Rabu, 03 Juli 2019

ANAK TERLAMBAT BICARA, MUNGKIN INI PENYEBABNYA


Media elektronik seperti TV, komputer, Gadget ( HP) merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Dengan media tersebut orang dengan cepat bisa mengakses berita dari seluruh dunia. Siswa dan mahasiswa bisa dengan mudah mencari bahan untuk mengerjakan tugas2 mereka. Bisnis dan usaha makin lancar jalannya. Pertemanan yang terputus bertahun-tahun bisa nyambung karena bantuan berbagai media ini. Anak-anak pun bisa jadi tenang dan tidak rewel berjam-jam di hadapan media elektronik, sehingga orang tua jadi punya banyak waktu untuk mengerjakan berbagai aktifitas, termasuk bermedia ria.

Tapi tahukah anda bahwa terlalu cepat mengenalkan anak dengan media elektronik dimana durasi waktu anak  terpapar yang sering dan lama ternyata dapat menyebabkan  gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak?


Dijelaskan oleh Dr.Rismarini,Sp.A(K) pada acara Talkshow "Dokter Kita"  yang mengangkat tema "Pengaruh Media Elektronik Terhadap Tumbuh Kembang Anak" di pro2 RRI Palembang, 3 Juli 2019  bahwa anak yang dikenalkan dengan penggunaan media elektronik terlalu dini dan sering bisa menimbulkan gangguan baik  fisik maupun perkembangannya. Gangguan yang bisa terjadi bisa berupa: 

1. Gangguan pertumbuhan berat badan.
Anak-anak yang banyak menonton media, aktifitas fisiknya berkurang sementara asupan makanannya meningkat karena anak banyak makan cemilan tinggi kalori selama menonton sehingga anak menjadi gemuk atau obesitas. Tetapi ada juga anak yang malah tidak mau makan karena terlalu asyik menonton sehingga menjadi gizi kurang. 

2. Gangguan perkembangan bicara.
Untuk perkembangan bicara yang baik anak perlu stimulasi berupa suara dan kata-kata dari lingkungannya. Anak juga harus dipancing agar mereka mengeluarkan suara dan kata-kata sebagai respons dari suara atau kata-kata yang mereka dengar. Jadi diperlukan komunukasi 2 arah dengan lingkungannya.
Dengan menonton komunikasi hanya berlangsung 1 arah, anak tidak dirangsang untuk bisa berbicara. Apa lagi bila anak menonton sendiri tanpa pendamping, dan dengan bahasa asing yang sama sekali belum mereka kenal. Akibatnya anak bukan hanya terlambat bicara tetapi sering juga mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti. Anak normalnya di usia 3 tahun sudah bisa menguasai 1 bahasa dengan baik

3. Gangguan interaksi sosial. 
Anak yang terlalu banyak menonton jadi asyik dan tidak perhatian dengan lingkungannya. Anak jadi cuek terhadap lingkungan, tidak cepat bereaksi bila dipanggil namanya dan tidak tertarik untuk bermain dengan teman sebaya ataupun orang lain.



4. Gangguan tidur
Gangguan tidur bisa berupa susah untuk mulai tidur, pada saat tidur gelisah, sering terbangun di malam hari, atau susah untuk bangun dari tidur. Ada anak yang karena susah tidur, maka pagi hari sering lemas dan mengantuk.

5. Tantrum
Pada tingkat berat anak akan memperlihatkan tanda2 kecanduan. Bila kebiasaan menontonnya dihentikan maka anak akan menangis, mengamuk, memukul, menggigit. Keadaan ini bisa membahayakan anak maupun orang disekitarnya.

6. Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan. Karena terlalu lama menonton dalam jarak dekat maka anak bisa penglihatan jadi kabur, dan mata capek.

Tips untuk orang tua: 
1. Tidak membiarkan anak dibawah usia 2 tahun untuk menggunakan media elektronik.
2. Tidak membiarkan anak nonton lebih dari 2 jam dalam sehari.
3. Pilihkan tontonan yang sesuai usianya dan bersifat edukatif.
4. Dampingi anak selama nonton, beri penjelasan mengenai apa yang disaksikannya.
5. Tidak main media menjelang tidur.
6. Tidak ada TV ataupun tontonan lain di kamar tidur.
7. Tidak makan sambil menonton.
8. Orang tua harus menyediakan waktu untuk bermain  dengan anak.
9. Bermain dengan anak secara aktif, melibatkan semua anggota gerak semua indra anak.

Salam
Noya-IP3Humas/PKRS


1 komentar: