Selasa, 29 Januari 2019

PENYAKIT KUSTA


Artikel
Narasumber: dr. Mega Permata, (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSMH)


Kusta adalahSuatu infeksi granulomatosa kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae
terutama menyerangkulit dan saraf, tetapi bisajugamengenai mata, traktus respiratorius, kelenjargetah bening, testis, dan sendi.

Cara penularannya belum dibuktikan secara jelas, saat ini lebih ke traktus respiratorius.
Infeksi subklinis banyak didaerah endemis:
Tidak menjadi penyakit
sangat sedikit menjadi sakit kusta.
Karena system kekebalan tubuh yang menyembuhkan.

Keadaan setelah terpapar M. leprae:

Penyebab:
Mycobacterium leprae
Bakteri gram (+), obligat intraseluler, basil tahan asam/ BTA: pengecatan dengan metode Ziehl-Nielsen modifikasi.

Gejala klinik:
Faktor risiko: birth in endemic area, relative of leprosy.
Masa inkubasi: bervariasi 4 - 40 tahun
Bercak di kulit: bervariasi makula, papul, nodul, infiltrat

Perubahan pada syaraf tepi:
1. Pembengkakan syaraf: auricular, ulnar, radial cutaneous, superficial peroneal, sural, posterior tibial
2. Gangguan sensoris pada bercak di kulit
3. Nerve trunk palsy
4. Glove and stocking anesthesia
5. Telapak tangan dan telapak kaki tidak berkeringat

Klasisikasi:
Ridley: TT, BT, BB, BL, LLs, LLp (berdasarkan reaksi imun seluler dari tinggi ke rendah).
WHO: Pausibasiler dan multibasiler

Tipe Tuberkuloid (TT):
Bercak di kulit 1 – 3
Makula, hipopigmentasi
Permukaannya kering
Bagian tepi lesi terdapat infiltrat
Matirasa: +

Tipe Lepromatosa (LL):
Bercak dengan infiltrat
Simetris
Mati rasa bisa: -
BTA: +
LL lanjutan:
Infiltrat menyebar, simetris
Nodul-nodul
BTA: +++
Madarosis
Kulit kering

Tipe Borderline (BL):
Lesi simetris
Jumlah banyak
Batas tak jelas, sbg tampak ada batas
Anestesi tak selalu ada di lesi
Anestesi bisa pola“glove n stocking”
Penebalan sy perifer simetris
BTA positif

Pausibasiler: bercak di kulit berjumlah 2-5 buah
Multibasiler: bercak di kulit berjumlah >5

Pemeriksaan fisik:
Status dermatologi: bercak di kulit
Pemeriksaan fungsi saraf:
1. Sensoris: di kulit: dengan nylon monofilamen atau kertas;
di plantar & palmar: dengan ujung ballpen
2. Otonom: keringat, tes Gunawan
3. Motorik: fungsi dan kekuatan otot

Pada mata:
Can cause a major morbidity in all types of leprosy.
Tuberculoid: anesthesia of cornea and conjuctiva, paralysis of orbicularis oculi muscle (lagophtalmus)
Lepromatous: infiltration of M.leprae in anterior chamber, cornea, sclera, episclera, ciliary body, iris.
Reactional st: episcleritis, scleritis and iridocyclitis.


Diagnosis:
Cardinal sign:
1. Anesthesia (matirasa)
2. Penebalan syaraf
3. Bercak di kulit
4. BTA positif pada tipe lepromatosadan boderline
Minimal 2 dari 3 kriteria pertama harus ada.

Kerusakan pada tangan dan kaki:
Karena otot paralisis, matirasa, dan kulit kering
Pada kaki terjadi: injury – ulcer – dapat berlanjut
Dapat menyebabkan kecacatan permanen

Diagnosis banding:
Pityriasis alba
Hipopigmentasi pasca inflamasi
Psoriasis
Mikosis fungoides
Limfoma kutis

Pengobatan:
WHO: MDT (multidrug treatment):

Pausibasiler: 
Setiap hari: Dapson 100 mg
Setiap bulan: Rifampicin 600 mg
Lama pengobatan selama 6 bulan

Multibasiler: 
Setiap hari : Dapson 100 mg
Clofazimin 50 mg
Setiap bulan:   Rifampicin 600 mg (supervisi)       
Clofazimin 100 mg
Lama pengobatan selama 12 bulan

Efek samping pengobatan:
Dapson
Hemolisis ringan, jarang terjadi anemia
Glucose 6 phosphate dehydrogenase deficiency: seldom cause a problem
DDS syndrome, etc
•Clofazimin: bacterisid lemah, mempunyai efek anti-inflamasi.
  Kulit berwarna: red – purple black

Edukasi pada pasien:
Tentang penyakitnya,
Beberapa hari setelah memulai terapi tidak menularkan lagi
Deformitas dapat dicegah
Perawatan mata dan anggota gerak juga penting selain makan obat


Komplikasi akibat kerusakan syaraf:
Merupakan penyebab uta kecacatan dan kelainan bentuk, dapat dicegah dengan:
Diagnosis dini
Penanganan yang tepat
Edukasi pasien
Follow up: Monitoring sensori and kekuatan otot tangan, kaki, dan mata

Pencegahan komplikasi:
Kulit kering: rendam dalam air + pelembab
o Jika terdapat penebalan kulit: sikat
Pasien harus selalu waspada
Matirasa pada tangan/kaki: perawatan sendiri, selalu diperhatikan
Matirasa pada kaki: gunakan sepatu yang tepat
Ulkus di telapak kaki: hindari bertumpu pada kaki


Salam
IP3Humas (Leni/PKRS)

Penyakit kusta bukan penyakit kutukan


Penyakit kusta adalah infeksi kulit kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Infeksi ini menyerang saraf tepi dan kulit, kemudian saluran pernapasan atas, dan bisa juga menyerang organ lain kecuali otak, yang dapat menyebabkan kecacatan atau mutilasi.

Demikian disampaikan oleh dr Mega Permata, SpPD, di Stasiun TVRI pada acara talkshow kesehatan "Info Sehat", Selasa( 29/1).

Ia mengatakan, Kusta tidak mudah menular. Seseorang yang menghirup bakteri kusta ini baru timbul gejala 4 hingga 40 tahun mendatang. Dan ini biasanya terjadi pada orang yang sering terpapar dan lama.

Kusta juga bukan disebabkan faktor keturunan, tetapi ada faktor genetik. Selain kontak langsung dengan penderita kusta, imun yg kurang baik dapat lebih mudah terkena infeksi.

Mega melanjutkan, kusta merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan, mutilasi seperti terputusnya jari yang terkena penyakit lupus, dan lainnya. Sistem saraf yang diserang bisa menyebabkan seseorang yang memiliki penyakit ini mati rasa (kebas).

Hasil gambar untuk gambar penyakit kusta
Kadang timbul bercak putih di kulit sering kali dianggap sebagai panu dan disepelekan oleh sebagian besar masyarakat. Padahal, bisa jadi bercak putih di kulit itu bukan panu, melainkan ciri penyakit kusta. Apabila dibiarkan, penyakit kulit tersebut bisa mengakibatkan kebutaan hingga kecacatan.

Pencegahan komplikasi pada orang telah terdiagnosa dengan kusta "bila kulit kering rendam dalam air + pelembab, jika terdapat penebalan kulit sikat, dan pasien harus selalu waspada bila matirasa pada tangan / kaki, perawatan sendiri selalu diperhatikan, bila matirasa pada kaki gunakan sepatu yang tepat ulkus di telapak kaki dan hindari bertumpu pada kaki," tutupnya.

Salam
IP3H (Leni/PKRS)

Kamis, 24 Januari 2019

Gizi seimbang Prestasi Gemilang



Pembangunan kesehatan menjadi investasi utama dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia, karenanya pemenuhan gizi menjadi salah satu upaya penting untuk menciptakan generasi yang sehat di masa depan. 

Saat ini masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan zat gizi masih menjadi tantangan bagi profesi gizi dan pemerintah selain masalah stunting pada balita. Oleh karena itulah, pencanangan upaya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) harus menjadi perhatian kita bersama dan merupakan prioritas bagi tumbuh kembang, kecerdasan dan produktifitas generasi bangsa selanjutnya.

Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) Ke-59 yang diperingati setiap tanggal 25 januari mengangkat tema “Sehat dan produktif Bersama Civitas RSMH Palembang Melalui Keluarga Sadar Gizi dengan Pola Hidup Sehat dan Seimbang“, Instalasi Pelayanan Pelanggan, PKRS dan Humas bekerjasama dengan Instalasi Gizi mengadakan acara edukasi gizi, senam dan makan 200 porsi sayur dan buah bersama dengan pengunjung di Taman Edukasi Publik, Jum'at (25/1).

Acara tersebut dibuka oleh Direktur Utama RSMH Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dengan melakukan pemotongan tumpeng dan dihadiri juga oleh Direktur SDM, Umum dan Pendidikan Dr. Masayu Rita Dewi, Sp.A, MARS yang juga disaksikan oleh Kepala Instalasi Gizi Maya Ijah ,SST.

Pada kegiatan edukasi,menghadirkan dr. Yulius Anzar, Sp.A(K) yang membahas gizi dan tumbuh kembang anak. Dr. Yulius mengatakan bahwa saat ini sedang digalakkan program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai upaya mencegah tingginya angka stunting di masa yang akan datang. 

Selanjutnya Dr .Ane Rivaida, M.Gizi, Sp.GK membahas metabolisme zat gizi dalam tubuh dengan memberikan tips pola makan sehat diantaranya  membiasakan sarapan, minum air putih yang cukup, cuci tangan dan beraktivitas fisik. Sedangkan Ibu Maya Ijah, SST, MPH. RD menjelaskan mengenai gizi seimbang yakni mengkonsumsi beraneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih, memantau berat badan, dan sering makan sayur dan buah.

Dalam acara peringatan Hari Gizi Nasional ini juga dilakukan senam sehat dan makan 200 porsi sayur dan buah bersama. Diharapkan dengan kegiatan tersebut, masyarakat semakin sadar untuk mengkonsumsi beraneka ragam makanan, sering makan sayur dan buah, membiasakan perilaku hidup bersih dan beraktivitas fisik agar memiliki pola hidup sehat dengan gizi seimbang

Salam
Noya -IP3Humas



MANFAAT ASI BAGI IBU DAN BAYI


ASI eksklusif diberikan sejak bayi lahir ke dunia hingga berusia enam bulan. Selama periode tersebut, disarankan hanya memberi si kecil ASI, tanpa tambahan asupan apa pun karena banyak kandungan zat gizi yang di dapat dari ASI.

Demikian disampaikan oleh Yuniawati, SST.MKes pada saat penyuluhan di ruangan rawat inap kebidanan lantai 2, kamis 24 Januari yang diikuti oleh pasien dan kelurga pasien

Lanjutnya, tidak ada asupan gizi yang sebaik ASI karena air susu ibu (ASI) mengandung nutrisi yang penting  bagi tumbuh kembang bayi, Tak hanya bagi si bayi, proses menyusui ini ternyata juga memiliki manfaat bagi Ibu.

Dengan menyusui bayi akan adanya ikatan batin antara ibu dan anak akan lebih terjaga karena ibu dapat dengan mudah mengekspresikan sayang kepada anaknya. Begitupula dengan pemulihan kesehatan ibu yang semakin cepat ketika ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi, dan dapat mengurangi risiko kanker payudara juga kanker ovarium, ujarnya.

Diketahui kandungan nutrisi  pada ASI telah terbukti dapat membantu bayi tumbuh lebih sehat dan mengurangi risiko sakit, karena kandungan nutrisi pada asi sangat lengkap seperti vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak. Komposisinya pun lebih mudah dicerna ketimbang susu formula

WHO merekomendasikan agar proses menyusui dimulai sedini mungkin hingga bayi berusia 6 bulan. Selama masa ini, bayi hanya diperbolehkan minum ASI saja. Setelah 6 bulan, barulah Si Kecil boleh dikenalkan dengan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) ujarnya


Dijelaskan juga, ada 6 manfaat ASI Ekslusif bagi bayi yaitu:

1. ASI Merupakan Sumber Nutrisi
ASI berperan penting sebagai asupan nuttisi bagi si kecil karena sebagai sumber energi terbaik, dan dapat mengurangi kekurangan gizi.

2. Melindungi Si Kecil dari Infeksi
Didalam ASI juga mengandung antioksidan dan kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakit infeksi
3. Mendukung Kecerdasan Si Kecil
Anak yang mendapatkan ASI Eksklusif cenderung lebih cerdas dan memiliki IQ yg lebih tinggi

4. Sistem Kekebalan Tubuh Pertama Si Kecil
Air Susu Ibu merupakan antibodi yang dapat menjadi sistem imun pada saluran cerna Si Kecil setelah lahir. Di dalam kandungan ASI, peneliti menemukan sel-sel yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh bagi Si Kecil, di antaranya makrofag, limfosit, dan kolostrum.

5. Mengurangi Risiko Obesitas pada Si Kecil
Salah satu cara untuk mencegah obesitas pada Si Kecil adalah dengan memberikannya ASI.

6. Menyusui Bisa Membantu Ibu Lebih Sehat
Menyusui juga memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan Ibu, karena dapat mengurangi risiko kanker ovarium dan juga payudara.

pemberian ASI Eksklusif tanpa makanan lainnya selama enam bulan pertama dapat bermanfaat dan menguntungkan  bagi ibu dan bayi, ayo kita beri ASI Ekslusif pada bayi kita dan raih masa pertumbuhan yg gemilang untuk bayi kita, tutupnya.

Salam
IP3H (Leni)


Peran ASI dan MPASI dalam Mencegah Stunting dan Obesitas



Di dalam kamus Bahasa Inggris Oxford advanced learner’s dictionary, kata “stunting” tidak ditemukan dan yang  ada hanya kata “stunted growth”  yang artinya pertumbuhan terhambat. Istilah Stunting atau stunted growth atau nutritional stunting diperkenalkan pertama kali oleh World Health Organization yang artinya adalah pertumbuhan panjang badan atau tinggi badan menurut umur atau  height for age” di bawah dari  minus 2 standar deviasi pada  kurva pertumbuhan The WHO child growth standards tahun 2006. Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, stunting lebih tepat diartikan “perawakan  pendek”, bukan ‘kerdil’ sebab stunting akibat kekurangan nutrisi sedangkan kerdil disebabkan bukan oleh faktor nutrisi. Berbicara stunting berarti berbicara tentang pertumbuhan fisik linear dimana pada seorang anak selain terjadi pertumbuhan juga terjadi perkembangan.

Dalam Talkshow Kesehatan di Stasiun Televisi “TVRI Palembang”, tanggal 22 Januari 2019, Dr. Julius Anzar, Sp.A (K), konsultan nutrisi dan penyakit metabolik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, menyampaikan materi tentang, “ Peran ASI dan MPASI dalam Mencegah Stunting dan Obesitas”. Acara merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (25 Januari).

Dr. Julius menjelaskan,  istilah obesitas berarti adanya kelebihan penyimpanan lemak di dalam tubuh sehingga berakibat timbulnya gangguan-gangguan metabolisme di dalam tubuh. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan energi dimana energi yang masuk lebih banyak daripada yang keluar sehingga kelebihan energi ini disimpan dalam bentuk lemak. Pola makan yang baik disertai aktifitas fisik dan pola hidup yang aktif dapat mencegah kejadian obesitas.

Air susu ibu (ASI) adalah makanan khusus untuk bayi berbentuk cair, bersifat spesifik dan sangat cocok untuk bayi manusia. Produksi ASI dimulai dari bayi baru lahir hingga masa 2 tahun. Oleh karena ASI bersifat khusus dan spesifik maka ASI adalah sumber makanan satu-satunya yang paling tepat untuk menjaga pertumbuhan bayi yang optimal selama 6 bulan pertama kehidupan. Peranan ASI ini sangatlah penting dan integral karena selain sebagai sumber nutrisi juga sebagai zat pertahanan terhadap gangguan dan penyakit yang bisa menghambat pertumbuhan itu sendiri. Oleh karena ASI diciptakan oleh Tuhan secara khusus untuk makanan bayi maka asi mempunyai sifat-sifat khusus. Sifat-sifat khusus ASI inilah yang membuat ASI seharusnya menjadi makanan paling unggul dan menjadi pilihan utama untuk bayi agar pertumbuhan dan perkembangannya berhasil namun dengan ketidaktahuan dan kepercayaan keluarga yang keliru terhadap ASI maka menjadikan ASI bukan pilihan utama.

Setelah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan maka dilanjutkan dengan pemberian MPASI yaitu makanan pendamping ASI. Peranan MPASI adalah sangat penting pada masa setelah 6 bulan karena setelah usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup lagi untuk memenuhi bayi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan MPASI adalah : jenis atau kandungan makanan, jumlah masing-masing, tekstur makanan dan cara pemberiannya.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan disertai pemberian makanan pendamping ASI selama 2 tahun akan mencegah bayi dan balita menjadi stunting dan obesitas. 

Penyebab stunting
Banyak faktor dapat menyebabkan stunting pada anak. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi penyebab langsung ataupun dapat pula menjadi penyebab tidak langsung.
A.     Penyebab langsung :
1.Ibu stunting
2.Kehamilan dini dan jarak kehamilan terlalu dekat
3.Status nutrisi ibu jelek
4.Penyakit dalam kehamilan
5.Bayi kecil masa kehamilan
6.Bayi kurang bulan
7.Bayi berat lahir rendah
8.Bayi dengan penyakit tertentu
9.Praktek pemberian makan pada  bayi dan balita yang salah (ASI dan MPASI)
B.     Penyebab tidak langsung :
      1.Sosial ekonomi
      2.Pengetahuan yang kurang
3.Mitos

Selanjutnya akan dibahas peranan ASI dan MPASI dalam mencegah kejadian stunting dan obesitas.  Praktek pemberian makan bayi dan anak yang tidak tepat mulai dari cara pemberian ASI yang tidak eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI yang salah selanjutnya pemberian makan makanan keluarga yang tidak mencukupi dalam hal kuantitas dan kualitas akan menyebabkan asupan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tidak terpenuhi.
Pengetahuan keluarga yang kurang mengenai bagaimana memilih makanan dan memberikan makanan yang baik juga ikut meyebabkan pertumbuhan anak menjadi tidak optimal. Peranan pemerintah dalam pencegahan stunting juga sangat dibutuhkan. Peranan pemerintah dapat berupa menjaga ketersediaan makanan yang berkualitas dan upaya meningkatkan kemampuan ekonomi sehingga daya beli makanan kaya nutrisi meningkat .

Perlunya dibuat kebijakan tentang pentingnya deteksi dini stunting dan pencegahan stunting, juga meningkatkan pemahaman stunting bagi masyarakat dan melakukan pengukuran bayi dan balitanya secara rutin berkala.upaya untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan praktek pemberian makanan tambahan yang berkualitas juga penting.

Zat vitamin dan mineral dalam ASI yang menunjang pertumbuhan linear (tinggi badan)

Vitamin
Mineral
Vitamin A
Kalsium
Vitamin B1 (tiamin)
Fosfor
Vitamin B2 (riboflavin)
Magnesium
Vitamin B3 (niacin)
Zinc
Vitamin B5 (asam pantotenat)

Vitamin B6 (piridoxin)

Vitamin B7 (biotin)

Vitamin B9 (asam folat)

Vitamin B12 (cyanocobalamin)

Vitamin C

Vitamin D



Penyebab obesitas pada bayi dan balita
Jumlah makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari ada batas minimal dan batas maksimal. Apabila makanan yang dikonsumsi berlebihan maka kelebihan itu akan disimpan sebagai lemak di dalam tubuh. Apabila Cadangan lemak yang disimpan juga berlebihan, maka hal inilah yang disebut dengan obesitas. Jadi obesitas adalah hasil dari suatu proses yang membutuhkan waktu, tidak serta merta terjadi.  Jadi obesitas sebenarnya bisa dicegah secara dini.

Seorang anak yang mengalami obesitas dapat diketahui dengan melihat tanda-tanda klinis dan dengan mengukur (body mass index) BMI atau indeks massa tubuh (IMT). Kecendrungan IMT yang meningkat dari waktu ke waktu dapat digunakan sebagai dasar untuk pencegahan obesitas.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat  menyebabkan asupan kalori menjadi tinggi  antara lain : makanan cepat saji seperti burger, pizza, atau hot dog dan makanan cepat saji lainnya karena biasanya makanan ini mengandung tinggi kalori dan rendah serat. Minuman seperti soft drink yang mengandung gula juga dapat menambah kalori dan menyebabkan obesitas.

Obesitas dapat terjadi sejak masa bayi terutama bayi yang tidak mengkonsumsi ASI secara ekslusif. Hal itu terjadi karena jumlah ASI sudah tertentu, cukup dan tidak berlebihan sehingga tidak akan menyebabkan bayi menjadi obes. Jumlah ASI yang diproduksi cukup sesuai dengan kebutuhan bayi karena dikontrol oleh hisapan bayi. Bila bayi sudah kenyang dan hisapan berhenti maka ASI yang ada akan habis namun akan diproduksi lagi sejumlah yang dihisap sebelumnya.  Berbeda dengan bayi yang mengkonsumsi susu formula. Bayi yang mengkonsumsi susu formula tidak mempunyai batas jumlah yang dikonsumsi. Apabila susu formula yang diberikan melebihi porsi yang dibutuhkan bayi, maka bayi dapat menjadi obes. Untuk pemantauan, sebaiknya sejak usia 7 bulan, IMT bayi tidak meningkat lagi agar bayi tidak menjadi obes di kemudian hari.


Peranan MPASI dalam mencegah stunting dan obesitas
Setelah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, pemberian MPASI yang tepat adalah sangat penting. Kini ibu-ibu millennial semakin terbuka soal MPASI homemade. Ibu-ibu boleh saja memberikan MPASI yang dibuat sendiri asalkan perhatikan kualitas dan kuantitas MPASInya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat MPASI adalah : jenis atau kandungan makanan, jumlah masing-masing jenis makanan, tekstur makanan. Jangan menunda pemberian sumber protein dan lemak karena sang bayi sangat membutuhkan semua zat makanan tersebut dengan segera tanpa kecuali. Pertumbuhan yang sangat cepat sangat membutuhkan semua zat makanan. Apabila ada zat makanan ditunda pemberiannya maka pertumbuhan akan terganggu dan bayi akan mengalami kegagalan pertumbuhan pada akhirnya. Salah satu tanda gagal tumbuh adalah stunting.

Jumlah MPASI yang diberikan harus sesuai kebutuhan bayi, sehingga bayi tidak menjadi obesitas. Pemberian MPASI yang benar tidak akan menyebabkan obesitas, karena teratur dan tidak berlebihan.  Pemberian ASI eksklusif dan MPASI yang benar tidak akan menyebabkan stunting dan obesitas karena semua telah terukur kecukupannya. Stunting dan obesitas sebenarnya bisa dicegah dengan cara rutin mengukur berat badan dan tinggi badan anak sehingga apabila ada kecenderungan ke arah stunting atau obesitas maka dapat cepat segera diatasi. Frekuensi pengukuran untuk bayi 0 sampai 12 bulan sebaiknya dilakukan setiap bulan dan anak balita setiap 3 bulan sekali.

Akhirnya, pemberian ASI secara eksklusif sebenarnya dapat mencegah stunting. Dengan inisiasi menyusui dini sebagai upaya keberlangsungan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian MPASI dan makanan keluarga sebagai bagian dari pemenuhan nutrisi yang cukup dan seimbang, kebutuhan akan asupan makanan selama masa pertumbuhan akan terpenuhi. Selain itu juga dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani ibu-ibu menyusui, pengetahuan tentang cara yang tepat memberikan makan akan menambah kemampuan ibu dalam memberikan nutrisi bagi bayi dan anak balitanya.

Referensi:
1. World Health Organization (WHO). 2014. WHA Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief.
2. Sartika, RAD. 2011. Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia. Makara Kesehatan. 15: 37-43.
3.Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat Wakil Presiden RI. 2017. 100 Kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting): Ringkasan.
4.Rerksuppaphol S., Lakkana Rerksuppaphol. 2017. Zinc supplementation enhances linear growth in school-aged children: A randomized controlled trial. Pediatric Reports. 9:7294.
5.Importance of Exclusive Breastfeeding and Complementary Feeding among Infants. Diakses dari: http://www.foodandnutritionjournal.org/volume2number2/importance-of-exclusive-breastfeeding-and-complementary-feeding-among-infants/


Salam IP3H(tika)

Rabu, 23 Januari 2019

BERITA MEDIA CETAK 25 JANUARI 2019


PELAYANAN PRIMA (Service Excellent)


PELAYANAN PRIMA (Service Excellent)

Membangun budaya pelayanan dalam suatu organisasi adalah pekerjaan besar. Pekerjaan ini melibatkan setiap orang dalam organisasi dimana diharapkan mereka bukan sekedar bekerja,akan tetapi juga mau melibatkan perasaan,pikiran serta mengembangan prilaku. Tanpa hal tersebut sulit dikembangkan adanya budaya pelayanan prima (service excellent).

Peningkatan terus menerus (continuous improvement) harus selalu diasah agar pelayanan terhadap pelanggan pun meningkat dari waktu ke waktu. Peran anggota/karyawan dalam  suatu organisasi menentukan kelangsungan organisasi itu sendiri. Apabila mutu pelayanan meningkat, dampak pada organisasi secara menyeluruh akan dapat dirasakan pula oleh para anggotanya.

Pelayanan prima (service excellent) pada dasarnya adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi keinginan atau hasrat menusia seperti tersebut di atas, baik berhubungan dengan sisi customer maupun sebagai pemberi layanan. Maka layanan prima bukan hanya memberikan kepuasan kepada customer saja melainkan juga usaha mengenakan dan memberikan layanan.

Customer yang dimaksud ada dua bagian, customer external dan customer internal. Etika pelayanan merupakan prilaku dalam memberikan pelayanan yang etis sesuai janji dan komiment. Perilaku pelayanan yang baik dipengaruhi oleh kejujuran, emosi baik kepercayaan diri, tanggung jawab, kepatuhan pada kode etik pelayanan dan integritas diri untuk pelayanan berkualitas, akan menghasilkan kualitas etika pelayanan yang sempurna.

Mengembangkan lingkungan kerja yang berorientasi kepada pelayanan yang etis, untuk pelanggan eksternal dan internal, merukan keunggulan yang akan membuat perusahaan selalu sukses di frontline.

Pelayanan prima (service excellent) senantiasa memenuhi kebutuhan customer, menghadirkan pelayanan yang berkualitas dengan kenyamanan yang optimal, mengutamakan keramahan, sopan santun,selalu menerapkan 3 S (senyum,sopan,salam), helpful dan memiliki product knowledge pengerjaan tepat waktu, tingkat kesalahan yang hampir tiada, kecepatan pelayanan, tenaga terampil, pengiriman yang rapi dan terjaga, penangganan complain yang baik, perhatian yang serius terhadap customer,serta mempunyai kecakapan dalam berkomunikasi yang baik.

( Liputan Suhaimi/ Humas RSMH)