Rokok merupakan hal yang tidak asing lagi
bagi kita di Indonesia. Di sekitar kita banyak dan mudah sekali ditemui orang
yang sedang merokok). Bahkansekarang ada
bermacam macam metode dan jenis rokok selain rokok konvensional. Menghisap rokok mungkin merupakan kenikmatan
bagi perokok, tapi di pihak lain dapat memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan sekitar.
Pada talkshow kerjasama dengan LPP RRI
Palembang Rabu 12 Juni 2019 membahas topik
“ Apakah E-Cigarette dan rokok konvensional sama bahayanya?” dengan narasumber
Dr. Fifi Sofiah, Sp.A(K). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tren
perokok muda di tanah air cenderung meningkat. Jumlah perokok anak dan remaja
Indonesia meningkat 3x lipat (2011-2014). Dijelaskan oleh Dr. Fifi, anak – anak
yang memasuki usia remaja banyak yang mulai berani untuk mencoba-coba rokok.
Salah satunya mencoba rokok elektronik biasa disebut Vape. Menurut sebagian
masyarakat, vapping bisa membantu mereka berhenti merokok. Padahal rokok
elektrik menghasilkan nikotin standar meski bukan dalam bentuk asap melainkan
dalam bentuk uap. Bahan dari rokok ini sama bahayanya dengan rokok konvensional
karena mengandung zat karsinogen yang dapat memicu penyebab kanker. Ada lagi
jenis alternatif merokok lain yang sebagian orang mengganggap lebih sehat yaitu
Sisha. Sisha memiliki daya tarik berupa rasa yang beragam. Rasa pada sisha ini
justru membuat bahayanya tersamar dan tidak mendapat perhatian. Padahal
menghisap sisha sama dengan menghisap 100 rokok.
Paparan asap rokok tak hanya membahayakan
perokok aktif (First Hand), tetapi juga perokok second hand ( perokok pasif) dan third hand ( orang yang
mendapat pajanan zat-zat berbahaya asap rokok yang menempel pada ruangan atau
objek tertentu). Pada anak, paparan asap rokok juga tak hanya membahayakan bagi
anak-anak hingga remaja 18 tahun. Paparan rokok juga dapat membahayakan anak
yang masih berada dalam kandungan atau janin. Beberapa dampak rokok bagi janin
adalah kematian janin, lahir dalam keadaan mati, kelahiran premature, lahir
dengan berat badan rendah hingga masalah penyakit jantung bawaan.
Diakhir talkshow, Dr. Fifi memberikan
motivasi berhenti merokok dengan niat ( motivasi diri sendiri) untuk berhenti
merokok yang harus kuat, memiliki alasan konkrit kenapa harus berhenti merokok
(misal dari sisi kesehatan, biaya yang dikeluarkan akibat rokok,). Tidak ada
asap rokok yang tidak berbahaya dan tidak ada kadar aman merokok.
Salam
Noya-IP3Humas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar