Kamis, 30 Mei 2019

CUTI LEBARAN, IGD RSMH Palembang 24 JAM


CUTI LEBARAN
IGD RSMH Palembang tetap Melayani  24 Jam



Saat cuti bersama 3, 4 dan 7 Juni 2019 RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang tetap melayani pasien, namun sifatnya terbatas. Untuk rawat jalan hanya poliklinik anak dan penyakit dalam, sementara IGD tetap buka selama 24 jam. Direktur Utama RSMH palembang dr.Mohammad Syahril menjalsakan dua pelayanan rawat jalan seperti penyakit dalam dan anak tetap buka seperti biasa mulai pukul 08.00 wib sd pukul 14.00 wiib. Sementara IGD selalu siaga 24 jam.

“Pelayanan yang sifatnya rutin seperti hemadialisa dan kemoterapi juga tetap berjalan” katanya saat kegiatan pembagian bingkisan dengan pasien RSMH. Supaya operasional lancar pihaknya membagi kerja karyawan sistem shift dan manajemen yang bertanggung jawab misalnya jajaran direksi nanti gantian memantau. Jadi jika ada apa-apa diluar medik seperti mati lampu, banjir , atau air mati termasuk kejadian luar biasa seperti kecelakaan atau keracunan massal, RSMH siap. Diakuinya kunjungan pasien memang menurun, bahkan bisa separuhnya dari biasanya. “Namun 2-3 hari setelah lebaran membludak lagi,” imbuhnya.
 
Sementara , rabu lalu pihaknya melaksanakan kegiatan bhakti sosial (baksos) dengan memberikan bingkisan kepada pasien. Kegaitan ini diadakan IDI Kota palembang, IKA FK UNSRI dan didukung penuh oleh RSMH.

Sebagai wujud kepedulian dan berbagi kepada masyarakat yang sedang dirawat di RSMH, ada ribuan paket makanan dan kain sarung hasil sumbangan para dokter RSMH dan anggota IDI, demikian disampaiakn oleh dr.Zulkhair Ali, sebagai Ketua IDI cabang Palembang. 

( Humas RSMH )   

Kamis, 23 Mei 2019

Waspadai Diare pada Anak

Diare masih menjadi masalah kesehatan Indonesia, penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada anak. Didunia 6 juta anak meninggal setiap tahunnya dikarenakan diare.

Demikian disampaikan Anggra Dieta,S.Farm dari Instalasi Farmasi, kamis (23/05) dengan topik Diare pada Anak, pada penyuluhan di rawat jalan lantai 1 dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.

Yang dimaksud diare yaitu BAB lebih dari tiga kali, atau lebih banyak dari pada ampas dan dapat disertai mencret, dan dapat membahayakan karena banyak kekurangan cairan tubuh menjadi lemas

Dijelaskannya, penyebab diare itu sendiri sendiri dari kuman bakteri yang termakan oleh anak yang didapat dari jajanan yang sembarangan, tangan atau kuku yang panjang dan kotor, makanan yang kadaluarsa, dan malabsrobsi usus.

Selanjutnya, untuk mengatasi jika sudah terjadi diare dengan cara yang pertama yaitu menganti cairan tubuh dengan meminun larutan oralit, dapat juga dengan memakan pisang, banyak minum air putih atau air kelapa.

Yang kedua memberikan suplemen zinc, karena terbukti mengurangi lama dan beratnya diare, dan dapat mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan, karena fungsi zinc sebagai antioksidan, menguatkan sistem imum, dan dapat menjaga keutuhan epitel usus.

Cara selanjutnya yaitu dengan memberikan dukungan nutrisi gizi yang seimbang dengan tetap memberikan ASI, dan pemberian Antibiotik yang selektif yang hanya diberikan pada disentri dan kolera.

Untuk mencegahan diare dengan jangan jajan sembarangan, mejaga kebersihan tangan dengan cara cuci tangan sebelum makan, dan lihat lebel kadaluarsa, bila kondisi anak yang terkena diare tidak membaik selama tiga hari setelah pemberian obat, segerah hubungi petugas kesehatan. tutupnya

Salam
Ip3Humas (leni/pkrs)

Rabu, 22 Mei 2019

LANSIA BERDAYA KELUARGA BAHAGIA
(Oleh Dr.Nur Riviati, Sp.PD, K.Ger)

Jumlah populasi warga usia lanjut di Indonesia  pada tahun 2035 diperkirakan  akan mencapai 41 juta jiwa, dan pada tahun 2050 mencapai 80 juta jiwa. Peningkatan ini  terjadi secara eksponensial, berarti setiap 4 penduduk yang kita jumpai maka 1 orang yang berusia lanjut.Terjadinya transisi demografi di Indonesia akan diikuti dengan transisi epidemiologi. Jenis penyakit pada kelompok populasi ini tentunya berbeda, yang di dominasi dengan penyakit degeneratif , penyakit kardiovaskuler, serta keganasan.
selain itu peningkatan jumlah warga usia lanjut akan meningkatkan jumlah pasien geriatri.

Pasien geriatri mempunyai karakteristik tertentu yang perlu di bedakan dengan warga usia lanjut namun sehat. Karakteristik pasien geriatri adalah :
1.  Multipatologi yaitu pada satu pasien terdapat lebih dari 1 penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif.
2.  Menurunnya daya cadang faali, yang menyebabkan pasien geriatri amat mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih ( Failure to Thrive)
3.  Perubahan tanda dan gejala penyakit dari yang klasik.
4.  Terganggunya status fungsional pasien geriatri : status fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari - hari. yang menggambarkan kemampuan umum seseorang dalam memerankan  fungsinya sebagai manusia mandiri, sekaligus menggambarkan masalah kesehatan secara umum.
5.  Kerapnya terdapat gangguan nutrisi , gizi kurang atau gizi buruk.


Hal ini merupakan tantangan bagi kita khususnya praktisi medis dalam memberikan pelayanan  pada  pasien  usia lanjut, diperlukan  pendekatan   paripurna  pasien geriatri   
( Comprehensive Geriatric Assessment / CGA) dengan sifat/jenis pendekatan yang di gukanan adalah interdisiplin.

Untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produkif harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin selama siklus kehidupan manusia sampai memasuki fase lanjut usia,  dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang harus dihindari dan faktor-faktor protekif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia.

Tujuan umum kebijakan pelayanan kesehatan lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan  untuk mencapai lansia sehat, mandiri, aktif, produkif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat.

Tujuan khususnya adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan  lansia;
1.  Meningkatkan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan pihak terkait lainnya,
2.  Meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan lansia,
3.  Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat dan lansia dalam upaya peningkatan kesehatan lansia.
4.  Meningkatnya peran serta lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Berdaya berarti lansia diharapkan berkemampuan fisik, kognitif, emosional, sosial, ekonomi yang baik dan dapat mengatasi (mengelola stresor) dan berbagai rintangan.
Terdapat Tips untuk lansia tetap sehat, berdaya dan mandiri dari Alm.R.Boedhi Darmojo yang dikenal dengan bapak Geriatri Indonesia :
Berat badan berlebih di hindari

Aturlah makan dengan gizi seimbang

Hindari faktor – faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) : tekanan darah tinggi, penyakit kencing  manis, penyakit jantung koroner, dll

Agar terus berguna, lakukan kegiatan-kegiatan /hobi yang bernanfaat sesuai kemampuan

Gerak badan teratur wajib terus dilakukan

Iman dan taqwa ditingkatkan serta kelola stress

Awasi dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Tentunya kita selalu berharap dan berupaya mewujudkan lansia sehat, aktif dan mandiri khususnya di Palembang. Dalam rangka memperingati Hari Lansia Nasional (29 Mei) tahun 2019  dengan tema dari Kemenkes “ LANSIA BERDAYA KELUARGA BAHAGIA”, Kami dari TIM Geriatri RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang (RSMH) telah mengadakan berbagai rangkaian kegiatan promosi kesehatan, diantaranya : penyuluhan kesehatan, senam Lansia, simposium awan dan talkshow kesehatan.
Kegiatan ini  bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan para lansia mengenai kesehatan, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam Tim Geriatri yaitu: Penyakit Dalam, Rehab Medik, Kesehatan Gigi dan Mulut, Gizi, Kulit & Kelamin dengan topik  tetap tampil cantik dan bugar  serta sehat dan mandiri diusia lanjut”.

Dengan terselenggaranya berbagai kegiatan edukasi ini  diharapkan bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi lansia, semoga dapat menjadi  lansia yang sehat dan mandiri bahagia sampai akhir usia…

Salam IP3H (TIKA)


Selasa, 21 Mei 2019

RSMH SIAP DEKLARASI ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK – WBBM

RSMH SIAP DEKLARASI ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK – WBBM

Sosialisasi pembangunan zona integrasi menuju Wilayah Bebas Korupsi  (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dari Irjen kemenkes RI  dilaksanakan di ruang Aula Utama  pada Rabu (22/05) di buka oleh Direktur Keuangan dr.H.Welly Refnealdi., M.Kes., Ph.D didampingi  Direktur Pelayanan Medis  dan Keperawatan dengan narasumber  Abdul Malik, SKM (Auditor Muda Inspektorat Pusat) dihadiri oleh para pejabat Struktural dan Non Struktural di RSMH.
“Untuk kearah zona integritas menuju WBK dan WBBM, maka dibutuhkan komitmen dan konsisten dari setiap individu (SDM)  diawali dengan mengubah mindset, komitmen yang kuat mulai dari pimpinan sampai bawahan, menerapkan standar secara konsisten, optimalisasi pemanfaatan IT, Inovasi secara kontinyu, serta dengan memberikan pelayanan publik  yang baik dan mutu terus meningkat” demikian disampaikan oleh Abdul Malik dari Irjen Kemenkes RI. “Sebagai institusi pemerintah, RSMH Palembang sudah sepatutnya  mewujudkan wilayah birokrasi yang bersih dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan Nepotisme” lanjutnya lagi.
Sementara itu menurut Direktur Keuangan dr.H.Welly Refnealdi., M.Kes., Ph.D mengatakan bahwa saat ini pencapaian RSMH Palembang sudah sangat baik, salah satunya dengan akuntabilitas  penyusunan laporan kinerja dan evaluasi sakip yang dilakukan setiap bulan , rapat rutin yang dilakukan oleh pokja 1-6, komitmen dan konsisten setiap individu terhadap WBK dan WBBM sangat baik, sehingga dalam waktu dekat dirinya optimis, pendeklarasian zona integritas menuju WBK dan WBBM dapat terwujud. Harapan dr. Welly , Irjen Kemenkes RI dapat memberikan  dukungan penuh  dan motivasi terhadap langkah yang akan diambil oleh RSMH Palembang.

( Suhaimi Humas RSMH)


Senin, 20 Mei 2019

DETEKSI DINI GANGGUAN BERKOMUNIKASI PADA ANAK


DETEKSI DINI GANGGUAN BERKOMUNIKASI PADA ANAK
Nara sumber Ernawati Purwani, A.Md.TW ( Terapi Wicara IRM ).


RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dari unit keja Instalasi Rehabilitasi Medik berkoordinasi dengan Promosi Kesehatan Rumah Sakit mengadakan penyuluhan langsung ke pasien, pengunjung  dan keluarga pasien, Senin ( 20 Mei 2019 ), mengambil Topik “ DETEKSI DINI GANGGUAN BERKOMUNIKASI PADA ANAK “ bertempat diruang tunggu poli rehabilitasi Medik  RSMH, dengan Nara sumber Ernawati Purwani, A.Md.TW ( Terapi Wicara IRM ). Kegiatan ini dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan untuk unit Terapi Wicara Instalasi rehabilitasi Medik. Berlangsung selama lebih kurang 1 jam kegiatan mulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 09.30 Wib diselingi sesi tanya jawab kepada audien atau pasien/ pengunjung/ keluarga pasien yang hadir.

APA ITU DETEKSI DINI GANGGUAN BERKOMUNIKASI
Deteksi Dini adalah Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah perkembangan wicara dan bahasa anak normal atau mengalami gangguan Deteksi dini dilakukan melalui kegiatan wawancara, observasi dan tes.
MENGAPA DETEKSI DINI DILAKUKAN ?
Deteksi Dini dilakukan  untuk mengetahui bagaimana perkembangan wicara dan bahasa anak, apakah sesui dengan kelompok usianya. Deteksi dini merupkan lngkah awal untuk menentukan terapi wicara agar perkembangan wicara dn bahasa anak dapat lebih maksimal sehingga anak dapat berkomunikasi sebagaimana anak lannya.

MANFAAT DETEKSI DINI
·    Untuk memberikan informasi mengenai kemampuan bahasa Wicara anak bak tu Refresif atau Ekspresif, apakah sesuai usianya atau mngalami keterlambatan.
·     Agar anak yang mengalami gangguan komunikasi dapat segera mendapatkan pelayanan dan penanganan khususnya PELAYANAN TERAPI WICARA.

BIDANG KEMAMPUAN ANAK YANG DI DETEKSI
·       -  Kemampuan Reseptif (Pemahaman )
 Yaitu Keampuan dalam memaham bahasa dan wicara seperti Pemahaman dalam perintah sederhana yang   diberikan.
·        -  Kemampuan Ekspresif (Pengujaran atau Kemampuan Lisan )
  Yaitu Kemampuan anak dalam mengeluarkan Ide, Perasaan, Keiinginan dengn menggunakan Ujaran / Lisan.

PELAKSANAAN DETEKSI
·       Tehnik Wawancara
-       Wawancara dilakukan dengan orang tua / keluarga
-       Materi wawancara meliputi aspek aspek perkembangan seperti perkembangn Motorik, Sosial yang berkaitan dengan perkembangan Wicara.
·        Tehnik Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati prilaku anak dalam situasi yang sesuangguhnya maupun      dalam  situasi yang sengaja diciptakan.
Tes
Tes dilakukan oleh pemeriksa kepada anak dengan berpedoman pada materi Tes yang sudah tersedia ( Format Tes Deteksi Dini Gangguan Kemampuan Berkomunikasi )

Dari serangkaian tehnik yang dilakukan dalam deteksi dini gangguan berkomunikasi ( wawancara, Observasi dan Tes ), Maka dapat diketahui kemampuan bahasa dan wicara anak apakah sesuai dengan usianya atau mengalami keterlambatan.
Upaya  deteksi dini gangguan berkomunikasi merupakan salah satu dasar pembinaan gangguan kemampuan berkomunikasi anak yang bertujuan mendorong perkembangan komunikasi secara Optimal pada anak, baik secara pemahaman maupun kemampuan Lisan.
Perlu diketahui bahwa perkembangan bahasa dan wicara anak dipengaruhi beberapa factor Intern ( Kemampuan yang ada pada anak sendiri seperti IQ, Pendengaran, penglihatan ) dan factor Ekstern ( factor lingkungan seperti Stimulasi dan Sosialisasi ). Akan lebih bak bila orang tua atau keluarga bekerjasama memahami perkembangan bahasa dan wcara anak serta memahami ksulitan kesulitannya sehingga akan diperoleh Hasil Yang Lebih Optimal, pungkas narasumber mengakhiri penyuluhan  hari ini.
Di diakhiri dengan tanya jawab kepada  narasumber dari  peserta dengan suasana santai dan akrab.

PKRS - IP3 - Humas Palembang
( Anie Gumay )



Penggunaan Obat Saat Puasa

Bulan suci ramadhan merupakan bulan penuh berkah dan rahmat, dimana semua umat islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa, menurut Badan Statistik pada tahun 2010, sebesar 87.2 persen penduduk Indonesia beragama islam.

Demikian disampaikan oleh Santi Margareta S.FARM, dari Instalasi Farmasi bagian Apoteker, Selasa, 21 Mei 2019. Diruang tunggu poli lantai 1 yg dihadiri oleh penggunjung Rumah Sakit

Santi mengatakan obat - obat yang tidak membatalkan puasa yaitu dalam bentuk yang tidak diminum melalui mulut dan masuk saluran pencernaan.

"Diantaranya obat yang tidak membatalkan puasa yaitu obat yang diserap melalui kulit (salep, gel, krim dan plester), obat yang diselipkan dibawah lidah (ISDN, Nitrogliserin untuk angina pektoris), obat - obatan yang disuntikkan baik melalui kulit, otot, sendi dan vena, kecuali pemberian makan melalui intravena, obat tetes mata hidunh dan telinga, obat kumur, obat asma, O2, dan obat suppositoria".

Selanjut ia menjelaskan penggunaan obat saat bulan puasa perlu kehati - hatian dalam merubah jadwal minum obat, seperti obat yang diminum satu kali sekali tidak ada perbedaan ketika digunakan saat bulan puasa, sedangkan obat yang diminum dua kali sehari disarankan untuk diminum pada saat saur dan berbuka.

"Sedangkan untuk pemakaian obat tiga atau empat kali sehari, dapat diganti dengan obat yang lain, yang masih memiliki efek yang sama, tetapi memiliki durasi aksi yang lebih panjang tapi dengan resep dokter, jika tidak bisa diganti, maka penggunaanya adalah waktu berbuka puasa hingga saur, yang sebaiknya dibagi dalam rentang waktu yang sama".

Perubahan jadwal waktu minum obat mungkin dapat mempengaruhi efek terapi obat, sehingga perlu perhatian khusus  dalam merubah jadwal minum obat. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter atau apoteker, tutupnya.
 
Salam
IP3H (leni/pkrs)

Jumat, 17 Mei 2019

Pasien Mempunyai Hak dan Kewajiban Atas Pelayanan RS

Pasien mempunyai Hak atas pelayanan yg ada di rumah sakit dan mempunyai Kewajiaban atas aturan yg ada di rumah sakit.

Hak pasien terhadap rumah sakit atas pelayanan yg diterima dan ketentuan mengenai kewajiban pasien diatur dengan peraturan UU RI Nomor 44 Tahun 2009, dimana terdiri dari 4 kewajiban pasien dan 18 hak pasien.

Demikian yang disampaikan Fihrin Kusuma, SH,MHum dibagian Etik dan Hukum di Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin Palembang, memberikan penyuluhan untuk pasien dan keluarga pasien di lingkungan RSMH Palembang dengan topik Hak dan Kewajiban Pasien

Ia mengatakan, bukan saja pasien harus  menuntut haknya saja, tapi juga harus menaati kewajiban atau aturan yg berlaku di RS ini, bila mana aturan itu dilanggar pihak RS dapat menegur langsung ke pasien ataupun keluarganya.

"Salah satu peraturan rumah sakit jumlah yang menjaga pasien hanya satu atau dua orang dengan ketentuan berlaku dan harus memiliki kartu jaga, dan Hak pasien itu sendiri, mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis dan lainnya".

Selanjutnya, pasien dalam memberikan informasi harus  lengkap dan jujur kepada petugas kesehatan tentang masalah kesehatannya  dan pasien harus mematuhi kesepakatan yg telah ditetapkan dengan rumah  sakit.

Diharapkan dengan menaati masing - masing aturan Hak dan Kewajiban pasien, dapat meningkatkan layanan yang diberikan oleh RSMH kepada masyarakat terutama masyarakat Sesumatera Selatan.

Dengan berjalannya aturan UU RI Nomor 44 Tahun 2009 pasal 31 dan 32 tentang perumah sakitan, pasien dan keluarga pasien dapat mengerti dan tau akan Hak dan Kewajibannya sesuai dengan prosedur yang ada di rumah sakit ini. tutupnya

Ip3H (leni/pkrs)