Kamis, 13 Juni 2019

"TIDAK ADA ASAP ROKOK YANG TIDAK BERBAHAYA"


Rokok merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita di Indonesia. Di sekitar kita banyak dan mudah sekali ditemui orang yang sedang merokok).  Bahkansekarang ada bermacam macam metode dan jenis rokok selain rokok konvensional.  Menghisap rokok mungkin merupakan kenikmatan bagi perokok, tapi di pihak lain dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar.   

Pada talkshow kerjasama dengan LPP RRI Palembang  Rabu 12 Juni 2019 membahas topik “ Apakah E-Cigarette dan rokok konvensional sama bahayanya?” dengan narasumber Dr. Fifi Sofiah, Sp.A(K). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tren perokok muda di tanah air cenderung meningkat. Jumlah perokok anak dan remaja Indonesia meningkat 3x lipat (2011-2014). Dijelaskan oleh Dr. Fifi, anak – anak yang memasuki usia remaja banyak yang mulai berani untuk mencoba-coba rokok. Salah satunya mencoba rokok elektronik biasa disebut Vape. Menurut sebagian masyarakat, vapping bisa membantu mereka berhenti merokok. Padahal rokok elektrik menghasilkan nikotin standar meski bukan dalam bentuk asap melainkan dalam bentuk uap. Bahan dari rokok ini sama bahayanya dengan rokok konvensional karena mengandung zat karsinogen yang dapat memicu penyebab kanker. Ada lagi jenis alternatif merokok lain yang sebagian orang mengganggap lebih sehat yaitu Sisha. Sisha memiliki daya tarik berupa rasa yang beragam. Rasa pada sisha ini justru membuat bahayanya tersamar dan tidak mendapat perhatian. Padahal menghisap sisha sama dengan menghisap 100 rokok.

Paparan asap rokok tak hanya membahayakan perokok aktif (First Hand), tetapi juga perokok second hand  ( perokok pasif) dan third hand ( orang yang mendapat pajanan zat-zat berbahaya asap rokok yang menempel pada ruangan atau objek tertentu). Pada anak, paparan asap rokok juga tak hanya membahayakan bagi anak-anak hingga remaja 18 tahun. Paparan rokok juga dapat membahayakan anak yang masih berada dalam kandungan atau janin. Beberapa dampak rokok bagi janin adalah kematian janin, lahir dalam keadaan mati, kelahiran premature, lahir dengan berat badan rendah hingga masalah penyakit jantung bawaan.  

Diakhir talkshow, Dr. Fifi memberikan motivasi berhenti merokok dengan niat ( motivasi diri sendiri) untuk berhenti merokok yang harus kuat, memiliki alasan konkrit kenapa harus berhenti merokok (misal dari sisi kesehatan, biaya yang dikeluarkan akibat rokok,). Tidak ada asap rokok yang tidak berbahaya dan tidak ada kadar aman merokok.

Salam
Noya-IP3Humas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar