Rabu, 14 September 2016

PENYAKIT TONSILITIS



TONSILITIS

 

Penyakit tonsilitis adalah infeksi yang terjadi pada tonsil atau amandel yang biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Kebanyakan atau umumnya infeksi tonsilitis ini terjadi pada anak yang masih berusia muda sekitar 5 hingga 15 tahun. Kondisi ini dapat terjadi kadang-kadang atau sering kambuh. Pada bagian belakang tenggorokan Anda (terletak di antara kotak suara dan tonsil), dua massa dari jaringan yang disebut amandel berperan sebagai filter, menjebak kuman yang bisa masuk saluran udara dan menyebabkan infeksi. Amandel juga memproduksi antibodi untuk melawan infeksi. Tapi kadang-kadang amandel sendiri menjadi terinfeksi. Kewalahan oleh bakteri atau virus, mereka membengkak dan meradang, kondisi inilah yang dikenal sebagai tonsilitis.


Instalasi Pelayanan Pelanggan, PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Humas) & humas bekerjasama dengan Departemen THT memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga yang diadakan di ruang tunggu poli rawat jalan Lt.3. Narasumber penyuluhan kita kali ini dr. Lisa Apri Yanti, Sp.THT,K-L.



Pada penyuluhan tersebut, dr. Lisa menjelaskan bahwa dalam ilmu medis atau kedokteran, radang tonsillitis ini terbagi menjadi dua berdasarkan lama berlangsungnya penyakit. Kedua bagian tersebut adalah tonsilitis akut dan tonsilitis kronis.
a.    Tonsilitis Akut
Tonsilitis akut adalah apabila penyakit atau keluhan yang diderita pasien berlangsung kurang dari 3 minggu. 

             Gambaran untuk tonsillitis akut seperti tampak pada gambar dibawah ini :

 
  
b.    Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronis  apabila radang terjadi sebanyak 7 kali dalam kurun waktu satu tahun, atau 5 kali dalam kurun waktu dua tahun, atau 3 kali dalam kurun waktu satu tahun secara berkala selama tiga tahun. 

  
 
  Penyebab :

ž  Tonsilitis Akut
¡  Tonsilitis Viral
¡  Tonsilitis Bakterial
ž  Tonsilitis Membranosa
¡  Tonsilitis Difteri
¡  Tonsilitis Septik
¡  Angina Plaut Vincent
¡  Penyakit Kelainan Darah
¢  Leukimia akut
¢  Angina Agranulositosis
¢  Infeksi mononucleosis


 Gejala-gejala atau tanda yang dialami penderita penyakit tonsillitis diantaranya adalah:
  1. Penderita mengalami pilek, batuk, mulut berbau, mual, suara serak, nyeri perut, dan terjadinya pembesaran kelenjar getah bening yang terdapat di sekitar bagian leher.
  2. Nyeri ketika menelan makanan dan minuman bahkan ludah, dan berakibat penderita menjadi malas untuk melakukan aktifitas makan.
  3. Ketika diperiksakan ke dokter, terdapat pembesaran tonsil atau amandel dan berwarna merah, terkadang ditemukan bercak putih ata eksudat dibagian permukaan tonsil, dan adanya warna merah yang bertanda adanya peradangan di sekitar bagian tenggorokan dan tonsil/amandel.
  4. Penderita mengalami sakit kepala, demam, lemas, menggigil, nyeri otot.
  5. Pada penderita tonsilitis kronis, penderita mendengkur ketika tidur dan disertai adanya pembesaran pada bagian kelenjar adenoid. Kelenjar adenoid adalah kelenjar yang letaknya di dinding bagian belakang antara rongga hidung dan tenggorokan.
  6. Penderita mengalami rasa kering pada tenggorokannya atau seperti ada yang mengganjal pada bagian leher.
  7. Rasa nyeri yang diakibatkan penyakit tonsilitis ini bisa menjalar ke sekitar bagian telinga dan juga leher.
Pengobatan Tonsilitis :
1.    Tirah  baring.
      2.   Cairan dalam jumlah yang cukup,
3.                             Makan makanan yang bergizi namun tidak terlalu padat dan    merangsang tenggorokan
4.    Analgetik diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala.
5.    Penyebab karena virus tidak perlu antibiotika à sembuh sendiri dalam 5-7 hari.
6.    Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan.
       Untuk perawatan dan pengobatannya dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
  • Diusahakan untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam.
  • Jangan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan.
  • Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari.
  • Menaruh kompres hangat pada leher setiap hari.
  • Diberikan terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan untuk mencegah komplikasi.
Tidak ada cara yang khusus bagi penyakit tonsilitis atau amandel ini dalam pencegahannya. Pada umumnya pencegahan dilakukan agar mencegah menularnya infeksi rongga mulut dan tenggorokan yang bisa mengakibatkan adanya infeksi tonsil. Tapi akan lebih baik jika usaha dibawah ini dilakukan. Diantaranya adalah:
  1. Lakukan kebiasaan mencuci tangan secara rutin dan sesering mungkin agar mencegah terjadinya penyebaran mikro-organisme atau bakteri yang bisa menimbulkan tonsilitis.
  2. Hindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan, paling tidak sampai 24 jam setelah penderita infeksi tenggorokan mendapatkan antibiotika dari dokter.
 (Tim PKRS: Len, Noy, Nas)

Senin, 12 September 2016

Sholat Idul Adha di RSMH



Sholat Idul Adha dan Pemotongan Hewan Kurban di Lapangan Gedung Utama  RSMH Palembang

Idul Adha ( عيد الأضحى) adalah sebuah hari raya Islam.  Pada hari ini diperingati, Peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengorbankan putranya untuk Allah. kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba.

Pada hari ini  Senin, 12 September 2016   Jajaran Direksi, karyawan-karyawati dan segenap masyarakat yang ada di sekitar Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang  memadati Lapangan Gedung Utama RSMH Palembang  untuk melakukan sholat Ied bersama-sama  

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri . Hari ini juga beserta hari-hari Tasyik diharamkan berpuasa bagi umat Islam.
Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim. Terkadang Idul Adha disebut pula sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji.

Prof.Drs.H.M. Sirozi, MA, PHD ( Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang ) bertindak sebagai  khotibnya, dalam khutbahnya  menyampaikan bahwa spirit sami'naa wa atha'naa sebagaimana ditunjukkan oleh Ibrahim as dan Nabi Ismail As, jelas membutuhkan pengorbanan. Dalam konteks ini kita patut bertanya sejauh manakah pengorbanan kita dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt, melaksanakan kewajiban penerapan syariah Islam dan memutskan perkara dengan apa yang telah Allah turunkan?
Keikhlasan dan kepasrahan Nabi Ibrahim dalam meninggikan kalimat Allah sekalipun dengan mengorbankan harta, jiwa, bahkan putera kesayangannya sendirian, dan  kesetiaan Ismail untuk mentaati ayahandanya dalam rangka melaksanakan Syari’at Allah, walau harus menyerahkan nyawanya sendiri,

Di zaman kita sekarang, hanya sedikit orang-orang sukses yang melahirkan orang yang sukses pula. Keshalihan Ismail, bukan diperoleh dari bangku kuliahdi universitas, bukan pula celupan dari adat istiadat serta budaya masyarakatnya; melainkan karena ketaatannya pada ajaran agama. Maka peristiwa ini mengajarkan bagaimana menjadi hamba Allah yang taat dan patuh melalui pengamalan Syari’at-Nya. Menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan, sehingga siap berkorban harta bahkan nyawa, itulah totalitas kepasrahan Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail
Allah ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” [Maryam: 59-60]

Sebagai Imam pada sholat Idul Adha ini adalah Dr. Alwi Shahab,Sp.S sebagai Imam serta  Bilal H. Iskandar SE,M.Si  dan Aminuddin SH,SKM,M.Kes

Setelah Sholat, dilakukan penyembelihan hewan kurban di  halaman Gedung Utama  RSMH Palembang  Hewan yang  dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha, Senin (12/9) sebanyak 7 ekor Sapi. Keluarga Direktur Utama RSMH,  Dr. Mohamamd Syahril, SpP. MPH menyumbangkan satu ekor sapi. Penyembelihan hewan kurban untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya

Liputan.... Suhaimi (humas)

Selasa, 06 September 2016

PELANTIKAN PEJABAT NON STRUKTURAL DI RSMH PALEMBANG



PELANTIKAN PEJABAT NON STRUKTURAL  DI RSMH PALEMBANG



Pelantikan Pejabat Non Struktural di Lingkungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang dilaksanakan  Senin, 5 September 2016 di Aula Gedung Utama Lt II RSMH Palembang

Hadir pada acara pelantikan tersebut Dekan Fakultas Kedokteran Unsri Palembang, Para Direktur, Pejabat Struktural dan Non Struktural di Lingkungan RSMH Palembang.



Adapun pejabat yang di lantik yaitu:

1.      Dr. Ismail Bastomi, Sp.OT   sebagai. Ka. Instalasi Gawat Darurat
2.      Dr. Yulius Anzar Sp.A (K) sebagai Manager Graha Eksekutif
3.      Dessy Tri Astuti, SST  sebagai Koordinator Operasional Inst. Strerilisasi
4.      Nitsya, SKM,MM  sebagai Koordinator. Instalasi Performa dan Pertamanan
5.      Dian Sari Murti, AMK  sebagai Koordinator Mutu dan Keselamatan Instalasi Rawat Inap F
6.      Fitri Mulyadi, S.Kep,Ners  sebagai Koordinator Mutu dan Keselamatan Instalasi BHC

Direktur Utama Dr. Mohammad Syahril, Sp.P. MPH. melantik secara langsung para pejabat Non Struktural RSMH Palembang, dalam kata sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat lama yang telah melaksanakan tugas dengan baik

Dirut RSMH mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik dan pejabat yang masih menjabat saat ini untuk dapat memberikan pelayanan  yang maksimal kepada masyarakat dan tetap fokus pada program prioritas utama Rumah Sakit Umum Dr. Mohamamd Hoesin Palembang yaitu :
1.      Akreditasi Internasional
2.      Rumah sakit Rujukan Nasional
3.      Pelayanan Publik
4.      Performa Rumah Sakit
5.      Unggulan dan Prestasi Nasional/Internasional

Semoga Pejabat  yang baru dilantik dapat melaksankan tugas yang diamanahkan kepadanya. Sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan publik berkesinambungan RSMH Palembang berkomitmen menjadi Rumah Sakit kelas A Terakreditasi Internasional JCI akhir tahun 2016

Liputan..Suhaimi/ Anie Kayo (Tim  Humas)

Kamis, 01 September 2016

Pelatihan CODE BLUE di RSMH Palembang ( 11-16 Nop 2016 _)


AKTIVASI  “CODE BLUE”
“Apa yang akan anda lakukan bila menemukan seseorang yang mengalami kegawat daruratan medis?”
Demikian pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Tim Surveyor Akreditasi JCI, setiap petugas yang bekerja di RSMH  harus tahu apa yang akan dilakukan  bila menemukan seseorang yang mengalami kegawatdaruratan secara medis. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan penilaian Akreditasi JCI”, kata Dr.Rita mewakili Direktur Utama RSMH Palembang  dalam memberikan pengarahan sekaligus membuka acara Pelatihan Code Blue untuk tenaga Medis    yang akan berlangsung selama 2 hari dari tanggal 11 sd 12 November 2016 bertempat di Aula Instalasi Diklat RSMH Palembang.
Code Blue adalah suatu tanda atau sinyal yang digunakan oleh rumah sakit untuk memberitahu bahwa seseorang memerlukan tindakan resusitasi yaitu pasien yang mengalami kondisi henti jantung dan paru. Aktivasi Code Blue akan mengaktivasi suatu tim resusitasi (tim Code Blue) yang tersebar di 5 area yaitu Departemen Anestesi, Departemen Anak, Departemen Penyakit Dalam, Departemen Bedah dan Departemen Obsgyn. Tim Code Blue terdiri dari Residen yang mempunyai SK tersertifikasi dan DPJP yang mempunyai sertifikat Advanced Life Support  (ACLS).
Narasumber pelatihan ini adalah Dr.Syamsu Indra,SpPD,KKV, Dr.Silvia Tri Ratna,Sp.A(K)  , Dr.Afifah Ramadanti,Sp.A (K) dan  Dr.Nur Qodir,Sp.B-Onk
Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah suatu usaha untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi serta mengatasi akibat berhentinya fungsi-fungsi tersebut pada orang-orang yang tidak diharapkan mati pada saat itu. RJP merupakan salah satu tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang mengacu pada AHA (American  Health Association) 2010 yang bertujuan untuk membantu atau mengembalikan oksigenasi,ventilasi dan sirkulasi yang efektif sehingga terjadi suatu sirkulasi spontan dan intervensi Bantuan Hidup Lanjut (BHJL) dapat mulai dilakukan. Resusitasi ini juga bertujuan untuk mencegah agar sel-sel tidak mengalami kerusakan akibat kekurangan oksigen.
Setiap peserta pelatihan ini agar  dapat memberikan pertolongan dasar dan pertolongan tindak lanjut untuk menyelamatkan pasien dari ancaman kematian dan kecacatan.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan akan terbentuk tim Code Blue RSMH yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu.
Humas#rita&yeri