayat, dan ditunjang dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan  penunjang yang memadai. Pada tahap awal, ARMD biasanya tanpa gejala, tetapi dalam beberapa kasus, pasien mungkin mengeluh kehilangan penglihatan akut, metamorfopsia, penglihatan kabur, skotoma, atau distorsi visual kronis. Berbagai tes skrining dapat digunakan oleh dokter mata untuk menegakkan diagnosis. Ini termasuk tes ketajaman visual, pemeriksaan funduskopi dilatasi, tomografi koherensi optik, angiografi fluorescein, angiografi hijau indosianin, autofluoresensi fundus, dan ultrasonografi.




4.            Terapi (Level of Evidence IA, rekomendasi A)

AMD tipe non-eksudatif :
            Tidak ada terapi khusus untuk AMD tipe noneksudatif. Penglihatan dimaksimalkan dengan alat bantu penglihatan termasuk alat pembesar dan teleskop. Manajemen yang disaranan untuk pasien antara lain
-          Follow up rutin pemeriksaan amsler grid
-          Mikro nutrien
-          Perubahan Gaya Hidup



AMD tipe eksudatif :
Apabila tidak ada neovaskularisasi retina, tidak ada terapi medis atau bedah untuk pelepasan epitel pigmen retina serosa yang terbukti bermanfaat. Pemakaian interferon alfa parenteral, misalnya, belum terbukti efektif untuk penyakit ini. Namun apabila terdapat membran neovaskular subretina ekstrafovea yang berbatas tegas (>200 um dari bagian tengah zona avaskular fovea), diindikasikan fotokoagulasi laser. Dengan angiografi dapat ditentukan dengan tepat lokasi dan batas-batas membran neovaskular yang kemudian diablasi secara total oleh luka-luka bakar yang ditimbulkan oleh laser. Fotokoagulasi juga menghancurkan retina di atasnya tetapi bermanfaat apabila membran subretina dapat dihentikan tanpa mengenai fovea
            Intravitreal anti VEGF : AMD Neovaskular Diobati dengan Intraocular Ranibizumab Studi: Dalam penelitian ini pasien menerima 3 suntikan bulanan berturut-turut 0,5 mg ranibizumab dan kemudian diikuti setiap bulan dan mundur jika ada peningkatan ketebalan retina sentral OCT [CRT] di setidaknya 100 mikron atau hilangnya ETDRS VA 5 huruf yang lebih baik. 

Promkes RSMH
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar